--Follow penulisnya, votement ceritanya
.
"Jelaskan padaku."
"Please, jangan mendesakku. Dia... dia-- hanya masa lalu."
Gabriela menyelipkan sejuntai rambut cokelat-nya ke belakang telinga. Paha mulusnya terekspos karena ia duduk bersilang kaki di hadapan Andrea yang nampak terpuruk.
"Do you still love her?"
"No, of course not! Why do you think like that?"
"Karena kau diam dan mengelak, kalau tidak ada apapun yang tersisa kenapa kau harus menutupinya?"
Andrea membatin, kalau saja kau tahu alasan dirinya mengaitkan seorang wanita bernama Camelia di hidupnya, mungkin itu akan menjadi ketakutan pribadi bagi Gabriela.
"Kau bilang aku pacarmu, beginikah kau memperlakukan seorang pacar? Dengan menutupi semua rahasia yang kau punya?"
Kembali, Andrea hanya terdiam. Bukan karena itu saja, ia cukup gelisah melihat bagaimana kemolekan paha Gabriela yang putih bersih tanpa cela. Jakunnya naik turun bukan karena grogi diintimidasi, namun karena desakan hasrat yang membuat pandangannya buram.
"Jawab aku, Andrea!"
Tak tahan lagi, ia dengan tampang sok tenangnya bangkit dan melintasi tengah ruangan untuk menghampiri Gabriela. Sorot matanya tajam, bak singa yang sedang mendekati buruannya. Kemudian tanpa aba-aba, Andrea bersimpuh di bawah kaki Gabriela dengan tatapan yang menghunus.
"Andrea... apa yang kau lakukan?" cicit Gabriela panik.
Tanpa suara, Andrea meraih tangan Gabriela dan mengarahkannya pada dadanya tepat di atas jantungnya yang berdegup hebat. Apalagi tatapannya tak pernah mau meninggalkan hazel milik Gabriela.
"Can you feel that? Dia hanya begini ketika aku bersamamu. Tidak ada satu wanita pun yang membuatku berdegup tak karuan seperti ini."
Mata Gabriela mulai berkaca-kaca. Kenapa mudah sekali untuk jatuh cinta pada pria rapuh ini? Kiranya resep apa yang ditaburkan Grace Felton hingga membuat puteranya layak mendapat semua cinta kasih di dunia ini?
"Percayalah padaku, aku sudah menguburnya dalam-dalam. Sekarang, aku hanya ingin memenuhi hatiku denganmu, only you." ujarnya sambil menangkup kedua belah pipi Gabriela.
Cukup! Andrea yang merengek dan meminta-minta seperti ini terlalu menyedihkan untuk dilihat. Lalu, Gabriela pun ikut merosot hingga berlutut saling berhadapan dan tanpa tahu malu langsung menubruk bibir Andrea dengan perasaan menggebu-gebu.
Andrea awalnya sempat terkejut dengan keagresifan Gabriela sebelum ia merilekskan tubuhnya dan menikmati sapuan bibir lembut yang begitu membelainya. Ia balas ciuman itu sama bernafsunya hingga lidah mereka pun tak mau diam dan saling belit. Ketika ciuman itu terlepas, Andrea tersenyum lebar.
"Do you believe now?"
Jemari lentik Gabriela yang berada di kedua bahu Andrea meremas setelan mahal itu dengan bibir bawahnya yang ia gigiti --cemas rupanya. Kemudian ia memantapkan kemauannya dengan sebuah anggukan pelan.
"Say it." bisiknya penuh menggoda sembari menarik lembut bibir bawah yang masih digigit manja pemiliknya.
"Yes, sir." cicitnya malu-malu.
Senyum puas tersungging di wajah tampan Andrea. Ada luapan bahagia ketika melihat gadis kecil ini memasrahkan diri dan tunduk di bawah kuasanya. Kali ini aku akan memilikimu sepenuhnya. Batin Andrea yang mana membuat setan penuh hasrat dalam jiwanya menggeram penuh nikmat. It's time to let out the beast!
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]
Romance[PART LENGKAP] ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ‼️18+‼️ Bodohnya aku yang bertahan denganmu yang memenjarakanku. "Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kau tidak pandai mencintai kau hanya piawai mengekang." "Kau tidak membutuhkan orang lain. Bergantunglah hanya padaku se...