--Follow penulisnya, votement ceritanya
.
"Oke tim, sepuluh menit lagi kita meeting."
"Yaaah!"
Semua mendesah lelah dikala harus melakukan meeting bulanan yang akan mengevaluasi dan mencetuskan gagasan baru sebuah inovasi teknologi yang mutakhir.
"Dan juga, Mr. Felton akan hadir jadi siapkan persentasi terbaik kalian." Tom menambahkan.
Gabriela hanya menatap kosong layar komputernya dengan pikiran mulai merancang kembali gagasan yang sudah terbentuk di otaknya sejak tiga hari lalu.
"Kau sudah melakukan bagianmu 'kan?" tanya Jason dengan mendorong kursi berodanya ke dekat Gabriela.
"Tentu saja. Aku pencetusnya, jadi kau pun harus melakukan bagianmu dengan baik."
Setelah Jason memberitahu soal persentasi rutin ini, ratusan ide mentah mulai menyerang otaknya. Banyak teknologi yang ingin ia buat demi mempermudah kehidupan manusia. Makanya, ia mengajak Jason untuk berkolaborasi dengannya. Gabriela membutuhkan Jason dan kemampuannya dalam mencipta dan mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak.
"Tentu, kita --eh, maksudku kau harus membuat Mr. Felton terkesan. Meski... kau tidak membutuhkannya juga."
Gabriela menyikut rusuk Jason dengan wajah tertekuk. "Apa kau sekarang juga menilaiku seperti orang lain? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia."
Dengan sikap menyerah, ia mengangkat kedua tangannya dan mengangguk dengan takdzim. "Baiklah, aku tidak akan mengungkitnya. Aku percaya padamu. Hanya saja--"
"Hanya saja apa?!" serobot Gabriela buru-buru. Perasaan panik mulai menggerogotinya, kiranya gosip apa yang akan menyebar kali ini.
"Hanya saja-- aku tidak akan mematuhinya!"
"Sialan kau, kembali ke pos-mu!" titah Gabriela dengan mendorong kaki kursi Jason hingga ia meluncur dan membentur kembali meja kerjanya yang tepat di samping Gabriela.
Interaksi keduanya tak luput dari perhatian orang-orang. Dan yang paling jelas adalah bagaimana ekspresi the devil girls yang memandangnya dengki, habis ini pasti mereka akan bergosip di pantry atau toilet atau bahkan menyebarkan gosip ke seluruh penjuru E-Life. Bodo amat dengan rumor yang akan mereka buat. Andrea bilang untuk tetap bekerja dan buktikan kalau ia mampu dan layak bergabung di tim elit ini, bukan hanya akses sang CEO semata.
Ngomong-ngomong soal Andrea Felton, mendadak ia merindukan pria itu. Sejak makan siang terakhir itu ia tidak pernah menemukan batang hidung pria itu. Aneh saja, sejak tiga hari yang lalu ia selalu berantusias bertemu Andrea, berharap bisa mengobrol santai di jam makan siang dan pulang sembunyi-sembunyi menumpang La Ferrari. Tapi sayangnya itu hanya harapan semata. Nyatanya Andrea tidak datang ke kantor selama tiga hari. Jadi, ia harus puas makan hanya dengan bagel dan yogurt untuk makan siangnya --tambahan Jason yang mengaku merasa miris ngeri melihat ia tidak berani beranjak dari ruangan VIP team.
Dan hari ini, akhirnya ia bisa berjumpa dengan Andrea setelah tiga hari lamanya tiada kabar. Debaran di dadanya kian membuncah saat menghitung mundur menuju pertemuan dengan sang CEO.
.
.
."Thank you, Hannah for the good presentation."
Mendengar suaranya yang bergaung di ruangan yang dikelilingi kaca ini membuat perasaan Gabriela tak menentu. Ada rasa gugup dan bahagia dalam waktu yang bersamaan. Semenjak setengah jam lalu, Gabriela memang sudah merasa grogi bukan main hanya dengan menemukan Andrea yang tampan berbalut setelan mahal dan rapih dan berjalan memasuki ruang rapat dengan mengeluarkan aura jantan yang tak main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]
Romance[PART LENGKAP] ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ‼️18+‼️ Bodohnya aku yang bertahan denganmu yang memenjarakanku. "Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kau tidak pandai mencintai kau hanya piawai mengekang." "Kau tidak membutuhkan orang lain. Bergantunglah hanya padaku se...