48. Reason: Bahagianya

646 80 13
                                    

*

*

Bahagia itu sederhana.

*

*

Changmin benar-benar tinggal dengan Juyeon, seperti permintaan laki-laki itu. Tak hanya sebatas menginap, tapi sampai memboyong beberapa pakaian. Apartemen baru Juyeon cukup jauh dengan kampus tapi sangat dekat dengan kafe milik papanya.

Ketika ditanya apa alasan Juyeon pindah, "Aku mau sama kamu." Selalu saja seperti itu jawabannya. Seakan-akan Juyeon meminta sisa hidupnya. Padahal ia tak tahu berapa sisa umurnya nanti. Namun Juyeon tak peduli, yang penting sekarang mereka bersama.

Minggu pertama Changmin masih beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Membersihkan setiap sudut apartemen dan mencoba memberikan dekorasi sederhana dengan menambah sofa dan karpet lantai polos berbulu lembut.

Menyenangkan bagaimana tiap malam Juyeon akan memeluknya dan bercerita panjang lebar tentang kegiatan di kampus. Meniti cita-citanya sebagai seorang koki.

"Tadi aku bikin sushi. Ada dosen dari Jepang gitu. Susah banget pas mau motong daging biar berat dan ukurannya sama. Kalau kayak gitu mending belajar di Jepang sih kataku."

"Kamu mau ke Jepang?"

"Nggak ah. Aku mau di samping kamu."

Atau menanyakan kegiatannya hari ini.

"Kamu ngapain aja di kafe? Bantu-bantu apa cuma duduk di pojokan kayak biasa?"

"Iya, aku gambar di pojokan kayak biasa. Mau bantu apa juga, orang aku aja nggak dibolehin ngapa-ngapain."

"Bagus dong biar kamu nggak kecapekan."

"Bosen tau! Maunya jalan-jalan."

"Nanti deh hari minggu kita jalan-jalan."

Minggu kedua Changmin mulai terbiasa dengan kehidupan barunya. Setiap pagi Juyeon akan membuat sarapan untuk bersama. Kadang suka membuat bekal berupa dessert, jika masih memiliki waktu.

"Aku sempet bikin panna cota dengan strawberry jam. Aku bikin banyak, nanti bagiin ke pegawai kafe sama papa kamu ya."

"Terus sarapan roti doang?"

"Sandwich. Ada roti isi kornet daging sapi sama sayur. Masih mending kan daripada pancake. Lebih bergizi buat kamu."

Terkadang mereka juga membeli sarapan di luar sekalian jalan-jalan pagi. Juyeon mengantarnya ke kafe, barulah laki-laki itu berangkat ke kampus.

"Pagi ini aku nggak bikin makan, kita sarapan di luar, ya."

"Hmm..."

"Kamu mau apa?"

"Apa aja. Kamu maunya apa?"

"Berkuah ya, anget pisan, biar badan kamu enakan."

Juyeon tak pernah absen untuk memeluk dirinya. Setiap mereka berpisah untuk melakukan aktivitas masing-masing dan ketika bertemu. Tiap pagi dahi atau pipinya sering mendapatkan kecup singkat.

Kadang Changmin merasa seperti berada di surga. Melihat tingkah Juyeon seperti malaikat yang tengah memanjakannya setiap saat. Padahal laki-laki itu tak perlu berlaku berlebihan, cukup seperti biasa saja.

"Aku emang gini, Changmin....menghargai setiap pertemuan dan hubungan yang ku jalani."

Juyeon menyerupai sempurna ketika menjalin hubungan. Memperlakukannya seakan-akan ia adalah kapas yang mudah diterbangkan angin. Kadang suka berlebihan dengan menganggapnya barang yang mudah lecet. Tapi, kekhawatiran itulah bentuk perhatian Juyeon.

Romantica | jukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang