Part 52. Pesan Misterius

299 37 28
                                    

Ubahlah ketakutan menjadi sumber kekuatan, karena jika kau tak mampu mengontrol ketakutanmu itu hanya akan membawamu ke dalam lubang keterpurukan
-Most Wanted vs Nerd Girl-


***

Rahang Raja mengeras, matanya memerah, degup jantung yang semula teratur kini berpacu lebih cepat, kedua bahu kekarnya tampak naik turun tak menentu. Rasanya ia ingin membelah debu menjadi kepingan terkecil karena kesal. Rasanya ia marah pada Niara, namun keselamatan gadisnya jauh lebih penting. Dan mungkin Niara memiliki alasan lain mengingat Ratu dan Niara adalah sahabat sedari dulu.

Sedari tadi kakinya terus melangkah menyusuri sekolah termasuk toilet siswi, namun apa hasilnya? Hanya berjumpa dengan laba-laba di sudut tembok seolah tengah mencoba menertawainya.

"Lo di mana, sih!?" umpat Raja menendang pot di pinggir lapangan, masa bodo jika dirinya akan mendapat amarah dari guru toh dirinya juga mampu membeli ribuan pot sekalipun.

Entah dorongan dari angin mana, Raja melangkah ke belakang sekolahnya. Tidak, bukan gudang tentunya. Teramat bosan bukan jika sedikit-sedikit ke gudang, seolah di sekolah hanya ada ruang kelas, rooftop, dan gudang saja. Ruang lain bagaikan arwah penasaran.

Sampailah dirinya di taman belakang yang jarang ada siswa di sana, terlebih seluruh siswa memang sudah kembali ke kerajaan ternyamannya masing-masing sedari tadi. Mata elangnya terus menelisik ke sana dan ke mari mencari keberadaan gadis yang membuat jantungnya seolah hendak berhenti berdetak saat ini.

"Argh ... lo di mana, sih!?" Raja menjambak rambutnya frustasi tak menjumpai batang hidung gadisnya di sana, hanya ada belalang dan serangga lainnya yang hinggap di tanaman.

Kaki jenjangnya kembali melangkah menyusuri seluruh sekolahnya hingga tanpa sengaja ekor matanya berjumpa dengan gadis yang tengah berjalan santai menuju koridor arah parkiran.

Raja mengembuskan napas lega, ia mencoba menetralkan amarahnya walaupun jujur ingin rasanya ia berteriak dan melontarkan kata-kata pedas untuk sang gadis karena sudah membuatnya begitu panik. Ia sangat takut jika Ratu mendapat bully-an lebih parah lagi, mengingat sang gadis sudah kehilangan ingatannya. Tentu hal itu amatlah menguntungkan para pem-bully.

"Ekhem," dehem Raja membuat gadisnya sontak memutar tubuh menghadapnya. "Ke mana aja?"

"T-tadi ada K-Kakak senior manggil Ratu, j-jadi Ratu pergi ke k-kelas dua belas," jelas Ratu menyunggingkan senyum kudanya. "M-maaf, kata Kakaknya t-tadi, dia udah minta izin s-sama Kakak mau bawa Ratu. D-dia baik kok."

"Masuk sekarang, cerita semuanya di rumah," perintah Raja memasuki mobilnya lebih dulu, mengacuhkan sang gadis yang melunturkan senyum manis khas Ratu.

Tak ada pembicaraan apa pun di antara keduanya, hanya suara musik di mobil Raja yang terdengar selain bunyi mesin mobil tentunya. Hingga tibalah keduanya di apartemen milik Raja dan tentu akan menjadi milik Ratu juga nantinya.

Raja melempar tasnya sembarang hingga mengenai vas cantik di atas meja ruang tengah. Ratu lantas meringkuk sembari menjerit, bayang-bayang tak jelas mulai muncul dalam benaknya.

Raja sontak mendekati sang gadis dan memeluknya membiarkan gadisnya untuk menangis di sana. Raja meruntuki kesalahannya, seharusnya ia mengontrol emosinya mengingat Ratu sangat sensitif. Ia yakin otak gadisnya mengalami flashback mengenai lelaki iblis yang kini mendekam di penjara.

"Papa ... j-jangan! Papa sakit, Pa!" raung sang gadis memejamkan matanya.

"Hiks ... Papa! A-apa salah Ratu? Sakit, Pa!" Kini suara Ratu terdengar begitu menyakitkan di hati Raja seolah meremas hati batunya begitu kencang. "Papa ... Ratu minta maaf. Hiks ... ini b-bukan salah R-Ratu. I-ini takdir, Pa!"

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang