Dua puluh satu

34K 3.6K 288
                                    

Dan benar saja dahi Pak Bayu terasa sangat panas, Jeje berniat turun ke bawah untuk memberi tau tante Shinta, namun tiba-tiba dia merasakan ada yang menggenggam tanganya.

"Jangan pergi," ucap Pak Bayu sambil mengeratkan genggaman tanganya.

"Saya cuman mau kasih tau tente Shinta pak," ucap Jeje sambil melepaskan genggaman tangan Pak Bayu, namun Pak Bayu tidak mau melepaskan genggamanya.

"Terus bapak mau saya bagaimana?"ucap Jeje

"Kamu cukup diam disini temani saya," ucap Pak Bayu menutup matanya kembali.

"Nanti bapak tambah sakit lo kalau nggak di obatin," ucap Jeje perhatian

Pak Bayu tetap diam menutup matanya sambil menggenggam tangan Jeje, dia tak berniat sedikitpun menanggapi ocehan Jeje.

Telah 20 menit Jeje diam di ruangan ini bersama Pak Bayu, Jeje mulai melambai-lambaikan tanganya ke wajah Pak Bayu untuk memastikan Pak Bayu telah tertidur.

Setelah mengetahui pasti Pak Bayu telah tertidur, Jeje mencoba melepaskan genggaman tangan Pak Bayu dengan hati-hati supaya Pak Bayu tidak terbangun.

Ketika dirasa  sudah memungkinkan Jeje turun ke bawah untuk memberi tau keadaan Pak Bayu kepada  tante Shinta.

Sesampainya di dalam rumah Jeje tidak melihat siapa pun berada dirumah, dia telah memanggil-manggil dari ruang tamu namun tak seorang pun yang menjawab.

Ketika Jeje ingin keluar dari rumah, Jeje mendengar suara orang yang menuruni tangga, ternyata itu asisten rumah tangganya Pak Bayu

"Ada apa non Jeje? Bibik tadi lagi sholat non," ucap Bibik Eti

"Tante mana bik?" ucap Jeje

"Bapak sama Ibuk sudah pergi ke kantor non," ucap Bibik

"Lah kok pintu nya nggak bibik tutup, nanti ada maling loo," ucap Jeje

"Eh iya non, bibik kelupaan tadi," ucap Bibik

"Jeje bisa minta tolong nggak bik? tolongin Jeje beliin obat demam di apotek," ucap Jeje

"Bisa non, emang nya siapa yang demam non?" ucap Bibik

"Pak Bayu bik, oh iya ada es batu untuk kompresan nggak bik," ucap Jeje

"Ada, sebentar non Bibik ambilin," ucap Bibik

Setelah mendapatkan es batu Jeje kembali ke rumah kayu tadi, sedangkan Bibik pergi ke apotek untuk membeli obat demam.

Ketika sampai di dalam rumah tersebut Jeje segera menempelkan kain kompresan di dahi Pak Bayu dengan hati-hati.

Bayu terbangun ketika merasanya benda yang basah menempel di dahinya, dan dia juga merasakan tangan yang dia genggam tadi tidak ada lagi di tanganya, Bayu menoleh kesamping lalu melihat Jeje duduk sambil membaca sesuatu di handphonenya dengan sangat serius.

Tanpa aba-aba Bayu menarik tangan Jeje kembali untuk dia genggam, ntah mengapa dia sangat suka menggenggam tangan Jeje.

Jeje terkejut ketika tanganya di tarik kembali oleh Pak Bayu sampai-sampai handphonenya terjatuh.

Jeje kembali mengambil handpnonenya yang terjatuh di lantai, kemudian  melanjutkan membaca cara menangani orang yang sedang demam di Google, Jeje juga membiarkan Pak Bayu menggenggam tanganya.

Tak lama Bibik datang membawa obat, makanan serta minum untuk Pak Bayu.

"Makasih bik," ucap Jeje

"Iya non sama-sama," ucap Bibik "bajunya di ganti dengan baju yang tipis non biar panasnya keluar," ucap Bibik

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang