--Follow penulisnya, votement ceritanya
.
"Andrea... bagaimana kalau akhir pekan ini kita berkunjung ke apartemen baru Kate?"
"Hm... akhir pekan ini?"
"Ya. Um-- apa kau sibuk?"
Selepas pergumulan mereka yang entah sudah berapa kali menemukan pelepasan masing-masing, keduanya kini saling berpelukan dan membelit satu sama lain seperti tanaman merambat. Skin to skin di bawah selimut tipis dengan pemandangan malam London bagai gambaran indah di novel-novel romansa.
Andrea kemudian mengecup singkat kening Gabriela, "Aku akan menyesuaikan jadwal--"
Sergahnya buru-buru. "Ah tidak apa kalau kau sibuk. Jangan merubahnya demi aku."
Hening sejenak. Gabriela sempat berpikir kalau Andrea sedang menyusun perubahan di jadwal hariannya yang super padat. Tak lama kemudian, Andrea pun angkat suara sebelum Gabriela mengutarakan apa yang dia pikirkan.
"Hm... memang satu-satunya yang berubah di sini adalah kau."
Gabriela menengadahkan kepalanya. Ia bertumpang dagu melihat kekasihnya yang nampak dua ribu kali lipat lebih menggoda; rambut acak-acakan bekas jambakannya, bercak-bercak merah di sekitar leher dan dadanya serta mata indah yang selalu menyimpan gairah meluap dikala percintaan mereka.
"Aku? Berubah? Apa yang berubah?"
Andrea mencondongkan tubuhnya dan berbisik sensual di telinga Gabriela. "Kau berubah jadi wanita nakal yang haus bercinta dan tak pernah puas."
Sontak saja perkataan itu membuat pipi Gabriela memerah seperti kepiting rebus. Ia memukul dada bidang Andrea lalu menyembunyikan wajahnya di sana. Tubuh Andrea berguncang karena tawa gelinya. Ia membelai manja punggung telanjang kekasihnya dan membentuk pola abstrak dengan jemari kokoh nan panjangnya.
"Apa ini karena hormon pasca menstruasi?"
"Mungkin saja." bisik Gabriela malu-malu, masih di atas dada Andrea.
Kemudian seketika posisi mereka berbalik dengan Andrea yang kini berada di atas Gabriela, mengurung gadis itu di bawah tatapan ganas dan liar penuh gairah.
"Karena itu, mari kita lepas hormon wanitamu sebanyak-banyaknya."
"Ah-- Andre--aah!" lenguh Gabriela tak tertahankan kala jari terampil Andrea menyapa kemaluannya yang sensitif dan kembali berkedut-kedut.
Kemudian lidah basah dan lihainya menyapa kulitnya yang meremang nikmat dengan segala bentuk perlakuan Andrea. Benda tak bertulang itu menyusuri rahang, bermain lama-lama di dua puncak gunungnya, lalu lambat-lambat mengecupi perut datarnya dan berakhir di pusat intinya yang sudah kembali basah.
Andrea hendak beranjak, namun dengan cepat Gabriela menahan kepala Andrea untuk tetap di kemaluannya. "Kiss me~" bisiknya tertahan karena serangan rasa nikmat.
Andrea balas menyeringai dan melakukan pekerjaan mulia itu dengan suka hati. Mengecup, menyedot dan menghisap setiap cairan nikmat yang keluar dari lubang surgawi yang selalu sukses membuat ia mabuk kepayang karena kenikmatan.
"O-ooh..." lenguh Gabriela hingga membuat kepalanya menengadah.
Pria tampan itu masih melakukan pekerjaannya dengan telaten di pusat intinya, menekan titik-titik kenikmatan miliknya yang membuat hasrat nikmat yang manis itu hampir tiba di ujung tanduk. Gabriela semakin menggeliat gelisah saat detik-detik pelepasannya akan tiba. Dengan sengaja Andrea menambah temponya hingga cairan nikmat itu meleleh dengan cara yang indah dan langsung disantap habis oleh Andrea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]
Romance[PART LENGKAP] ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ‼️18+‼️ Bodohnya aku yang bertahan denganmu yang memenjarakanku. "Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kau tidak pandai mencintai kau hanya piawai mengekang." "Kau tidak membutuhkan orang lain. Bergantunglah hanya padaku se...