Masalah tak akan selesai dengan pertengkaran, justru semakin panas karenanya
-Most Wanted vs Nerd Girl-***
"Selamat siang. Dimohon untuk kembali ke barisannya masing-masing." Suara berat nan datar Raja terdengar jelas di speaker sekolah, dengan cepat para junior kembali ke barisannya dengan rapi meskipun malas.
"Siang ini kalian akan saya bubarkan dan kembali lagi tepat pukul tiga sore. Tidak ada alasan apa pun! Untuk sholat kita bisa sholat berjamaah di sekolah ini. Kalian mengerti?" Mendengar itu serentak para junior mengangguk paham.
Raja kembali memimpin doa berakhirnya MOS untuk hari ini dan para siswa diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. Atau jika ingin ke rumah doi atau mantan juga diperbolehkan. Gagal move on tanggung sendiri.
Ratu tampak celingukan tidak tahu harus bagaimana cara ia pulang. Dirinya lupa meminta uang bulanan kepada papanya dan uang tabungannya pun lupa ia bawa. Ditambah lagi hari ini tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Niara, Meyla, dan Alisya sudah pulang sedari tadi sehingga tidak mungkin baginya untuk meminta Niara untuk berputar arah.
Cittt!
Suara decitan rem mobil berhasil membuyarkan lamunan Ratu. Hazel cokelat terangnya menangkap Dylan tengah keluar dari mobil miliknya seraya menyunggingkan senyuman menggelikan bagi Ratu.
"Ngapain?" tanya Ratu dengan nada tak suka.
Dylan berjalan mendekati Ratu dan merebut permen lolipop yang menyumbat mulutnya. Ratu membelalak tidak terima makanan kesukaannya diambil oleh orang lain. "Heh, gak sopan. Itu permen lolipop satu-satunya yang Ratu punya! Emang Kak Dylan mau apa beliin buat Ratu, hah!?"
"Gue beliin sepuas lo," cakap Dylan membuat Ratu terlena.
Mata Ratu berbinar-binar mendengarnya. "Beneran Kak Dylan mau beliin Ratu lolipop? Beliin Ratu dua kotak permen lolipop, ya?"
"Gue beliin sepabrik-pabriknya juga gue mampu. Gue anak sultan." Dylan membetulkan jambulnya berlagak sok anak sultan.
"Coba beliin Ratu pabrik lolipop sekarang kalau emang Kak Dylan anak sultan," tantang Ratu melipat tangannya di depan dada.
"Bercanda, Bosku! Anak cantik rajin belajar, mari cantik saya antar," ajak Dylan dengan gaya berpantunnya yang hanya dua baris-terinspirasi dari Jarjit katanya.
"Gadis kecil asyik menari, tidak sengaja kaki terinjak duri. Terima kasih sudah menawari, tetapi maaf saya pulang sendiri," balas Ratu dengan pantun sembarangnya, maklum saja pantun dadakan.
Dylan mengangguk-angguk. "Rupanya lo pintar pantun. Tapi, gimana cara lo pulang, cantik? Yakin gak mau sama most wanted di hadapan lo, hm?"
"Tunggu hujan ini reda. Kalau hujan gak reda Ratu lari aja," jawab Ratu sembari merogoh saku roknya dan alhamdulillah ia masih menemukan satu permen lolipop di saku roknya. "Dan Kakak jangan terlalu percaya diri. Kakak gak ganteng di mata Ratu."
"Pulang aja sama gue. Gue antar dengan selamat sampai tujuan. Jangankan ke rumah lo, ke pelaminan aja gue langsung tancap gas!"
Ratu menggeleng kuat. "Kadar haluan Kak Dylan dikurangi, deh. Iya, nanti Kak Dylan akan ke pelaminan sama Ratu, tapi Kak Dylan sebagai tamu dari pernikahan Ratu sama cowok lain."
Dylan mengacak-acak rambut Ratu lembut membuat Ratu sebal. Entah mengapa di matanya gadis di hadapannya sangat menarik. Entah hasrat dari mana ingin rasanya memiliki gadis penyuka lolipop itu.
"Mending Kak Dylan pergi, Ratu malas lama-lama sama Kak Dylan. Kak Dylan gak sadar kalau dari tadi banyak fans Kak Dylan natap Ratu murka di ujung sana?" tunjuk Ratu dengan ekor matanya.
Dylan lantas mengikuti arah yang ditunjukkan okeh Ratu. Memang benar banyak gadis menatap sinis ke arah mereka-lebih tepatnya ke arah Ratu.
"Abaikan aja. Sekarang pulang bareng gue dan lo gak boleh nolak. Gue paling gak suka ditolak." Dylan menggengam tangan Ratu namun, Ratu segera menepisnya.
"Jangan maksa Ratu! Ratu bisa pulang sendiri. Kak Dylan pulang aja kalau mau pulang, Ratu masih mau di sini," timpal Ratu membuang pandangannya ke sembarang tempat namun-
Mata Ratu membulat sempurna usai mendapati seseorang tengah menatapnya dari kejauhan. Ia memicingkan matanya memastikan apakah yang dilihatnya itu nyata.
Menyadari tengah ia pandang, cowok itu segera menyalakan motor besarnya dan bergerak ke arahnya. Tubuhnya semakin mematung lantaran cowok itu justru turun dari motornya dan berdiri di hadapannya.
"Jangan paksa kalau dia gak mau!" sergah cowok itu ketus.
Sontak Dylan menoleh. Wajahnya yang tadi berseri kini tampak penuh kebencian. Ratu yang berada di antara keduanya hanya terdiam.
"Apa urusannya sama lo? Lo siapanya dia, hah!?" ketus Dylan mendorong bahu cowok itu keras.
Rasanya Dylan ingin menonjok wajah cowok di hadapannya. Ia tidak pernah hidup damai dengan cowok itu karena suatu hal yang pernah terjadi di masa lalu dan biarkan itu menjadi rahasia. Jika dibicarakan masalahnya pun tak akan kelar begitu saja, ya, hanya karena kesalahpahaman saja.
Suasana berubah menjadi tegang. Wajah Dylan tampak memerah karena menahan amarah sedangkan, cowok di hadapannya semakin menampakkan wajah datarnya.
Ratu memundurkan kedua kakinya. Ia takut kedua cowok itu bertengkar di hadapannya. Ia sangat takut akan hal itu. Rasa trauma selalu menghantui benaknya. Dan benar saja apa yang Ratu pikirkan tidak lama Dylan melayangkan pukulannya mengenai sudut bibir cowok itu hingga tersungkur.
Ratu berjongkok menahan tangisnya hingga permen lolipop yang tadi ia kulum terjatuh. Ia berteriak menutup kedua mata dan telinganya tidak ingin mendengar apalagi menyaksikan perkelahian kedua cowok itu.
"Kak Dylan ... Kak Raja! Tolong berhenti! Ratu takut!" Ratu berteriak masih dengan mata yang terpejam.
Tidak lama Ratu merasa tubuhnya menghangat. Ia membuka perlahan kedua matanya. "K-Kak Raja?"
"Lo jangan nangis. Gua minta maaf," lirih Raja dengan suara lembut.
Raja kembali membawa Ratu dalam dekapannya membawa sensasi nyaman untuk Ratu. Ratu segera membalas pelukan Raja menumpahkan rasa takutnya di sana.
Awas aja lo! Gue gak akan biarin dia jadi milik lo! Apa pun akan gue lakuin demi bisa dapatin Ratu walaupun akan ada pertumpahan darah. Tunggu gue, Kesayangannya Dylan, batin Dylan.
Dylan bergegas pergi dari lokasi menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi pertanda ia sudah sangat murka.
Hujan semakin mengguyur kota dengan derasnya. Baju Ratu kini basah karena dipeluk oleh Raja yang sudah basah kuyup. Raja menggosok-gosokkan telapak tangannya lalu menempelkannya pada kedua telapak tangan Ratu. "Biar hangat."
Ratu mengangguk sambil menunduk menyembunyikan rasa malu yang ada. Raja yang menyadarinya lantas menyunggingkan senyumnya. "Baperan."
"Siapa yang gak baper kalau digituin sama doi sendiri?" celetuk Ratu memanyunkan bibirnya beberapa centi.
"Berarti gua doi lo?" tanya Raja membuat Ratu terdiam.
"Eh? B-bukan g-gitu. M-maksud Ratu itu-"
.
.
.Wah, Ratu keceplosan kah?
Penasaran kelanjutannya akan seperti apa?Yuk, next✔️
👇🏻 Jangan lupa tekan vote di bawah yaw^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl
Teen Fiction🌻 WELCOME TO MY THIRD STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Mohon maaf untuk chapter 9-13 tidak urut dikarenakan lapak tengah error! 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, H...