°5°

642 23 4
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

Berkat pesan singkat semalam, membuat Gabriela antusias dan menanti dengan harap-harap cemas kiranya apa kejutan yang akan terjadi hari ini. Bahkan Kate sampai menatapnya curiga karena ia begitu bersemangat saat hilir mudik di apartemen studio mereka yang sederhana.

"Apa kau punya sesuatu untuk dibagikan denganku?"

"Apa?"

"Apa sesuatu yang baik akan terjadi hari ini?"

"Hm... well... I'm not sure, tapi aku mengharapkan itu." balasnya dengan senyum misterius.

Kate beranjak dari sofa-nya, ia menghampiri Gabriela yang mengunyah sereal dengan cepat --bahkan mungkin tanpa dikunyah, langsung ditelan. Ia memegangi bahu Gabriela hingga ia menatap sepenuhnya.

"Apa terjadi sesuatu dengan Andrea Felton?"

Gabriela menelan lebih dulu, "Kenapa kau hari ini banyak bertanya?"

"Karena kau begitu antusias seperti bocah yang akan dikurung semalaman di Disney Land."

"Am I?" elaknya dengan senyuman misterius.

"Kau begitu transparan, babe. Tidak sulit untuk membacamu."

Senyum yang sedari tadi ia tahan-tahan pun akhirnya terkuak hingga membuat lesung pipitnya semakin menjorok. Ia menaik turunkan alisnya dengan wajah merona malu-malu, seperti bocah yang ingin diberikan permen loli.

"Andrea Felton benar-benar merubahmu, ya?"

"Perubahan yang baik, menurutku."

Dan seperti telah di-setting, tiba-tiba ponselnya bergetar. Keduanya menoleh berbarengan dan akhirnya Gabriela berujung mendapat godaan habis-habisan dari Kate.

"Ah Kate, hentikan! Sebelum Andrea menutup teleponnya." Ia buru-buru meraih ponselnya. "Ha-halo?"

"Morning, beautiful."

"Morning... Andrea." Betapa nyamannya menyebut namanya, ringan seperti semudah bernafas.

"Aku sudah di depan apartemenmu."

"On the way." bisiknya dengan nafas tercekat.

"Can't wait to see you, Miss Morris."

Astaga, sesuatu menggelepar dari dasar perutnya. Lonjakan hatinya yang kini mengganjal di tenggorokannya membuat Gabriela kesulitan berkata-kata membalas kata-kata yang membuai dan memabukkan itu. Ini baru saja suara tanpa rupa, bagaimana kalau nanti bertemu langsung dengan wujudnya? Berharap jangan sampai ada adegan pingsan yang memalukan.

"Hm... seleramu benar-benar mematikan."

Gabriela tak lantas menjawabnya, ia mengambil tasnya dan membenahi tatanan rambutnya yang dibiarkan tergerai lurus. "Jangan memulai lagi Kate."

"We have to celebrate, dear. Bagaimana dengan Pub Club setelah pulang kerja?"

"Great. Dan kau berkewajiban menceritakan yang semalam."

Katherine tak tahan untuk memutar bola matanya, ujung bibirnya berkedut tanda tak nyaman harus diingatkan pada Alex. "Yeah, jika aku belum teler."

"See you at five." Gabriela mengecup ubun-ubun Kate sekilas dan segera melesat untuk menjemput sarapan pagi yang baik bagi kesehatan matanya.

Tiba di lantai dasar membuat degupan jantung Gabriela semakin meningkat hingga rasanya tulang rusuknya sakit. Ia mencoba memegangi dadanya berharap debaran itu akan mereda, namun nyaris saja itu berefek kalau saja ia tidak melihat penampakan Andrea Felton yang bersandar di samping pintu penumpang mobil Eropa yang terkenal akan harganya yang tidak rasional.

Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang