19. Priority
"Changmin, I love you."
Changmin memiliki seorang sahabat yang sudah dikenalnya sejak kecil, umur 3 tahun pertemuan keduanya yang masih bertahan hingga sekarang. 24 tahun umur mereka sekarang. Changmin sudah mengenalnya selama 21 tahun, bukan waktu yang singkat untuk tak tau bagaimana perasaan sang sahabat.
Walaupun sempat menjalin hubungan dengan orang lain, tapi tetap saja, hatinya tak bisa berbohong jika menaruh rasa pada sahabatnya.
Karena tak mau hubungan mereka rusak, akhirnya saling diam dengan perasaannya. Persahabatan dan cinta memang rumit, mendapatkan cinta itu gampang, tapi Changmin masih ingin persahabatannya tetap baik-baik saja.
Pengakuan Juyeon malam itu membuatnya ingin langsung berteriak membalas, tapi masih diurungkan saat melihat mantan Juyeon yang juga teman kuliahnya, teman dekatnya selain Juyeon.
Changmin tak membalas ataupun mengucapkan sepatah kata, lalu menutup pintu rumahnya meninggalkan Juyeon yang berdiri di luar. Dia menangis di balik pintu, air matanya turun sangat deras jika mengingat perasaannya terbalas.
Tapi bayang-bayang teman terdekatnya, hah, Changmin menghela nafasnya.
Tiba-tiba ingatannya berputar saat pertemuannya dengan Juyeon, pertama kalinya. Tak mengerti saat mamanya mengajak pindah rumah yang ternyata berada di sebelah rumah Juyeon.
"Changmin yang badan kecil lebih manis dari kalian."
"Jangan jahilin Changmin, dasar bocah gak punya hati, nindas mulu mentang-mentang gede."
Bahkaan saat kecil Juyeon sudah tampak sangat besar di matanya, juga bagai pahlawan untuknya. Membelanya dari orang yang mengatainya karena berbadan kecil, lalu juga bertindak layaknya seorang kakak yang melindunginya dari anak-anak nakal.
"Changmin cobain kuenya, aku bantuin bunda tadi."
"Changmin berdiri di bawah pohon ya, foto bentar."
"Changmin pulang bareng aku."
Selalu saja Changmin jadi yang pertama saat menjadi bahan uji cobanya, seluruh hidupnya penuh dengan pengalaman pertama bersama Juyeon. Saat Juyeon mendapat sepeda kecil untuk pertama kalinya, juga akan memboncengnya di belakang. Sama lagi saat SMA, menaiki motor milik Juyeon yang selalu dibanggakannya.
Tapi rasanya sangat aneh dan menyesakkan saat Juyeon mengenalkan pacarnya saat SMA, teman sekelasnya yang jadi sering ke rumah Juyeon dan pulang bersamanya. Tempatnya sempat tersisih, tapi lagi-lagi Juyeon mendatanginya.
Saat itu dia akan pulang sekolah dengan seseorang yang menjadi pacarnya, mendekatinya, menembaknya bahkan sebelum Juyeon mengenalkan pacarnya. Tapi saat itu laki-laki itu tak bisa pulang bersamanya karena mengikuti pelajaran tambahan untuk kelulusan. Juyeon mendatanginya, mengajaknya pulang bersama meninggalkan pacarnya.
"Masih hujan ini, Changmin pulangnya gimana? Tadi bareng kak Eunwoo kan?"
"Iya, nunggu papa jemput kayaknya."
"Kamu bisa minta jemput ayah kamu kan, aku nganterin Changmin."
Mungkin saat itulah Changmin tau bahwa perasaannya untuk Juyeon sudah tumbuh. Walaupun menerima ajakan pulang bersama, hatinya merasa tak tenang, karena bukan hanya satu atau dua kali Juyeon lebih memilih menemaninya. Secara tak sadar Juyeon selalu mementingkannya.
Apakah Juyeon tak sadar dengan perilakunya yang seperti itu, malah membuat pacarnya sakit hati. Selalu saja Changmin, itu yang sempat didengarnya saat Juyeon bertengkar dengan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantica | jukyu
FanfictionBook khusus JuKyu Entah jadi oneshot, twoshot, short story MAIN PAIR JUKYU BXB MATURE