Jeje hanya pasrah dengan perintah Pak Bayu dari pada Pak Bayu memberinya nilai D.
Ketika waktu sholat zhuhur datang Jeje meminta Pak Bayu untuk melepaskan tangannya, kemudian dia pergi ke rumah Pak Bayu untuk mengambil wudhu, sebenarnya dia ingin pulang dan sholat di rumah saja namun Jeje tak tega meninggalkan Pak Bayu karna keadaanya belum pulih sepenuhnya.
Tenggorokan Bayu terasa kering Bayu keluar rumah kayu untuk mengambil minum di rumahnya. Saat menuangkan air minum ke dalam gelas Bayu merasakan keanehan dan di tambah suara bibik yang berteriak memanggilnya dan menyuruh keluar dari rumah.
Mendengar teriakan bibik Bayu reflek berlari keluar rumah dengan masih menggenggam gelas yang berisakan air, sesampainya di luar rumah air yang di dalam gelas tadi tinggal setengah akibat tumpah ketika berlari.
Getaran tersebut tidak berlangsung lama, sekitar dua menit setelah kejadian Bayu baru mengingat Jeje yang sedang sholat di rumah kayu, Bayu langsung berlari sekencang mungkin ke arah rumah kayu bahkan dia hampir saja terjatuh karna badannya masih terasa lemas.
Sampai di rumah kayu Bayu merasa sedikit tenang melihat bangunan rumah kayu nya masih utuh tanpa rusak sedikitpun, Bayu segera masuk dan dia melihat beberapa hiasan dinding serta pajanganya berjatuhan di lantai.
Karna tak melihat Jeje di lantai satu Bayu segera naik ke lantai atas untuk memastika keadaan Jeje, Bayu sempat berfikir bahwa Jeje sedang ketakutan di sana namun yang di lihatnya sangat bertolak bekang, kenyataanya Jeje masih kusyuk menjalini sholatnya.
Setelah menyelesaikan sholat Jeje tak melihat Pak Bayu berada di ranjangnya, kemudian Jeje turun ke lantai bawah, Jeje terkejut melihat hiasan dan pajangan Pak Bayu berjatuhan diatas lantai.
Karna tak menemui Pak Bayu di dalam rumah, Jeje mencari di luar kemudian mendapati Pak Bayu yang sedang duduk di bangku taman.
"Pak, pak, gawat," ucap Jeje berteriak menghampiri Pak Bayu.
"Ada apa?" ucap Pak Bayu " mengerutkan keningnya.
"Itu kok hiasan bapak banyak yang jatuh ya, saya nggak ada ngapa-ngapain lo pak, Habis saya sholat hiasanya udah pada jatuh," ucap Jeje bergelidik ngeri.
"Kamu nggak tau yang terjadi barusan?" ucap Pak Bayu heran.
"nggak, emangnya ada apa pak?" ucap Jeje penasaran.
"Tadi gempa, masak kamu nggak kerasa?" ucap Pak Bayu heran.
"Ha, kapan pak? kok Jeje ngak tau ya," ucap Jeje kebinganan.
"Kaki kamu masih nyentuh tanah kan?" ucap Pak Bayu sambil melirik kaki Jeje.
"Maksud bapak Apa? Ucap Jeje kembali bertanya karna tidak mengerti apa yang di maksud oleh Pak Bayu.
Pak Bayu tak menanggapi pertanyaan Jeje dia pergi ke dalam rumah berniat menata kembali hiasannya.
Sedangkan Jeje masih diam di tempat sambil memikirkan apa yang dimaksut Pak Bayu.
"Kaki kamu masih nyentuh tanah?" gumam Jeje sambil berfikir.
"PAK BAYU?" ucap Jeje berteriak kesal sambil mencari keberadaan Pak Bayu.
"Ngapain kamu teriak teriak," ucap Pak Bayu.
"Bapak bilangin saya setan?" ucap Jeje bertanya sambil melototi matanya.
"Kapan?" ucap Pak Bayu seolah tidak tau.
"Barusan," ucap Jeje
"Kapan, Gila kamu," ucap Pak Bayu sambil menaiki pajangan yang berjatuhan.
"Bapak yang gila, Jeje pulang aja deh, besok kalau bapak minta Jeje ke sini lagi Jeje nggak mau lagi ya pak," ucap Jeje mengancam Pak Bayu.
"Kapan saya minta kamu ke sini," ucap Pak Bayu mulai kesal dengan ucapan Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosgans
فكاهة"Pak, saya di depan ruangan bapak Bapak dimna?" "Di kelas" "Pak, saya sekarang sudah di kelas Tapi bapak ngga ada." "Saya sudah di ruangan saya." "Bapak dimana sih? Saya sekarang di depan ruangan bapak, tapi bapak nggak ada, saya capek lo pak dari t...