Empat puluh dua

27K 3.2K 284
                                    

Setelah pulang olahraga Jeje menemani sang mama belanja ke pasar, belanjan kali ini cukup banyak karna Amika akan mengadakan acara syukuran di rumah.

Selang waktu beberapa menit akhirnya Jeje dan Amika sampai di sebuah pasar yang sering mereka kunjungi. Pasar tersebut terkenal dengan nama pasar buaya. Jeje tak tau pasti kenapa pasar tersebut dinamakan pasar buaya, yang pasti di sini tidak ada yang menjual buaya.

Sumua bahan-bahan yang tertera di kertas yang di bawa sang mama tadi sudah tercentang semuanya kecuali prasmanan saji.

Setelah lelah berkeliling mencari prasmanan akhirnya Jeje dan Amika menemukan barang yang mera cari-cari tersebut. Jeje bernapas lega dan berharap habis ini dia akan segara pulang, namun harapan itu musnah ketika melihat kelanjutan drama di hadapanya.

"Ini berapa?" ucap Amika mulai bertanya harga prasmanan saji tersebut.

"550.000 buk," ucap penjual ramah

"500.000 aja deh ya," ucap Amika menawar prasmanan tersebut.

"Nggak bisa buk, udah harga pas," ucap Penjual

"500.000 aja deh ah," ucap Amika berusaha menawar kembali.

"Yaelah bu, serius kagak bisa," ucap penjual mulai jengkel.

"Yaudah deh, ucap Amika kemudian menarik tangan Jeje untuk meninggalkan penjual tersebut.

"Mama apaan sih, kita udah capek nyari itu lo maa," ucap Jeje sewot serta merasa gemas dengan sang mama

"Diam aja kamu, kamu pelan-pelan aja jalan nya," ucap Amika sedikit berbisik.

"Yaudah deh bu, 500.000 aja ," ucap Penjual pasrah

"Ah mantap" ucap Amika sambil menahan senyumnya.

"Assatagfirullah, bukan mama Jeje,"

Sekarang Jeje dan Amika sudah di dalam mobil menuju perjalanan pulang, tiba-tiba Amika mengingat belum mengonfirmasi ustadz yang akan mengisi acara di rumah nanti maka dari itu Amika meminta Jeje untuk mengirim pesan kepada ustadz tersebut.

_____________________________________

Ustadz

Jeje
Assalamualaikum wr.wb
Afwan ustadz, jeje di suruh mama menanyakan apakah ustadz bisa mengisi hati ini?

Ustadz
Waalaikumsalam wr.wb
Afwan ukhti, tolong sampaikan ke mama kalau saya harus tanyakan dulu kepada istri saya.

"Ma kata ustadz nya dia tanyain sama istri nya dulu," ucap Jeje kepada sang mama

"Yaudah kamu bilang aja acaranya hari ini, biar ustadz itu langsung izin sekarang," ucap Amika sambil menyetir

Jeje
Afwan ustadz, acaranya hari ini

Ustadz
Kenapa harus hari ini
Masalah hati kan bisa di bicarakan dulu.

Jeje mengerutkan keningnya, dia merasa heran dengan jawab sang ustadz, masalah hati apakah yang ustadz maksud?

"Kenapa je?" ucap Amika bertanya karna melihat Jeje seperti orang kebingungan.

"Ini ma, kok ustadz nya jawab pakai masalah hati sih?" ucap Jeje

"Lah kok, coba kamu bacaain dari awal," ucap Amika yang sudah ciriga dengan isi pesan anaknya tersebut.

Jeje langsung mencari chat paling atas kemudian membacakan pesan tersebut dengan pede nya, namun baru membaca beberapa kata Jeje meringis melihat pesan yang dia kirimkan tersebut.

"Asstagfirullah ma, Jeje salah ketik,"

"Hah, kamu bikin apa emangnya?

Jeje
Saya salah ketik ustadz, maksud jeje apakah ustadz bisa menghadiri acara HARI ini?

Ustadz
Oalah, insyallah saya bisa.

