37. Mate: Hero

1.2K 104 35
                                        

37. Mate: Hero

Pahlawan. Bisa untuk mendeskripsikan siapapun yang menonjol karena memiliki keberanian dan pengorbanan untuk membela kebenaran. Atau, seseorang pejuang yang gagah. Bagi Changmin, Juyeon lah yang menjadi pahlawannya. Badai kemarin adalah sebuah pelajaran yang membuat Juyeon menjadi seorang pahlawan, yang menyelamatkan hatinya, menyelamatkan hidupnya.

"Maaf saya nyakitin kamu. Maaf saya nolak kamu kemarin. Maaf saya nggak bisa jadi contoh keluarga werewolf damai yang kamu impikan. Maaf bikin badan sama hati kamu sakit. Kesalahan saya banyak banget ke kamu. Tapi, boleh kan saya nebus semua kesalahan saya? Saya nggak bisa janji selalu bahagiain kamu. Tapi saya janji bakal berusaha bahagiain kamu, apapun, kapanpun, dimanapun, saya akan berusaha ada buat kamu."

Itu adalah kalimat terpanjang dan terlembut sepanjang Changmin mengena Juyeon. Dosen penggantinya itu sangat berbeda dengan kemarin, beberapa minggu yang lalu. Cuek, kasar, dingin, dan, arogan.

Tapi sekarang sudah berubah menjadi Juyeon yang penyayang.

Setelah kembali ke wujud manusia, Juyeon memperlakukan Changmin seolah-olah ia adalah raja.

"Kamu memang raja saya. Saya masih hidup sekarang, bisa kembali ke wujud manusia karena kamu. Sudah kewajiban saya menempatkan kamu sebagai raja saya, Changmin. Nyawa saya, hidup saya, semua umur saya ada buat kamu."

Dan, karena masalah penolakan kemarin, keluarga Juyeon memutuskan untuk menikahkan mereka berdua. Awalnya ingin menunggu beberapa bulan lagi. Tapi, Juyeon kini yang tak bisa melepaskan Changmin. Kadang jiwa Joel keluar dengan tak stabil saat harus berpisah sebentar, padahal hanya ke pusat perbelanjaan.

Sekarang, Juyeon yang merasa was-was saat tak menemukan Changmin di jangkauan matanya. Hatinya gusar, aura kekhawatirannya keluar, kembali merasa takut jika kehilangan Changmin.

Bahkan untuk tidur pun, Juyeon yang memohon dengan berlutut di depan Changmin, agar mereka tidur di pondok belakang penginapan saja. Suasana yang lebih sunyi dan damai membuat Juyeon merasa aman, tak akan ada yang mengambil darinya.

Changmin? Hanya bisa pasrah.

Ia takut jika menolak seluruh permintaan Juyeon dan keluarganya, Juyeon akan kembali lost, dan ia juga tak ingin hal itu terjadi lagi. Segalanya membutuhkan waktu dan pendekatan. Tapi itu tak berlaku jika Juyeon berubah menjadi sangat posesif.

Pernikahan mereka berdua sangatlah sederhana. Hanya mengucap janji dan melakukan ritual suci yang benar-benar mengikat keduanya. Ritual suci ini bukan dari tetua kaum werewolf, tapi dari keluarga Ibu Juyeon. Bukan pengikatan seperti saling menggigit dan memberi tanda. Tapi, penyatuan dua darah dan dimasukkan pada cincin mereka.

Juyeon ingin mengikat Changmin sesaat setelah acara selesai, tapi saat melihat wajah ketakutan Changmin, Juyeon berhenti. Rasanya seperti ditolak. Tapi, hati kecilnya berbicara, jika Changmin masih membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Sebesar apapun perasaan Changmin, Changmin masih perlu waktu.

Juyeon hanya bisa memberikan aromanya ke seluruh tubuh Changmin—scenting. Memeluknya setiap malam, atau sehabis berpisah. Kakak ipar Juyeon—Wooseok, sampai memberinya label perangko karena tak mau lepas dari Changmin.

"Saya mau lihat kamu saat kecil."

"Buat apa, Pak? Foto saya nggak ada yang bagus. Saya kecil banget, lemah, cemen, cengeng."

Changmin tak bohong jika saat kecil, fisiknya benar-benar sangat kecil dibanding anak sebayanya. Menjadi satu-satunya omega diantara para alpha. Sering dibully karena seolah-olah menjadi barang rebutan, siapa yang bisa memberikan tanda atau bau di tubuhnya.

Romantica | jukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang