-HAPPY READING-
Reo merasakan detak jantungnya semakin cepat saat pintu ruang kerja Madam terbuka perlahan. Di hadapannya, Madam duduk dengan sikap tenang namun terlihat berwibawa, mata tajamnya menatap langsung ke ara Reo.
Udara di ruangan itu terasa semakin berat, seolah dipenuhi tekanan yang tak terbantahkan. Reo mengepalkan tangannya yang gemetar saat menerima lirikan singkat dari Madam.
Kring!
Telepon di atas meja kerja Madam berdering. Dengan gesit, tangan Madam mengangkat telepon itu, sementara tangan lainnya masih mencatat sesuatu di dokumen yang tersebar.
Reo menelan ludah saat percakapan di telepon itu berakhir. Madam pun segera menatap ke arahnya.
"Sepertinya kamu masih menghormatiku," ujarnya dengan ekspresi serius, meletakkan pena yang dipegangnya.
"Mendekatlah," perintahnya kepada Reo yang masih tertegun.
Reo melangkah mendekat dengan ragu. Rasa kesal, takut, cemas, dan khawatir berkecamuk dalam dirinya. Orang yang ada di hadapannya bisa menghancurkan kehidupannya hanya dengan satu kata.
Dia adalah ibunya. Di kediaman atau di perusahaan, ibu Reo sering dipanggil dengan sebutan Madam Rishe.
Rishe Gautama, seorang pengusaha miliarder yang terkenal di Jepang. Rishe Gautama adalah Pendiri dan CEO Gautama Group Corporation.
Madam Rishe dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Jepang. Gautama Corporation adalah perusahaan investasi dan teknologi yang memiliki portofolio luas di berbagai sektor, termasuk teknologi, telekomunikasi, dan e-commerce.
"Ada urusan apa memanggil saya?" tanya Reo ketus, meskipun ia berusaha menjaga kesopanan.
Madam Rishe menyeringai tipis. "Aku hanya akan menyita waktumu kurang dari sepuluh menit, Reo anakku."
"Langsung saja, saya lelah, Madam," desis Reo, berusaha mengendalikan emosinya.
Rishe menghela napas, mengambil pena dan mulai kembali mencatat. "Panggil aku dengan sebutan yang lazim digunakan seorang anak. Kamu tidak perlu memanggilku Madam."
"Cih!" Reo menatap jengkel orang di hadapannya. "Berhenti berpura-pura seperti orang tua. Saya sudah lebih dari muak dengan semua ini."
"Hm? Begitu menurutmu?" Rishe mengambil berkas baru untuk diperiksa.
"Tapi menurut Mama, kamu akan segera menuruti apa yang Mama perintahkan. Karena gadis kecil yang menjadi favoritmu itu akan ... Ah, kamu tahu maksud Mama." Suaranya lembut namun seolah penuh dengan rencana licik yang telah disusunnya.
Reo terkejut dan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Matanya membulat.
Senyum tipis yang melintas di bibir ibunya mengisyaratkan bahwa tidak ada yang bisa dihindari dari rencana itu. Dalam sekejap, dunia Reo terasa berputar, dan ia menyadari bahwa rencananya akan berubah arah akibat permainan licik ibunya. Dia harus bisa membalikkan keadaan.
"Jangan pernah berani mengacaukan kehidupan Nafika lagi!" Reo menggebrak meja kerja Rishe, menatap tajam ibunya.
Rishe menghentikan tangannya yang sedang menulis, menatap putra tunggalnya dengan tajam. "Turunkan nada bicaramu, Reo Gautama."
Reo membuang wajah dan mendecih. "Maaf, Madam."
"Jangan memasang wajah seperti itu, nanti Mama akan sedih," kata Rishe sambil menopang dagu dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Nafika Badbaby Sist!
Teen Fiction"Saga, I LOVE YOU!!!" "Lu adek gua, Fika!" "Adek-adek'an gue, mah." *** Bagaimana reaksimu ketika orang yang kamu cintai sejak kecil, tiba-tiba menjadi saudara angkatmu? Move on, atau kamu justru semakin gencar menggodanya? Bagi Nafika, menjadi saud...