20. Priority: all day
Keseharian Changmin dan Juyeon setelah menikah masih sama saja dengan sebelumnya, tak ada perubahan yang bisa mengganggu kesehariannya. Mungkin di awal pernikahan ada sedikit kecanggungan karena status baru, tapi memang sudah dasarnya Changmin nyaman dengan Juyeon, makanya jadi terbiasa.
Changmin ingat pagi hari terbangun dengan badannya sakit-sakit terutama di pinggang, sehabis malam pertama. Harus terjebak dengan Juyeon tanpa pakaian karena ketelodarannya.
Cukup menyeramkan yang harus mengimbangi tenaga Juyeon, makanya saat pagi Changmin memarahi Juyeon, menyuruhnya melakukan seluruh pekerjaan rumah, sampai-sampai menjadi pelayannya seharian.
Tak ada kata marah bagi Juyeon, karena sadar dengan kesalahannya. Merengut dengan menyalahkan Changmin yang sangat menggemaskan, malah mendapatkan amukan, makanya Juyeon jadi penurut.
Selama waktu berlalu dari masa kecil hingga dewasa, Juyeon bisa menjadi sandaran Changmin. Walau mendengarnya mengeluh, sosok yang menjadi suaminya sekarang tak sekalipun meninggalkannya ataupun menolak keluhannya.
Memang ada saat dimana tak bisa bersama, makanya tak bisa selalu mengharapkan Juyeon ada di sampingnya. Namun sekarang berbeda, Juyeon adalah bukti dan saksi nyata pertumbuhannya, dengan berjalannya waktu, Juyeon adalah waktunya.
"Now I can lean on comfortably all-day."
Ucap Changmin yang sedang bermanja dengan tiduran di paha Juyeon, sang suami mengelus rambutnya bagaikan pengantar tidur. Besar dan hangat tangan Juyeon selalu saja menenangkannya.
"Kenapa emang? Waktu belum nikah gak bisa kaya gini? Tapi tetep manja tuh."
"Emang masih ada orang lain yang bisa ku andalkan, tapi adanya kamu jadi beda, ah, masih sama kayaknya dengerin aku ngeluh..." Changmin menatap Juyeon, "...ada kamu yang jadi pelindungku, penghiburku, orang yang jadi tamengku."
"Padahal awal pacaran masih canggung, langsung nikah aja, makin canggung." Juyeon tertawa sebentar mengingat awal jadian mereka, seminggu jadian masih merasakan canggung karena di matanya Changmin yang sekarang lebih dari sekedar sahabat.
"Aku liat kamu udah beda, nggak hanya sahabat tapi udah jadi pacar, sekarang malah udah nikah. Kamu liat aku juga pasti beda, kita ngerasa gak bakal bisa kaya dulu tapi nyatanya kita masih aja sama kaya dulu, beda status doang."
"Takdir emang gak ada yang tau, tapi kayaknya aku masih mau perjuangin kamu kalo kemarin kita gak jadian." Balas Changmin dengan tersenyum manis.
Changmin jadi ikut tertawa saat mengingat hal itu, lagi lagi kebodohannya selalu terdepan dan pengecut, ah, suaminya juga sama pengecut. Lebih memilih persahabatannya.
Hubungan keduanya benar-benar dramatis, yang dimulai dari kenyamanan sebuah persahabatan, sudah seperti saudara saja karena sangat dekat. Permasalahan mulai muncul seiring perasaan itu tumbuh. Tak ingin merusak persahabatannya dengan mencari orang lain, walaupun hanya ada satu nama di hatinya.
Mungkin juga karena umur mereka yang masih kecil saat itu, jadi tak bisa berpikir secara luas. Karena tau bagaimana konsekuensinya saat melepas persahabatannya dengan sebuah hubungan. Tak ingin saat hubungannya berakhir lalu persahabatannya ikut hancur.
Untung saja saat keduanya sama-sama dewasa pikirannya semakin terbuka, walaupun sempat terkena masalah kecil. Tetap saja Changmin bersyukur dengan Juyeon yang melangkahkan kakinya untuk maju, menembaknya.
Gelak tawa selalu menghiasi hari mereka, menertawakan bagaimana kecanggungan keduanya setelah pacaran, lalu setelah menikah juga. Merasa asing dan nyaman disaat bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantica | jukyu
FanficBook khusus JuKyu Entah jadi oneshot, twoshot, short story MAIN PAIR JUKYU BXB MATURE