14. Blind Date 3 (21)

2.3K 137 4
                                    

14. Blind Date 3

Juyeon kembali mengikuti kencan buta setelah 2 bulan berpisah dari Changmin. Perpisahan yang menyakitkan bagi Changmin. Padahal Juyeon hanya diam yang diartikan sebagai perpisahan.

"Maaf."

Satu kalimat maaf yang keluar dari bibirnya membuat Changmin menjauh, mengabaikan seluruh pesan dan telfonnya. Bukan maksudnya untuk berpisah kala itu, maafnya karena tak bisa terus bersama Changmin. Karena kegalauannya dengan jenjang karirnya.

Langsung kerja atau mengambil pendidikan lagi, makanya Juyeon banyak belajar dengan kembali membuka buku-buku lamanya. Jika bersekolah lagi mungkin dirinya harus keluar negeri, dan itu yang menjadi alasan terberatnya, meninggalkan Changmin.

Jika langsung bekerja mungkin dengan kembali mencari Changmin akan menambah kebahagiaannya.

Apakah Juyeon tak menyukai Changmin hingga harus berpisah? Bukan, Juyeon tak ingin membebani Changmin dengan harus mengikutinya, menemaninya yang sedang berjuang.

Apakah Juyeon menyukai Changmin? Tentu saja, sebulan bersama membuat perasaannya tumbuh, tapi tak bisa langsung mengungkapkannya. Sangat berhati-hati agar tak menyakitinya, tapi ucapan maafnya malah membuat keduanya berpisah.

Setelah Juyeon memutuskan untuk bekerja saja, selama 2 bulan itu dirinya dibuang ke Jeju. Menjadi staf HR Recruitment membuatnya lebih banyak berinteraksi dengan banyak orang, wawancara dengan pelamar pekerjaan.

Juyeon pikir pekerjaannya akan gampang, ternyata menguras seluruh tenaganya sampai tak menghubungi Changmin. Tau begitu Juyeon ingin melanjutkan pendidikannya dengan membawa Changmin ke luar negeri.

Beberapa kali mendapat kabar dari sahabatnya bahwa Changmin baik-baik saja, membuka toko bunga kecil di dekat kampusnya, tapi masih bekerja di kafe Sangyeon.

Perasaannya memang tak sebesar Changmin yang tak menginginkan perpisahan, tapi penyesalan datang ketika tak mempertahankannya kala itu. Tangisan Changmin masih terngiang di kepalanya, suaranya sendu dan matanya yang merah karena menangis.

Changmin menggemaskan dengan memohon padanya, tapi mungkin karena pikiran pendeknya membuat keputusan yang tergesa agar bisa menjaga Changmin lebih dekat, padahal dengan membawa ke luar negeri akan lebih aman dari pelacakan.

Begitu Juyeon dipindahkan ke perusahaan yang berada di pusat kota, Seoul, tiba-tiba mendapat kabar buruk bahwa Changmin beberapa kali mengikuti kencan buta, untung saja tak ada yang berjalan mulus, gagal semua.

Juyeon membujuk Chanhee jika Changmin akan melakukan kencan buta lagi, sehingga dirinya bisa bersiap-siap menjemput Changmin.

Seperti sekarang ini, Juyeon sedang duduk berhadapan dengan Changmin, kencan buta lagi.

Changmin masih sama seperti yang terakhir dilihatnya, sedikit lebih dewasa tapi makin menggemaskan. Tapi Juyeon tahu, Changmin merasa tak nyaman dengannya.

Perkenalannya juga hanya singkat, Changmin bilang tak pernah bertemu dengannya, bullshit. Juyeon ingin menyangkalnya, tapi daripada membuat Changmin makin membencinya lebih baik mengiyakannya.

"Aku ijin pulang duluan ya, gak enak badan."

Changmin membungkukkan badannya lalu beranjak pergi meninggalkan acara kencan buta, meninggalkan kafe.

"Aku pulang duluan."

Juyeon ikut meninggalkan acara, menyusul Changmin adalah tujuannya.

Kakinya melangkah dengan cepat agar meraih Changmin yang sedikit berlari.

Romantica | jukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang