--Follow penulisnya, votement ceritanya
.
Penthouse di lantai tertinggi yang memamerkan bangunan menyala di bawahnya kini kosong melompong dengan kain putih menutupi seluruh permukaan perabotan. Meski tidak ada debu di lantai ataupun lampu-lampu gantung yang dipasang, bau apek masih bisa tercium kuat di sepenjuru rumah. Tidak ada lagi bebauan dari dapur, atau aroma pengharum ruangan kesukaan sang empunya bahkan wewangian parfum yang menempel kuat di setiap penjuru rumah pun tak lagi tercium. Ruangan luas itu bergema akibat keheningan yang menyelimuti.
Jika diputar ulang ke masa lalu, tempat ini menyimpan ragam cerita hangat yang membangkitkan gairah. Sofa tempat beradu kasih, gagahnya grand piano tak lagi terdengar suaranya yang tak luput menjadi sasaran pembuktian betapa menggeloranya cinta yang dimiliki, serta kamar utama yang sunyi sepi tak menyajikan kehangatan lagi.
Semuanya kosong dan hampa.
Kekosongan ini tampak mengerikan, persis seperti tragedi yang pernah terlukis di istana mewah ini. Jelas bisa terdengar tamparan keras yang nyaring hingga membuat telinga berdenging serta cekcok yang berakhir dengan putusnya hubungan membuat keadaan makin mencekam. Momen horor itu begitu membekas sampai-sampai terngiang terus di benak.
Jejak-jejak yang ditinggalkan masih berada di tempatnya, seolah-olah tidak ada yang sudi menyentuhnya. Pakaian-pakaian mahal yang menggantung, jam yang masih berdetak pelan serta potret dalam bingkai sederhana masih bertengger gagah di meja kecil samping tempat tidur.
Sentuhan pada pinggiran bingkai foto mengantarkan gelombang sengatan listrik yang menyalurkan ribuan memori abadi yang bercokol di relung hati. Senyum cerah memikat tak lagi bisa terulang. Momen magis itu hanya sebuah kenangan, tidak mungkin mampu terulang. Disimpan lagi selembar foto penuh janji bahagia di dalamnya kembali ke tempatnya.
Kasur masih terasa empuk seperti terakhir diingat. Jelas disini sudah tak terhitung peraduan panas yang membakar sel-sel dalam tubuh. Decit samar per kasur bagai simponi dari surga saat menyatu dalam harmonisasi desahan dan lenguhan yang membangkitkan gairah. Sesak memenuhi dada mengingat betapa sangat merindunya momen beradu kasih itu. Tempat yang menjadi saksi utama betapa menggeloranya cinta yang pernah dimiliki.
Semua ini sangat menyadarkan bahwa tidak ada cinta yang sebesar mereka miliki, bagaikan Adam dan Hawa --ini sudah jadi takdir mereka untuk terus bersama. Kematian bahkan tidak akan menghalangi jalan untuk terus merajut kasih hingga bahagia terus direngkuh dalam pelukan.
Benar, ia tidak bisa berdiam diri saja. Ia sang dominan, pemilik tunggal hati sang kekasih. Tuhan bahkan tidak bisa memisahkannya dengan cinta sejatinya, maka tanpa ataupun dengan restu Tuhan sekalipun ia akan menjaga miliknya selamanya tetap disisinya.
Andrea akan terus hidup bersama Gabriela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]
Romance[PART LENGKAP] ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ‼️18+‼️ Bodohnya aku yang bertahan denganmu yang memenjarakanku. "Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kau tidak pandai mencintai kau hanya piawai mengekang." "Kau tidak membutuhkan orang lain. Bergantunglah hanya padaku se...