°4°

673 27 5
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

"Hei new face!"

"Um--" Gabriela berusaha menyipit melihat ID-card yang menggantung di leher pria itu.

"Jason, kau melupakan rekan satu tim-mu?"

"Sorry." sesalnya.

"Boleh aku duduk disini?"

"Sure."

Jason --pria ramah ahli pengembang software itu duduk berhadapan dengan Gabriela di kantin perusahaan yang super luas dan menyajikan beragam varian makanan yang memanjakan perut, dan yang utama... semuanya gratis! Makanya Gabriela selalu bersemangat untuk berlari ke kantin di jam makan siang untuk mencoba berbagai varian menu yang tiap harinya berbeda. Perutnya memang elastis.

"Kenapa kau selalu makan seorang diri? Apa kau seorang introvert?"

Gabriela menggigit brokolinya dengan kesal, "Bukan aku yang introvert, tapi cewek-cewek di VIP team yang menghindariku."

Jason menelengkan kepalanya melihat gerombolan lima cewek ikon-nya VIP team yang mengobrol asik disela-sela makannya. "Oh, mereka hanya iri padamu."

"Mustahil! Bagaimana bisa?"

"Oh, aku tebak desas-desus itu belum sampai di telingamu, ya?"

Apa yang menjadi bahan gunjingan tentang dirinya? Sebenarnya ia sudah peka terhadap sikap 'sensi' cewek-cewek di timnya, namun ia hanya menganggapnya angin lalu. Ia cukup sadar diri sebagai wajah baru untuk mendapat perlakuan tak ramah begitu.

Tanpa sadar Gabriela mencondongkan tubuhnya ke arah Jason dengan wajah penasaran bercampur harap-harap cemas. "Jason cepat katakan!" desaknya tak sabaran.

Jason pun ikut-ikutan mencondongkan tubuhnya. "Mereka bilang kalau kau itu 'apa-apanya' Mr. Felton?" jawabnya dengan membuat tanda kutip di udara kosong.

"What?!"

"Kau tahu sendiri, tiba-tiba kau bergabung dengan tim paling elit di E-life tanpa seleksi ketat atau butuh hingga bertahun-tahun --sepertiku untuk bergabung di dalamnya. Apalagi rumornya Mr. Felton lah yang langsung meminta bagian HRD untuk menempatkanmu di VIP team."

Jadi benar, semua kejanggalan ini hanya akal-akalan Andrea Felton? Harusnya ia setuju atas asumsi Kate yang heran perihal hasil wawancara yang diumumkan lebih cepat, kata-kata Andrea juga terngiang seolah-olah memastikan ia akan diterima langsung di E-life.

"Bagaimana bisa rumor itu menyebar?" bisik Gabriela ngeri. Habis sudah kehidupan tenang dunia kerjanya.

Jason menoleh mendengar keriuhan yang membuat telinganya gatal --teriakan cewek-cewek histeris memang mengerikan. Seringai menyebalkan mampir di wajahnya. "Well, mari kita buktikan apa rumor itu benar adanya atau tidak."

"Apa?"

Belum pulih sepenuhnya dari keterkejutannya, tiba-tiba ia dibuat melongo saat melihat penampakan Andrea yang berjalan diantara meja-meja yang penuh dengan membawa nampan yang sama dengan pegawai lain. Ia berjalan dengan tegap tanpa keraguan yang mana semakin mengeluarkan aura jantan yang bukan main menggodanya. Ketika tak sengaja mata abu-abu cerahnya menemukannya, pria itu langsung memutar tumitnya dan berjalan lurus ke arahnya. Sontak saja itu membuat ia ketar-ketir.

Dengan sisa kesadarannya, ia berniat untuk melarikan diri. Namun naasnya, Jason malah menahan pergelangan tangannya. "Lepaskan aku, Jas!" bisiknya panik, sementara Andrea semakin memipis jarak.

Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang