Sembilan

36.8K 3.8K 229
                                    

Jangan lupa vote, komen and shere ke media sosial yang kalian punya🤣😁

Setelah makan eskrim Pak Bayu mengantar Jeje dan Salsa kembali ke taman, karena Jeje meninggalkan mobilnya di sana.

Sesampainya di taman Jeje langsung menuju tempat mobil nya terpakir dan langsung mengantarkan Salsa pulang. Dalam perjalanan pulang Salsa merasa jenuh.

"Aunty, pinjam handphone nya dong, Salsa bosan," ucap Salsa sambil memajukan bibirnya.

"Nih," ucap Jeje sambil menyodorkan handphone nya.

Salsa menemukan foto Oom Bayu yang tersimpan di galeri Aunty nya. Setelah puas melihat-lihat galeri, Salsa membuka game dan langsung memainkanya.

Setelah mengantarkan Salsa pulang, Jeje merasa ada orang yang mengikutinya tanpa pikir panjang dia  menambah kecepatan mobil dan benar saja motor yang Jeje curigai itu juga menambah kecepatanya.

Lama ke lamaan motor yang mengejarnya semakin banyak Jeje dapat menyimpulkan yang mengejarnya adalah geng motor karna mereka memakai jeket yang sama.

Jeje mulai panik karna motor yang mengejarnya semakin dekat dan jumlahnya juga semakin bertambah.

Jeje hanya dapat  melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal dia tidak dapat meminta pertolongan karna dia sekarang berada di jalanan yang sepi.

Jeje mulai mencari keberadaan handphone nya. Setelah dapat, Jeje mencari kontak bang Rifan ketika sedang mencari kontak Rifan Jeje terkejut mendengar bunyi tembakan sampai-sampai handphone nya terjatuh. Dan benar saja geng motor tersebut menembak kaca spion mobilnya.

Tubuh Jeje mulai bergetar ketakutan dia sekarang tak lagi dapat berfikir jernih dada nya tiba-tiba merasa sesak dan kepalanya juga terasa sakit.

Geng motor tersebut menembakan kembali pelurunya tembakannya sekarang tepat mengenai roda belakang mobilnya dan mengakibatkan mobilnya kehilang kendali. Tidak ingin mengambil resiko Jeje menginjak rem sekuat tenaga sampai mobilnya berhenti.

Rombongan geng motor tersebut terun dari motor dan menghampiri mobil Jeje salah satu dari mereka menggedor-gedor pintu mobil dengan sangat keras.

Jeje memberanikan diri melihat ke arah luar jendela Jeje semakin takut melihat tampang-tampang sangar rombongan geng motor tersebut.

"WOi, BUKAK  WOI!!!" ucap salah satu anggota geng motor  sambil menggedor-gedor pintu mobil.

Jeje tetap diam menangis di dalam mobil sambil berharap ada orang yang menolongnya seluruh badanya terasa lemas, dan wajahnya sangat pucat.

"WOI, BUKAK!!!" ucap anggota geng motor tersebut.

Jeje masih diam tak dapat bergerak sedikit pun dia hanya bisa menangis serta berdoa.

"Mama hiks, papa hiks tolong inn je jee," ucap Jeje dalam tangisnya.

"Bang Rifan hiks, Jeje takut," ucap Jeje memegang dadanya yang terasa sesak.

Brak-.

Geng motor tersebut memecahkan kaca pintu mobil  Jeje dengan batu.

"Wahhh, hey cantik," ucap anggota geng motor  tersebut.

"Ka lian mau ap aa?" ucap Jeje.

Semua anggota geng motor tersebut tersenyum, senyum mereka membuat Jeje semakin takut.

"KALIAN MAU APA?" ucap Jeje berteriak.

"Diam!" ucap salah satu anggota geng motor tersebut.

"Hallo tuan bagas, jenifer sudah di tangan kami."

Deg.

"..."

"Baik tuan"

Jeje terkejut mendengar nama yang di sebut geng motor tersebut Jeje sempat berfikir Bagas yang mereka maksud adalah papa nya namun dia langsung membuang jauh-jauh fikiran tersebut, karna itu sangat tidak mungkin.

Tak berselang lama datanglah sebuah mobil berwarna hitam alangkah terkejutnya Jeje melihat semua anggota geng motor itu menyambut kedatangan papa dan mamanya dengan baik.

"PAPA, MAMA  TOLONGIN JEJE hiks," teriak Jeje sambil menangis tersedu-sedu.

"Cih, papa? Saya bukan papa mu,"ucap Bagas

"Mama ," panggil Jeje pelan dan langsung terjatuh, karna tak mampu lagi menumpu badan nya.

"Diam! saya muak dengan  omongan mu," ucap Amika

"Mama sama papa kenapaa hiks?" ucap Jeje dengan hati teriris.

"Jeje hiks, salah apa sama papa?" ucap Jeje sambil menahan rasa perih di hatinya.

"Saya bilang saya bukan papa mu lagi, saya bggak sudi punya anak seperti kamu,"ucap Bagas.

"Bawa dia! saya tak ingin melihat muka dia lagi," ucap Bagas

"PA, JANGAN PA! JEJE MINTA MAAF PA, JEJE MOHON PA, PAPA..." ucap Jeje berteriak frustasi.

"MA, TOLONGIN JEJE, MAMA SAYANG KAN SAMA JEJE?"

"JEJE SALAH APA MA?"

"MAMA.., TOLONG MA!"

Saat Jejee ingin di bawa oleh geng motor tersebut tiba-tiba Rifan datang.

"BERHENTI!!" teriak Rifan sambil terlari menghampiri Jeje.

"ABANG," ucap Jeje sambil berteriak.

Rifan langsung memeluk Jeje dengan sangat erat, tangis Jeje semakin pecah saat berada di peluka Rifan.

"Abang hiks, Jeje salah apa bang?" ucap Jeje meremas baju Rifan.

"Kenapa papa dan mama membenci Jeje bang hiks,"

Rifan hanya diam membisu sambil mengelus ngelus punggung Jeje, Hati nya terasa hancur dan dia juga tak dapat lagi menaahan air matanya.

"Abang jangan nangis! hiks," ucap Jeje sambil menghapus air mata Rifan.

"Jeje mintak maaf bang, kalau Jeje banyak salah sama abang hiks"

"Jeje banyak nyusahin abang, hiks,"

"RIFAN KE SINI KAMU!!" teriak Bagas.

"Dia adek aku pa," ucap Rifan kembali memeluk Jeje.

BERSAMBUNG....

Yang udah mampir makasih

DosgansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang