Dua puluh

34.2K 3.7K 312
                                    



Hari ini adalah hari minggu yaitu hari dimana bangun siang menjadi rutinatas wajib bagi Jenifer.

Namun disayangkan tidurnya pagi ini tak berjalan dengan lancar karna Amika berulang kali menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Jeje, tolongin mama masak!" ucap Amika sambil menggedor-gedorkan pintu.

Jeje terpaksa bangun kemudian menolong mamanya memasak seperti biasa Jeje berpura-pura tidak bisa memasak.

"Nanti siang bawa pacar kamu ke rumah ya je."ucap Amika santai.

"Hah? pacar yang mana?" ucap Jeje terkejut mendengar penuturan sang mama.

"Emang pacar kamu ada berapa?  Rifan bilang kemaren dia kamu kenalin sama pacar kamu," ucap Amika.

"Oh, Bayu iya iya," ucap Jeje manggut-manggut gugup.

Setelah membantu mama memasak Jeje mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan, jika dia meminta tolong kepada Pak Bayu itu sangat mustahil karna Pak Bayu telah memiliki pacar, Jeje hanya takut nanti timbulnya kesalah fahaman lalu jika Jeje jujur tentang yang sebebarnya mama pasti akan marah padanya.

Jeje berjalan ke arah ruang keluarga sambil berfikir dan di sana Jeje melihat sang papa  sedang menonton televisi.

"Je, je, je," ucap Bagas.

"Apa pa?" ucap Jeje.

"Tadi papa liat ibu-ibu kecopetan di depan," ucap Bagas.

"Kok nggak papa bantuin?" ucap Jeje.

"Papa nggak bisa bantuin," ucap Bagas.

"Lah kok Nggak bisa?, emngnya di depan mana?" tanya Jeje penasaran.

"Disitu, ucap papa sambil menunjuk televisi.

"Oh, buang aja tv nya pa," ucap Jeje kesal sedangkan Bagas tertawa melihat kekesalan sang anak.

Sabar je orang tua

Nggak tau orang lagi panik ni papa

Jeje kembali ke pemikiran awalnya yaitu tentang apa yang harus di lakukanya.
Ketika asik dengan pemikiranya sendiri handphonenya berbunyi menandakan pesan masuk.
________________________________
Dosen

Dosen
Yang kemaren itu adek kandung saya
Kamu bisa ke rumah saya sekarang?

________________________________
Mata Jeje melebar ketika membaca pesan yang di kirimkimkan dosenya tersebut, setelah itu timbulah beberapa pertanyaan di otaknya. Apa maksud Pak Bayu mengirimkan pesan seperti ini?

Jeje mau terbang tolong...

Jeje segera pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke rumah Pak Bayu,
Setelah siap Jeje berpamitan kepada Amika  untuk pergi keluar.

"Mau kemana kamu je?" Tanya Amika penasaran.

"Mau ke kampus," ucap Jeje berbohong

"Kok wangi banget, mau mengharumkan nama universitas ya je?" ucap Amika

"Ga gitu konsepnya ma, yaelah," ucap Jeje sambil mencium tangan Amika.

Setelah berpamitan Jeje langsung ke rumah Pak Bayu dengan berjalan kaki karna rumah Pak Bayu sangat dekat denganya rumahnya, lagi pula dia malas untuk menyetir.

Merepotkan

Setelah sampai di rumah Pak Bayu Jeje mengetok pintu rumahnya kemudian mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," ucap Jeje

"Waalaikumsalam," ucap Shinta sambil membukakan pintu.

"Pak Bayu nya ada tan?" Ucap Jeje ramah.

"Ada, masuk dulu nak," ucap Shinta.

"Hai kak Jeje." sapa Karen  tiba-tiba keluar dari suatu ruangan yang Jeje duga itu adalah kamar karen.

"Eh hai Karen," ucap Jeje

"Lok kamu kenal dek?" ucap Shinta.

"Kenal dong," ucap karen, kemudian Karen membisikan sesuatu kepada Shinta dan hal tersebut berhasil membuat Jeje menjadi sangat penasaran.

"Ouh jadi Jeje calon menantu tante," ucap Shinta meenggoda Jeje, Jeje terkejut mendengar penuturan dari tante Shinta, dan ketika Jeje ingin menyela papanya Pak Bayu telah duluan berbicara.

"Ma jangan lupa angkat jemuran, soalnya mau hujan," ucap Febri.

"Siapa yang mau hujan pa?" ucap Shinta

"Langitnya," ucap Febri

Ketika Shinta mengangkat jemuran Karen mengajak Jeje ke suatu tempat, Jeje mengikuti Karen dengan terpaksa karna dia tidak enak untuk menolak.

Ternyata Karen membawa Jeje ke taman belakang rumahnya, di sana Jeje melihat rumah minimalis dari kayu yang sangat bagus dan juga unik.

Ternyata Karen membawa Jeje ke taman belakang rumahnya, di sana Jeje melihat rumah minimalis dari kayu yang sangat bagus dan juga unik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu rumah siapa Karen?" ucap Jeje

"Rumah Karen, masuk yok kak," ucap Karen

Ketika ingin masuk ke rumah minimalis tersebut Karen teringat memiliki janji dan menyuruh Jeje untuk masuk kemudian melihat-lihat sendiri.

Awalnya Jeje tak enak memasuki rumah orang sembarangan namun rasa penasaranya membuang jauh-jauh rasa tidak enak tersebut.

Jeje memasuki rumah tersebut dengan hati-hati, sesampainya di dalam Jeje terkagum melihat banyak hiasan serta pajangan antik. Setelah menelusuri lantai bawah, Jeje membaranikan diri menaiki lantai atas rumah tersebut, sesampainya di lantai atas Jeje terkejut melihat Pak Bayu yang masih tertidur di atas ranjang.

Hitungan detik Jeje sadar bahwa dirinya hanya berdua di dalam ruangan ini, Jeje langsung bergegas turun ke lantai satu namun dia mendengar  suara berat memanggil namanya.

"Jenifer," ucap Pak Bayu dengan suara serak, awalnya Jeje mengira itu hanya efek bangun tidur, Tetapi setelah menyadari wajah Pak Bayu yang pucat dan juga terlihat lemas . Jeje sangat yakin itu bukan suara khas bangun tidur Pak Bayu.

Dengan hati-hati Jeje mendekat ke arah Pak Bayu kemudian Jeje memberanikan diri untuk memeriksa suhu tubuh Pak Bayu dengan cara menempelkan telapak tanganya,"

Dan benar saja dahi Pak Bayu terasa sangat panas, Jeje berniat untuk turun ke bawah untuk memberi tau tante Shinta, namun Tiba-tiba dia merasakan ada yang menggenggam tanganya.

"Jangan pergi," ucap Pak Bayu sambil mengeratkan genggaman tanganya.

BERSAMBUNG...

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang