01. Morning kiss

3.4K 194 24
                                    

"Pacaran itu ribet, haram pula. Mending langsung nikah."

~Nafika badbaby sist!

Happy Reading!

Nafika melahap roti panggang yang disiapkan ibunya untuk sarapan. Sambil mengunyah, matanya tetap menatap kakaknya.

"Fokus pada makananmu, Fika," tegur Aira, yang tahu Nafika sering curi pandang pada anak angkatnya.

Nafika mendengus dan mengalihkan pandangan dari Saga yang merupakan saudara angkatnya. "Pacaran nggak boleh, dijodohin nggak boleh, sekarang natap juga nggak boleh," gerutunya pelan.

Saga diam saja, tak berminat menanggapi adiknya yang selalu begitu sejak dua tahun terakhir, tepatnya sejak dia menjadi bagian keluarga ini. Nafika sangat agresif, jadi Saga harus lebih sabar menghadapinya.

Ayahnya — Dirga, ikut menegur Nafika juga. "Jangan ganggu abangmu terus, Fika."

"Tapi—"

"Gapapa, Pa. Nanti Fika capek sendiri," sahut Saga memotong.

Saga adalah laki-laki berkepribadian tenang, dia juga sangat perhatian pada Nafika, dan itulah yang membuat Nafika jatuh cinta. Selain itu, Saga sangat berprestasi dalam pendidikan, berbeda dengan Nafika yang selalu mendapat nilai merah.

Dirga menghela napas, memijat pangkal hidungnya. "Jangan terlalu memanjakan adikmu, Saga. Sekali-kali tegur dia dengan tegas."

"Saga nggak bisa marah sama aku, Pa. Orang dia juga suka sama Fika," celetuk Nafika pede, dia mengedipkan matanya nakal pada Saga.

Saga mendelik. "Fika, jangan membual di pagi hari."

"Ayolah, ngaku aja. Kita udah jadi keluarga, nanti kalau nikah makin jadi keluarga, namanya keluarga double," celoteh Nafika, menyengir.

Aira mencubit pinggang putrinya, hingga ia meringis kesakitan. "Jangan ganggu abangmu!"

Nafika memasang wajah cemberut.

"Cepat sarapan Fika, lalu ke sekolah." Aira hanya bisa menghela napas lelah dengan sikap putrinya.

"Siap, Nyonya! Saya akan makan dan pergi ke sekolah bareng Saga tersayang!" Nafika tersenyum lebar, menghabiskan rotinya dalam sekali lahap.

"Tidak. Kamu akan diantar Diman," tolak Dirga tegas. "Kalau pergi dengan Saga, kamu akan mengganggunya sepanjang jalan."

Nafika kecewa. Orangtuanya tidak berpikir bahwa Nafika akan dirusak oleh Saga, malah sebaliknya mereka pikir Saga akan rusak jika bersama Nafika.

"Sekali aja, Pa, izinkan Fika pergi bareng Saga." Nafika memasang wajah memelas.

Dirga dan Aira menggeleng serempak. "Kamu akan diantar Mang Diman," putus Aira tegas.

"TIDAKKK!" Nafika berteriak histeris, kemudian melirik tajam pada Saga yang menertawakannya hingga cowok itu terdiam.

"Tidak ada penolakan, Fika. Kalau menolak, Mama potong uang jajan kamu," ancam Aira, membuat Nafika kesal.

"Mama!" rengeknya, menggoyang lengan ibunya. Berharap Aira akan luluh.

Aira tetap menggeleng. "Tidak boleh. Kamu diantar Mang Diman."

Dear Nafika Badbaby Sist!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang