Sekitar 20 menit menunggu akhirnya Bayu datang dengan wajah yang penuh dengan keringat.
"Bagaimana keadaan Jeje om?"
"Segera masuk kedalam dokter telah menunggu mu."
Setelah darah Bayu di ambil dokter masuk ke ruangan Jeje untuk melakukan transfusi darah.
Sekitar 30 menit menunggu akhirnya dokter dan suster yang lain keluar.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" ucap Amira.
Transfusi darah berhasil tapi respon tubuh Jeje belum ada tanda-tanda perkembangan kita tunggu saja beberapa jam lagi. jika tubuh Jeje dapat merespon darah dengan baik maka Jeje dapat di katakana dalam keadaan aman.
Setelah Jeje di pindahkan dokter dan para dokter pamit untuk mengurus pasien yang lain.
Tak berselang lama Bayu kelur dari ruangan dengan wajah yang terlihat pucat dan lemas.
"Jeje dimana?" Ucap Bayu khawatir
"Kak Jeje di dalam icu mas." ucap Karen sembari memeluk Bayu.
"Saya mau ketemu Jeje sebentar om."
Om Bagas terlihat berfikir kemudian melihat kearah Bayu."Om tanya dokter dulu."
Bagas pun pergi mencari keberadaan dokter dan tak berselang lama Bagas pun kembali.
"Kamu boleh masuk tapi cuman sebentar."
"Makasih om." ucap Bayu bergegas masuk ke ruangan icu.
Bayu membuka pintu icu dengan tidak sabar bau obat-obatan sangat menyenggat di kamar yang disinari sedikit cahaya matahari itu. Hanya bunyi alat pendeteksi jantung yang bayu dengarkan, serta dia melihat beberapa selang infus dan alat ventilator yang membantu Jeje agar tetap bernafas.
"Sayang." Suara Bayu bergetar mendekati tempat tidur. Hati nya sangat terasa sakit melihat banyaknya bekas jahitan di tubuh kekasihnya.
"Maafin saya je, saya nga bisa jagain kamu." ucap Bayu sebari mengelus wajah pucat Jeje.
"Cepat sembuh." ucap Bayu lirih sembari mencium kening Jeje meninggalkan kekasihnya dalam hening di ruangan tersebut
---------------------------------------------------------------
Telah 5 jam berlalu. Bayu berjalan kesana kemari dengan gelisah, kalimat-kalimat penenang Karen tidak di gubris oleh Bayu.
"Bagaimana keadaan Jeje dok?" Tanya Amira khawatir.
"Maaf, belum ada perkembangan." ucap dokter menggeleng yang membuat semua orang menarik nafas.
Setelah mendapatkan kabar tersebut Jeje di pindahkan ke ruangan lain.
"Bagas, kami pulang dulu ya. Besok kami ke sini lagi."ucap Febri menepuk pundak Bagas
"Iya makasih udah jenguk Jeje." ucap Bagas dan di angguki Febri dan Shinta.
"Bayu kamu pulang kan?" Tanya Febri yang melihat kondisi anaknya sudah seperti mayat hidup.
"Aku di sini aja pa." ucap Bayu dengan pandangan kosong.
"Tapi Bayu.-
"Saya bilang saya tidak mau pulang." ucap Bayu menekan semua perkataan tersebut dengan pandangan kosong.
Febri dan Sinta tak marah sama sekali karna meraka paham dengan perasaan Bayu saat ini dan melangkah untuk pulang.
Masih dengan pakaian yang sama Bayu duduk di samping Jeje yang terletak lemas di atas tempat tidur.
Tak ada sepatah katapun terucap. Bayu hanya diam membisu dan air mata yang menjadi saksi perasaan nya saat ini.
"Boleh saya liat Jeje lagi om?" ucap Bayu serak.
Bagas mengangguk merasa iba dengan Bayu saat ini " Tunggu mama Jeje keluar dulu." ucap Bagas dan di angguki Bayu.
Setelah mama Jeje keluar dari ruangan Bayu langsung masuk dengan pakaian khusus ruangan intensif, kedua bola mata bayu langsung terpaku pada sosok gadis yang terbaring di branker.
"Je saya mohon kamu bangun." ucap Bayu lirih kembali menitikan air matanya.
Tittt...
Tiba-tiba Bayu terkaget dengan bunyi nyaring yang berasal dari monitoring yang memantau detak jantung Jeje. Bayu yang panik pun langsung menekan bel yang berada di dekat tempat tidur itu dan langsung datang dokter serta perawat yang langsung memeriksa Jeje.
"Maaf mas, bisa tunggu di luar sebentar." ucap salah satu suster.
Bayu pun mengalah dan berjalan keluar ruangan sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter
"Mas anak kita." ucap Amika menangis tersedu-sedu.
Bagus hanya diam membisu memeluk Amika, Sesekali Bagas menghapus air matanya yang tak terbendung lagi.
Bayu meremas kepalanya gusar sambil berdoa keselamat Jeje di dalam hatinya.
"Kondisi Jenifer saat ini sudah kembali normal. Namun belum ada tanda-tanda kesadaranya. Hanya itu yang saya sampaikan untuk saat ini." ucap Dokter yang menangani Jeje.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosgans
Humor"Pak, saya di depan ruangan bapak Bapak dimna?" "Di kelas" "Pak, saya sekarang sudah di kelas Tapi bapak ngga ada." "Saya sudah di ruangan saya." "Bapak dimana sih? Saya sekarang di depan ruangan bapak, tapi bapak nggak ada, saya capek lo pak dari t...