52. Gonza: Sabitah

641 62 0
                                        

Sabitah—bintang penunjuk arah, nampak kecil dengan sinar kompas menerangi dan menjadi penunjuk arah.

***

Juyeon selalu menghabiskan waktunya di dapur rumah, berkutat dengan segala bahan-bahan pembuatan roti. Waktunya yang memang difokuskan membangun bisnis membuatnya jarang bermain dengan Chara—kucing kecilnya. Walaupun sudah menyisakan waktu luang, intensitas bermain masihlah kurang. Alhasil, Chara suka tidak menurut ketika Juyeon memanggilnya.

Keberadaannya memang terlihat kecil, nyatanya, si kecil itulah yang menjadi penunjuk arah baginya jika ia diibaratkan seorang nelayan. Keberadaan bintang kecil yang tampak tidak berubah menjadi arah nelayan kembali pulang, sama sepertinya yang telah dituntun menuju ke kehidupan yang lebih baik—dalam artian ikhlas dan menerima takdir. Tak hanya Juyeon, baik Mamah dan Papahnya pun sangat bersyukur dengan kedatangan Chara di rumah mereka, perlahan si kecil mampu mengembalikan semangat dan tawa Juyeon. Kadang mereka menganggap Chara sebagai pengganti Sunghoon untuk diberikan kasih sayang, Juyeon dan keluarganya tak diperbolehkan bertemu dengan Sunghoon, itu sebabnya Chara selalu dimanja.

Kesibukan Juyeon masih sama, menerima dan membuat pesanan mini cake. Bedanya, kini dia tak hanya berdua dengan sang Mamah, melainkan mengerjakan empat orang sebagai asistennya, juga menambah porsi pesanan untuk sehari dan membuat kue yang lebih besar.

5 bulan berjalan dan penghasilan Juyeon semakin meningkat, rasa yang manis dan bentuknya yang rapi menjadi keunggulan kuenya. Kadang dia juga menerima pesanan kue pernikahan, dengan memakan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Kalau seperti itu Juyeon suka menitipkan Chara ke dokter Changmin, satu-satunya yang dipercaya ketika dia meninggalkan anak kucingnya untuk waktu yang lama. Bukan berarti Juyeon tidak percaya pada Mamahnya, hanya saja tidak mungkin Mamahnya selalu ada waktu untuk Chara si hiperaktif.

Seperti sekarang ini, Juyeon menerima pesanan beberapa kue untuk acara ulang tahun suatu perusahaan, dengan pesanan kue yang cukup rumit dan bertingkat. Malam sebelumnya Juyeon mengabari Changmin agar bisa menitipkan Chara di klinik atau di kafe. Untung saja sang dokter menyetujuinya, dengan satu syarat.

"Kak Juyeon nggak pernah libur kerja, ya? Aku lihat di story tiap hari ada pesanan terus."

"Kadang aku libur hari senin, kalau minggu suka ada pesanan. Tapi, ya ... tetep aja aku selalu nerima pesanan tiap hari."

"Kak Juyeon kapan istirahatnya?"

"Kapan, ya, haha...."

"Libur sehari aja, ya, temenin aku ke suatu tempat."

Bukan untuk pertama kalinya jika Changmin memintanya pergi keluar menemaninya. Dengan dalih meminta untuk ditemani, ia akan berakhir dengan healing seharian penuh. Daripada menuju puncak atau pantai dengan perjalanan yang jauh, Changmin suka mengajaknya menjejalkan berbagai makanan ke dalam indera perasanya, mengunjungi museum, atau bersantai di taman maupun kedai. Healing yang dimaksud Changmin adalah jalan-jalan mengelilingi kota.

"Juyeon, kamu jemput dokter Changmin atau gimana?" tanya Mamah Juyeon yang tiba-tiba muncul dari dapur, lengkap dengan celemek masak dan satu tangan memegang spatula. Niat awalnya Juyeon yang akan mengantarkan Chara ke klinik, namun Mamahnya menginterupsi pembicaraan via telepon, "Dokter Changmin main ke rumah, yuk, nyicipin masakan tante.". Dan pada akhirnya Changmin menerima undangan tersebut.

Juyeon baru turun dari kamar, dengan muka dan badan yang sudah segar ia siap menjalani aktivitasnya hari ini—membuat kue. "Changmin yang kesini, Mah. Nggak perlu dijemput katanya, nggak mau ngerepotin," jawabnya. Langkah Juyeon semakin dipercepat ketika satu notifikasi pesan masuk, "Mah, aku ke toko dulu, udah pada dateng soalnya."

Romantica | jukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang