°15°

411 15 1
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

Ternyata Andrea melajukan mobilnya ke Leavesden Park, karena jaraknya yang paling dekat. Ia tidak cukup kuat untuk menahan hasrat ingin menyentuh Gabriela hingga tiba di penthouse-nya.

"Andrea, kenapa kita ke sini?"

"I'm gonna fuck you. Right here right now!" kata Andrea dengan penuh penekanan.

Gabriela menggeleng, "Andrea, kau sudah gila?! Kita sedang di tempat umum. Bagaimana kalau ada yang melihat kita--"

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Andrea sudah lebih dulu membuka sabuk pengaman Gabriela lalu dengan gairah menggelora ia segera memagut bibir tipis nan indah itu.

"Mmph-- And--"

"Just relax babe, and enjoy it."

Bisikan setan itu membuat rasa malu yang membelenggu kini lenyap seketika. Yang ada saat ini hanya gairah dan tuntutan pelampiasan yang tak tertahankan. Maka, Gabriela tanpa peduli sedang berada dimana langsung melahap bibir Andrea tak kalah bernafsunya.

Mereka berciuman dengan liar tanpa takut ada yang memergoki mereka tengah bercumbu diantara rindangnya pohon yang menaungi mobil mewah tersebut. Keduanya telah terbuai dalam kenikmatan duniawi yang membawa pada kenikmatan yang tiada tara. Keduanya kini bahkan sudah saling melucuti kancing baju masing-masing, berlomba siapa yang paling cepat.

Andrea dibuat kalap ketika penampakan payudara Gabriela yang ranum di balik bra merah berenda. Ia tak menganggurkannya lama-lama dan segera melakukan pekerjaan mulia yang membuat sang pemilik merintih nikmat.

"Ahn-- ngh... Andreaaah--" desah Gabriela dengan nafas tersengal.

Suara pengait bra yang terbuka terdengar begitu jelas meski desahan Gabriela mendominasi tak pernah berhenti mengalun. Sapuan udara dingin membuat puting-nya langsung mengeras dan Andrea malah dengan sengaja semakin membuatnya mengeras dengan mengemutnya bagai bayi yang tengah menyusu.

Ah-- kenikmatan tiada tara itu membuat Gabriela menengadahkan wajahnya hingga kepalanya menghantam kaca mobil. Dadanya kian membusung seiring dengan perlakuan Andrea yang memanjakan payudaranya. Setiap isapan, remasan bahkan gigitan kecil membuat vagina-nya semakin basah.

Akhirnya ia tak tahan lagi karena ingin mencapai pelepasannya dengan benda tumpul nan panjang milik Andrea yang berada dalam lorong hangatnya. Makanya, ia dorong tubuh Andrea lalu dengan tak sabaran melepaskan jins-nya beserta dalamannya sekalian. Sementara Andrea diam mengawasi dengan tatapan tajam serta bibir bawahnya yang selalu ia jilati. Sekarang Gabriela telah telanjang seutuhnya lalu tanpa malu, ia merayap dan langsung duduk di pangkuan Andrea tepat di atas gundukan besar itu.

"Kau begitu seksi, sayang."

Dibalut nafsu, Gabriela dengan tak sabaran membuka kancing serta resleting celana milik Andrea. Kemudian ia buru-buru mengeluarkan senjata yang mampu membuat ia mendesah hebat karena kocokan benda berurat itu.

Karena miliknya sudah benar-benar basah, maka tanpa keraguan ia segera membawa penis Andrea untuk memasuki vagina-nya. Dengan sekali dorong, benda itu masuk seutuhnya dalam lorong kewanitaannya. Posisi seperti ini membuat Gabriela berkuasa akan Andrea yang duduk merintih kenikmatan.

Gabriela langsung berpegangan pada bahu Andrea yang kokoh sebagai tumpuannya selagi ia menaik turunkan tubuhnya.

"Damn, milikmu memijatku begitu nikmat."

Toxic Relationship: Between Love and Pain [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang