--Follow penulisnya, votement ceritanya
.
I hate monday. Slogan khas yang kerap terdengar untuk menggambarkan keengganan kembali membanting tulang setelah menarik nafas sejenak di akhir pekan yang super singkat. Dan kini Gabriela membenci hari senin. Karena momen manisnya selama akhir pekan bersama Andrea harus berakhir. Apalagi sekarang Andrea pergi lagi untuk urusan bisnisnya yang penting ke Maroko dan ia terpaksa tinggal di penthouse Andrea yang super luas seorang diri. Bayangan tinggal di penthouse super megah seorang diri tanpa Andrea yang akan menghangatkan malamnya tampak mengerikan daripada tinggal di rumah kosong berhantu.
"Hei!"
Gabriela terperanjat karena hampir saja menabrak dinding kaca. Untung ada tangan Jason yang dengan cepat menariknya.
"O-oh, Jas." desah Gabriela lega, hampir saja keningnya benjol kalau tidak ada Jason yang menahannya.
Jason menelisik penampilan Gabriela dalam jarak yang dekat. Wajahnya sarat akan kekhawatiran. "Wajahmu lesu sekali. Apa akhir pekanmu berjalan buruk?"
Bukan buruk, malah sangat baik. Terlalu baik sampai aku ingin bergelung manja saja seharian di dada panas Andrea. Gumamnya dalam hati.
"Yeah, bisa dibilang begitu." jawabnya lesu, tak punya tenaga untuk menjelaskan terlalu banyak.
"Aku tidak melihat kekasihmu, kemana dia?"
Gabriela yang belum berkonsentrasi penuh malah balik bertanya dengan wajah lugunya. "Ha? Siapa?"
"Ck... Andrea Felton, tentunya! Memangnya kau punya kekasih lain selain dia?"
"B-bicara apa kau ini!" Gabriela tergagap dengan wajah bersemu.
Dalam bisikan rendah Jason berkata, "Well-- aku harap kau memang benar-benar memiliki pria lain, Andrea keparat itu--"
"Apa? Kau bilang sesuatu, Jas?"
Jason hanya nyengir tak meneruskan kata-katanya. Baginya Gabriela tidak bersalah, ia hanya punya urusan dengan Andrea Felton.
.
.
.Hari ini, sebuah bencana terjadi yang membuat seisi kantor ketar-ketir. Ada cyber attack yang melumpuhkan sistem kantor. Gabriela yang tengah membuat power point yang diminta Tom tiba-tiba terpekik kaget saat layar PC-nya freeze. Semua orang kompak terperanjat dan mengumpat dikala serangan cyber itu membuat sistem down. Tom selaku ketua tim bergerak cepat dan memerintahkan yang lain untuk menghentikan kerusakan seminimal mungkin lalu dia melesat menuju ruang kontrol dengan ponsel di telinga untuk melihat darimana asal serangan ini.
Gabriela hanya menatap kesibukan ini dengan tatapan melongo. Sebenarnya ia pernah mempelajari cara menghadapi cyber attack ini, namun ketika menghadapinya secara langsung mendadak tangannya gemetar dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia ingin membantu, namun takut menambah masalah semakin fatal.
Jadinya ia hanya bisa berkata panik pada Jason di sampingnya yang masih bermuka keruh sambil menghubungi sana-sini. "Jas... semua akan baik-baik saja 'kan?"
"Hmm iya tentu Gab-- oh... ayolah Mr. Olivander--" keluh Jason dengan gagang telepon di telinga.
"Sialan!" Raungan itu membuat kesibukan terhenti seketika.
Gabriela menoleh dan melihat kalau Julia sepertinya tak sengaja menumpahkan cangkir kopinya hingga isinya menggenang di atas lantai yang kontras dengan warna kopi. Semua orang terlalu sibuk mengurusi pekerjaan, hingga dengan suka rela Gabriela menghampiri dengan sekotak tisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]
Romance[PART LENGKAP] ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ‼️18+‼️ Bodohnya aku yang bertahan denganmu yang memenjarakanku. "Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kau tidak pandai mencintai kau hanya piawai mengekang." "Kau tidak membutuhkan orang lain. Bergantunglah hanya padaku se...