°17°

355 17 4
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

"Gabriela." panggil Tom, si ketua VIP team yang mengalihkan perhatian Gabriela dari layar komputernya.

"Yeah?" Gabriela bergegas menghampiri meja Tom. "Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Tanpa melepaskan pandangan di layar komputer, Tom bertanya. "Apa kau tahu dimana Jason menyimpan file pengembangan software yang kemarin kita diskusikan?"

"Oh!" Ia tersadar kalau Jason belum ada di mejanya padahal ini sudah hampir jam 9. Ia melirik meja tanpa penghuni tersebut. Lalu ia melanjutkan, "Maafkan aku, Tom. Tapi aku juga tidak tahu dimana ia menyimpannya."

Tom mengangguk singkat dan menghubungi seseorang, "Aku tidak bisa menghubungi Jason, apa kau sempat bertukar kabar kemarin dengannya?"

"Ti-tidak." Kenapa Gabriela merasa cemas karenanya? Memang tak biasanya Jason absen begini.

"Baiklah aku akan--"

Suara pintu yang terbuka menarik perhatian keduanya. Kemudian Jason muncul dengan langkah pincang penuh kehati-hatian. Seolah-olah setiap gerakan kecil bisa membuat ia kesakitan.

"Astaga, Jas!" pekikan Gabriela menarik perhatian anggota yang lain. Mereka menoleh berbarengan atas kehebohan yang disebabkan Gabriela. Buru-buru ia menghampiri Jason. "Ada apa denganmu?"

"Seorang idiot bodoh menabrak mobilku." gerutu Jason dengan wajah menahan marah.

Gabriela terkesiap atas informasi yang mengerikan itu, "B-bagaimana bisa?"

"Bantu aku duduk saja dulu." Jason meringis, jelas ia begitu sangat kesakitan. Padahal Jason tidak perlu memaksakan diri datang ke kantor kalau kepayahan begini.

"Oh-- eh iya." Dengan penuh kehati-hatian, Gabriela memapah Jason menuju meja kerjanya.

Kali ini semua mata tertuju pada Jason dan meninggalkan pekerjaan masing-masing. Seketika meja Jason digeromboli anggota tim, pun Tom yang memasang wajah cemas dan meminta Jason untuk menjelaskan kedatangannya yang telat dan mengejutkan.

"Aku sedang mengemudi menuju rumahku dan tiba-tiba idiot itu menabrak mobilku dari belakang hingga mobilku terdorong beberapa meter jauhnya lalu menabrak beton pembatas jalan. Hampir saja aku akan kehilangan kakiku kalau ambulance tidak datang secepatnya." papar Jason penuh dengan kebencian.

Serentak semua orang memasang wajah ngeri yang nyata setelah mendengar cerita kecelakaan dari Jason. Gabriela membekap mulutnya sendiri dengan mata membelalak liar. Kemudian Tom sebagai ketua tim angkat suara.

"Seharusnya kau menghubungiku dan istirahat saja di rumah."

"Ponselku rusak, lagipula tidak ada cedera serius."

Tom bertanya lagi, "Apa kau sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian?"

"Sayangnya aku tidak bisa melakukannya karena tabrak lari ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya, posisi kecelakaannya berada di titik buta CCTV jadi aku tidak bisa membuktikan apa-apa."

Gabriela segera menyela, "Kan ada rekaman dash-board."

Jason malah nyengir sebelum menjawab pertanyaan Gabriela, "Aku lupa memasang kartu SD-nya."

Sontak saja pernyataan itu membuat decakan sebal terdengar dari mulut Gabriela. Agak dongkol juga atas keteledoran Jason, tapi ia tak sampai hati untuk mengomeli orang yang sedang kesakitan. "Kalau begitu kau harus istirahat dulu, Jas."

"Gab, aku tidak apa-apa... sungguh! Lihat, aku masih bisa bekerja." Jason merentangkan kedua tangan menunjukan gerak-gerik kalau ia baik-baik saja.

Gabriela tak menyukai alasan itu. Dilihat darimana pun juga, Jason nampak seperti pasien yang baru saja melarikan diri dari rumah sakit. "Tidak, kau harus istirahat."

Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang