"Mengira kalau aku yang paling dekat denganmu adalah salah paham yang memalukan"
~Fika badbaby sist!
-HAPPY READING-
Nafika merogoh saku dan mengangkat ponselnya yang bergetar. Terdapat panggilan suara dari Anna. Nafika menerima panggilan tersebut.
"Halo, Fika?"
"Kenapa? Tumben banget telepon, biasanya langsung nyamperin," balas Nafika sambil menyisir rambut dengan jari.
"Gue mau ngajak keluar, bosen di rumah. Mau coba restoran baru di Jalan Parta? Ada burger enak, lho!" ajak Anna antusias. Kabarnya restoran tersebut baru buka dan menawarkan banyak diskon.
Nafika menyeringai. "Jangan ditanya lagi, Ann. Kalau urusan makan, gue pasti mau."
"Good girl! Gue jemput, ya? Siap-siap!"
-dear nafika-
Nafika sudah siap. Mengenakan blouse putih dan rok selutut, serta tas selempang berwarna senada, penampilannya terlihat manis. Jepit rambut dari Saga menghiasi rambutnya, menambah sentuhan istimewa.
Tin-tin!
Anna sudah sampai. Nafika segera keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.
"Bi, kalau Mama sudah pulang bilang kalau Fika main sama Anna!" teriak Nafika sambil melintas. Bibi Dera yang sedang memasak hanya mengacungkan jempol.
Nafika membalas acungan jempol itu, lalu berlari kecil menuju Anna. Sahabatnya itu sedang duduk di mobil, mengenakan celana jins, tank top, dan kemeja oversize.
"Ayo kita berangkat!" ajak Anna semangat. Nafika tertawa dan mengangguk cepat. Mereka segera menuju restoran di Jalan Parta.
Sesampainya di restoran, mereka langsung masuk. Karena baru buka, restoran ini cukup ramai. Beruntung, Nafika dan Anna masih mendapatkan tempat.
Anna mengajak Nafika ke meja yang kosong dan duduk menunggu pelayan. "Lo mau pesan apa, Fik?" tanya Anna setelah menerima daftar menu.
"Apa, ya?" Nafika melihat menu dan memilih paket burger spesial yang katanya menjadi andalan restoran ini. Mereka memutuskan memesan makanan yang sama.
Setelah pesanan tiba, pelayan memberikan makanan sambil tersenyum. Nafika dan Anna hampir bersamaan mengucapkan terima kasih.
"Jadi, bagaimana dengan Saga? Baikkan?" tanya Anna dengan santai.
Nafika mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Ya, begitulah. Gue enggak bisa marah terlalu lama sama Saga."
"Udah gue duga," jawab Anna sambil tertawa. Mustahil bagi Nafika untuk bersikap dingin terlalu lama terhadap Saga.
Nafika menyeruput kopi dan menatap ke luar restoran. "Tapi kali ini ada kemajuan. Dia yang minta maaf lebih dulu dan mengingat janji kami."
"Janji?" Anna bertanya dengan alis terangkat.
"Iya. Entahlah, ingatan gue samar. Gue cuma ingat sekitar umur delapan tahun. Sisanya, gue lupa meskipun berusaha keras buat mengingat," jelas Nafika pelan. Dia menghela napas singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Nafika Badbaby Sist!
Teen Fiction"Saga, I LOVE YOU!!!" "Lu adek gua, Fika!" "Adek-adek'an gue, mah." *** Bagaimana reaksimu ketika orang yang kamu cintai sejak kecil, tiba-tiba menjadi saudara angkatmu? Move on, atau kamu justru semakin gencar menggodanya? Bagi Nafika, menjadi saud...