Part 47. Kejamnya Takdir

472 41 40
                                    

Terkadang ingin merasakan amnesia 'tuk melupakan pahitnya kehidupan, namun kemudian aku tersadar kepahitan itulah yang menjadikanku dewasa
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Pemuda yang tadi membawa Raja masuk ke mobil justru dibuat terperanjat kaget, bagaimana tidak? Raja yang semula terbujur lemas di atas aspal dengan darah bercucuran kini berlari kencang menuju Ratu yang sudah tak sadarkan diri.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Liam, ya, pemuda tadi adalah Liam.

Liam sengaja datang atas perintah Raja yang meminta komplotannya datang, namun hanya Liam yang bergerak cepat sedangkan yang lain tampaknya terjebak macet atau mungkin ngaret?

Liam buru-buru menyusul Raja dengan langkah lemasnya, melihat orang yang begitu ia cinta terbujur lemas dengan darah mengalir seolah mengeramasi rambut panjang sang gadis.

Hazel cokelatnya beralih menatap Raja yang kini tengah mengguncang tubuh gadisnya juga dengan air mata yang sudah terjun sedari tadi. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, rasanya tak percaya dengan semua ini. Tubuhnya terasa begitu kaku seolah tak mampu untuk digerakkan.

"Bangun! Bertahanlah, kita ke rumah sakit sekarang. Gua akan selalu ada buat lo, maafin gua yang gagal jagain lo." Raja membopong gadisnya membiarkan darah segar gadisnya turut membasahi pakaian yang juga sudah ternodai oleh darah orang lain.

Bingung? Baiklah, nanti Raja akan menjelaskan kronologi yang sebenarnya. Tidak mungkin bagi Raja untuk menceritakannya saat ini mengingat tubuh gadisnya semakin melemah. Manik hazelnya kini terpejam sempurna seolah enggan terbuka kembali.

"LIAM! BURUAN KE RUMAH SAKIT, CEWEK GUA SEKARAT! LO NGAPAIN DIEM DI SITU, HAH!?" sentak Raja menyadarkan lamunan Liam.

Liam menaiki mobil Raja kemudian menancapkan gasnya dengan tangan gemetar. Sesekali ia melirik ke arah sang gadis yang kini ada dalam pangkuan sahabatnya, rasanya hatinya retak ingin rasanya ia menangis sekencangnya, namun tentu itu hanya akan mempermalukan dirinya sebagai lelaki.

Liam mempersingkat waktu dengan melewati jalan pintas menuju rumah sakit yang tentu sangat ia hafal. Beberapa menit sudah mereka lalui dalam keheningan, tibalah ketiganya di rumah sakit terkenal di kotanya.

Dengan langkah cepat Raja membopong gadisnya menerobos keramaian di rumah sakit tanpa mengindahkan Liam yang sudah berteriak memanggil namanya.

"DI MANA DOKTERNYA!? GAK LIHAT ADA PASIEN SEKARAT, HAH!? KALAU SAMPAI PASIEN INI MATI KALIAN SEMUA GUA PECAT!" teriak Raja dengan wajah murkanya.

Seluruh dokter dan perawat tampak begitu panik mendengar kemarahan Raja, tak ada yang berani membantah terlebih rumah sakit tersebut adalah cabang milik pamannya yang juga akan menjadi milik Raja seorang, sehingga wajar jika seluruh dokter maupun perawat ketar-ketir dibuatnya.

Raja tampak duduk lemas di depan pintu ruang ICU, ruang di mana gadisnya berada. Ruang yang amat ia benci. Ia menatap tangannya yang berlumurkan darah gadisnya, air mata yang semula menetes kini seolah tak lagi mampu menitikkan air mata. Tampaknya ia sudah frustasi dan menyerah pada keadaan mengingat betapa parahnya kondisi gadisnya.

"K-kenapa harus terjadi? Kenapa rencana gua gagal? Kenapa gua teledor? Kenapa gua bodoh? Kenapa!?" Raja memukuli kepalanya keras sembari menjedotkan pada dinding dingin rumah sakit. Ia bahkan menjambak rambutnya frustasi.

Dengan langkah tergopoh Liam berlari mendekati Raja kemudian menendang sahabatnya agar menjauh dari dinding rumah sakit. Liam melayangkan tamparannya pada pipi kanan Raja yang juga berlumurkan darah milik Ratu tentunya membuat air matanya mau tak mau kembali menetes.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang