41. Sorry: Baby
Selama dua minggu Changmin menghilang entah kemana. Juyeon sangat pusing sekarang. Setelah menjelaskan pada Hyunjae, esoknya Changmin menghilang. Kata pegawai bar, tak ada yang tau kemana perginya bos mereka. Dan hal yang membuatnya pusing berkali-kali lipat adalah Changmin tak memiliki ponsel.
Selama dua minggu ini Juyeon terus menerus mendatangi bar milik Changmin. Berharap manusia satu itu segera pulang. Tapi hanya ada pegawainya saja.
Setiap pagi Juyeon akan lewat depan bar milik Changmin. Berharap sudah ada tanda-tanda laki-laki yang menjadi pasangannya kini pulang.
Juyeon suka melamun saat di tempat kerja. Pikirannya tak tenang mengingat fisik Changmin itu mini size. Sekarang mereka berdua memang belum memiliki kejelasan status, hanya sebagai pasangan. Hanya terikat takdir.
Ikatan mereka bisa diputus kapan saja, itu yang menjadi ketakutan Juyeon. Bagaimana jika Changmin nekat mencari-cari kaum werewolf untuk memutus ikatan mereka. Bagaimana jika Changmin menderita karena memutus ikatan. Rasa sakit yang dia yakini jika Changmin tak akan mampu menahannya, karena bukan werewolf.
Beberapa kali hatinya berdesir. Saat berangkat ke kantor, dia merasa tengah mendapat keputusasaan saat menilik bar. Perasaannya hampa. Saat mengunjungi di malam hari, dia merasa tengah dibicarakan secara jelek. Mungkin saja Changmin sedang memikirkannya, entah menyumpah atau mengutuknya.
Dia akui belum bisa benar-benar melupakan Hyunjae. Maka saat perasaannya muncul kembali, dia hanya akan berdiam diri di dalam bar. Bau Changmin terasa samar-samar, bercampur dengan milik semua pengunjung.
"Changmin masih belum ketemu, Ju?"
"Belum, Je."
"Kalau aku jadi Changmin, aku bakal cari tempat buat healing. Kata kamu Changmin orangnya ceria dan dewasa, kan?! Paling dia lagi butuh nenangin pikiran sama hatinya. Dia nganggep sebagai orang ketiga, Ju. Dia tau gimana aku nangis waktu itu. Dia juga ngerasa bahwa dia yang ngerusak kita. Dan, hellaaa... kamu ngiket dia."
"Je, maaf."
"Harusnya aku yang minta maaf sama kamu, Ju. Aku mentingin kerja tanpa mikirin kamu. Saat kita berantem, kamu nemu orang yang lebih dengerin kamu. Kamu nyaman, kan?"
"Je..."
"Kamu juga nggak mau mutus ikatannya, kan? Aku tau kamu masih percaya begituan, Ju. Aku tau gimana kamu ngehormati takdir dan ikatan, makanya kamu nggak pernah mau ngikat aku, kan?!"
"Dan aku pun nggak sadar pas ngiket Changmin. Aku kayak serigala gila, Je."
"Itu yang jadi pertanyaanku. Kenapa kamu bisa lepas kendali sama Changmin? Aku nggak bisa bayangin sesakit apa jadi Changmin."
"Kamu juga sakit, Je."
Juyeon tau perasaan sakit hati itu. Tapi Hyunjae juga terlewat baik dan pemaaf. Mereka berdua sudah berbaikan dan memutuskan untuk menyudahi hubungannya. Itu keputusan Hyunjae yang tak tahan lagi dengan keadaannya yang sekarang. Karena tak akan ada nama Hyunjae lagi.
Dia tak bisa membantah, karena memang sekarang dia memiliki tanggungjawab lain, Changmin. Laki-laki yang sudah dia ikat.
Paginya tak pernah terlewat untuk mengunjungi bar. Dia sekarang jarang membawa mobil, karena malamnya pasti akan berakhir dengan alkohol.
Langkah kakinya terlampau pelan, karena memang tak ingin melewatkan momen jika bertemu dengan Changmin. Udara pagi juga masih sangat bersih. Suasana pertokoan masih tutup, hanya beberapa kedai makanan yang buka. Dia biasa sarapan di depan bar. Mungkin dia terlihat seperti penguntit, karena kegiatannya saat pagi dan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantica | jukyu
FanfictionBook khusus JuKyu Entah jadi oneshot, twoshot, short story MAIN PAIR JUKYU BXB MATURE