Jeje meruntuki dirinya dalam hati kenapa dia bisa seceroboh ini? Samapi di rumah pun Jeje hanya cengegesan mendengarkan omelan sang mama.

"Gerry, Jeje sekarang tambah pintar lo ger," ucap Amika kepada Gerry yang sedang menonton televisi

"Kenapa tan?" ucap Gerry sedikit kebingungan.

"Itu loo.-" ucap Amika terpotong karana Jeje segara menarik Amika ke arah belakang.

"Jeje menang idola cilik," ucap Jeje ngasal

"Idola cilik?" gumam Gerry

........................................................................................

Sekarang jam telah menunjukan pukul 4 sore, Jeje sedang bersiap-siap untuk keluar, dia telah berjanji akan pergi bersama Pak Elvan.

Jeje berjalan keluar pintu dan di sana telah terlihat seseorang yang bisa di katakan orang yang selalu ada dikala susah maupun senang. Tapi lebih banyak sebangnya.

Terlihat Pak Elvan yang langsung berdiri ketika melihat kehadiran Jeje sambil tersenyum manis, kali ini Jeje tak tau kemana Pak Elvan akan membawa nya.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Ternyata Pak Elvan membawa Jeje ke suatu restoran yang cukup mewah serta letak nya juga cukup jauh dari rumah Jeje, Jeje sempat berfikir kenapa Pak Elvan mengajak nya sejauh ini hanya untuk makan?

Dikarenakan perutnya terasa lapar Jeje tak ingin berbasa basi atau pun memikirkan hal yang ada di pikiranya, Jeje langsung saja menggandeng tangan Pak Elvan untuk segera masuk ke dalam restoran tersebut.

"Yang ngajak kan aku, kok kamu yang narik sih," ucap Pak Elvan sambil mencubit pipi Jeje pelan.

"Jeje lapar soal nya pak," ucap Jeje cengengesan.

Awalnya hanya makan seperti biasa namun tiba-tiba Pak Elvan seperti ingin berbicara sesuatu penting terlihat dari ekspresi wajahnya yang sedikit tegang, melihat hal tersebut Jeje langsung menjauhkan makanan serta minumanya.

"Kenapa pak?" ucap Jeje bertanya dengan serius pula.

"Kamu nganggap Aku apa?" ucap Pak Elvan menatap mata Jeje lekat

"Kok bapak tiba-tiba nanya gitu?" ucap Jeje gugup.

"Je, kita udah hampir satu tahun dekat, kamu pasti tau kan aku punya perasaan sama kamu,"

"Maksud bapak apa?"

"Aku cinta kamu je,"

"Pak,"

"Pleasee je, Aku butuh berapa lama buat kamu cinta sama aku?"

"Pak,

"Jenifer,"

"PAK! saya belum siap ngomong loo, malah di potong mulu,"

"Trus bapak mau apa?" ucap Jeje

"Saya mau kamu jadi pacar saya," ucap Pak Elvan sambil mengulurkan tanganya

"Deal," ucap Jeje tersenyum sambil menjabat tangan Pak Elvan.

"Jangan panggil bapak lagi ya,"

"kamu mau aku panggil apa? Mas? Dedy? Beby?," ucap Jeje menggoda Pak Elvan

"Udah mulai berani yaa," ucap Pak Elvan menoel hidung Jeje.

Setelah acara makan tersebut selesai Jeje dan Pak Elvan pergi ke rumah panti yang sering mereka kunjungi. Pak Elvan juga telah menyiapakan makanan serta mainan untuk anak panti tersebut.

Baru saja keluar dari mobil terlihat seorang anak berumur 7 tahun yang Jeje ketahui bernama zea berlari ke arahnya.

"kak Jeje tunjukin tugas zea dong," ucap Zea polos

"Apa soalnya zea?" ucap Jeje berjongkok

"Kemampuan makluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan nya disebut?"

"Kalau itu gampang banget zea," ucap Jeje

"Apa jawabanya kak?"

"Silahturahmi," ucap Jeje dengan pedenya kemudian berhasil mendapat pelototan dari Pak Elvan.

BERSAMBUNG...

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang