Empat puluh

29.5K 3.1K 301
                                    

"Naik," titah Pak Elvan menyuruh Jeje kembali naik ke atas motornya.

"Kemana pak?" ucap Jeje

"Kamu yakin bisa tenangin diri kamu di rumah?" ucap Pak Elvan kemudian Jeje menjawab dengan gelengan.

"Saya temani Kamu," ucap Pak Elvan

Motor tersebut melaju dengan kecepan yang cukup membuat Jeje was-wasan, Jeje sudah meneriaki Pak Elvan untuk memperlambat laju motor tersebut, namun bukanya memperlambat Pak Elvan malah menambah kecepatan motor tersebut.

Tak mempunyai pilihan lain Jeje terpaksa memeluk Pak Elvan karna merasa ketakutan dengan cara bawa motor Pak Elvan yang sangat menantang.

Ketika sampai di sebuah taman yang tidak Jeje ketahui tempatnya, Pak Elvan memberhentikan motornya kemudian turun tanpa menoleh ka arah Jeje sedikitpun. Badan Jeje terasa bergetar dan juga terasa lemas, Jeje merasa Pak Elvan ingin membunuhnya secara perlahan dengan cara menjatuhnya mentalnya terlebih dahulu.

"Gimana?" ucap Pak Elvin

"Bapak mau bunuh saya?" ucap Jeje turun dari motor kemudian berjongkok memegangi dadanya.

"Lega kan?" ucap Pak Elvan sedikit tertawa

"Ngomong kasar boleh ngga pak?," ucap Jeje menatap Pak Elvan tajam.

"Dosa," ucap Pak Elvan kemudian berjalan mencari tempat duduk terdekat di taman. Sedangkan Jeje tak henti-hentinya mengata pria yg ada di depanya di dalam hati.

Di taman tersebut Jeje mulai terbuka kepada Pak Elvan sebab Pak Elvan memancingnya untuk bercerita lagi pula sepertinya Pak Elvan orang baik-baik dan Jeje yakin Pak Elvan dapat di percaya.

Jeje menceritakan semua kisahnya bersama Pak Bayu dari awal sampai akhir, Pak Elvan pun menyimak cerita Jeje sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Tak hanya Jeje Pak Elvan juga mulai terpancing untuk menceritakan menceritakan kisah pahitnya, Jeje yang penasaran pun terus bertanya dan menebak-nebak.

Pertukaran cerita itu berlanjut dengan semestinya namun tiba-tiba Pak Elvan seperti melihat sesuatu yang membuat suasana hatinya menjadi buruk.

"Olivia," ucap Pak Elven tiba-tiba berdiri dan masih sambil mentap objek tersebut.

"Saya pak?" ucap Jeje menunjuk dirinya.

"Iya kamu, masak pohon ini," ucap Pak Elvan memukul pelan pohon yang ada di sampingnya.

"Loh, tapi nama saya Jenifer,"

"Nama panjang kamu siapa?"

"Jenifer olivia sakara,"

"Kan ada olivianya, itu aja kamu perdebatkan,"

" Ya ngga bisa gitu dong pak, orang manggil saya Jeje bukan oliv," ucap Jeje menyangkal.

"Ribet kamu, Nanti pas kita kesana kamu pura-pura jadi adek saya ya," ucap Pak Elvan

"Abang mama mana?," ucap Jeje

"NANTI," ucap Elvan kesal dengan kelakuan Jeje

"Pemanasan," ucap Jeje tanpa dosa.

Jeje megekori Pak Elvan sampai Pak Elvan berhenti di depan seorang perempuan dan seorang laki-laki yang Jeje tepak memiliki hubungan spesial.

"Syovie, Itu tas aku yang beliin, balikin lagi," ucap Pak Elvan.

"Nggak bisa gitu dong, kamu kan udah kasih ke aku," ucap Syovie

"Kamu lupa sama janji kamu?" ucap Pak Elvan

"Tapi ngga gitu juga El?" ucap Syovie sedikit menaiki nada bicaranya.

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang