Jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Kamu adalah alasanku kuat, jika kau lemah bagaimana aku bisa bangkit?
-Most Wanted vs Nerd Girl-
***
Senyum Ratu kian mengembang sedari tadi, membuat suasana hati Raja kembali melonjak naik. Sudut bibirnya pun sedikit terangkat membentuk senyuman kecil yang sudah lama hilang dari wajahnya.
Wajah Raja sedikit memerah dan tampak salah tingkah. Bahkan, dirinya sampai kehilangan konsentrasinya. "Selamat pagi, kita mulai kembali kegiatan MOS siang hari ini."
"Selamat malam!" sahut para senior yang lain serempak, menciptakan tawa para junior sembari berbisik-bisik atas keteledoran Ketua OSIS mereka itu.
Menyadari akan hal itu Raja menepuk jidatnya, mengusap wajahnya. "Eh, sorry, ralat. Selamat sore, kita mulai kembali kegiatan MOS sore hari ini diawali dengan berdo'a."
Raja sempat melirik ke arah gadis yang membuatnya gagal fokus. Gadis itu masih tampak menyunggingkan senyumnya ke arahnya. Ia masih terheran apa yang membuat gadis itu melihatnya tanpa berkedip. "Berdo'a ... mulai," lanjutnya.
Raja kembali melirik ke arah gadis itu. Telihat gadis itu tengah menunduk memanjatkan doanya kepada Tuhan. Senyumnya terukir jelas di wajahnya detik kemudian ia melunturkan senyumnya sebelum ada yang menyadari, namun di balik itu ada seseorang yang menyadari akan perubahan diri Raja. Seseorang tersebut menghela napasnya.
Gue yakin lo suka sama dia dan gue yakin kalau rasa suka itu bakalan berubah menjadi rasa sayang, batin orang itu.
"Cukup," sambung Raja, serempak para siswa dan senior yang ada di lapangan kembali mendongak.
Mata Raja kembali menyapu junior-junior di hadapannya. Lagi-lagi pandangannya masih terkunci pada seorang gadis yang melihat ke arahnya. Ia beralih menatap siswa lain mengurangi rasa malunya. "Hari ini kalian wajib mengikuti acara MOS dengan baik. Tidak ada alasan untuk kalian melanggar. Jika di antara kalian bersalah, maka kalian semua akan mendapat imbasnya!"
Raja melirik ke arah Nathalie, bermaksud memberikan kode untuk segera mengambil alih agar hari tidak terlalu malam. Nathalie yang mengerti lantas kembali menaiki panggung bersamaan dengan Raja yang kembali bergabung dengan senior lain.
Nathalie membacakan susunan kelompok kemah yang terdiri dari tiga siswa dan dua senior yang tentunya akan mendirikan tenda berdampingan.
Nama demi nama terdengar jelas dari bibir Nethalie, kini tibalah untuk kelas Ratu dibacakan. "Kelompok dua dari kelas X MIPA 3 yang terdiri dari empat siswa, yakni Alisya, Meyla, Niara, dan yang terakhir adalah ... Ratu. Sementara untuk senior di kelompok ini paling spesial, yakni Dylan dan Raja. Wow, beruntung sekali kalian!"
Puluhan siswi berteriak histeris merasa iri pada kelompok Ratu. Betapa beruntungnya Ratu bisa berkelompok dengan Raja dan Dylan, senior paling unggul di antara senior yang lain.
Akan tetapi, tidak berlaku untuk Ratu. Ia justru mengerucutkan bibirnya tidak suka dengan kelompok yang ia dapatkan. "Kenapa, sih, harus sama Kak Raja dan Kak Dylan? Males tahu," keluhnya.
"Yang lain ngarep lo malah ngeluh," sosor Niara.
"Baik. Semua sudah ingat siapa kelompoknya? Sekarang, silakan kalian berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Untuk para senior silakan bergabung dengan kelompoknya, ya. Acara akan segera kita mulai," jelas Nathalie.
Ratu berdiri dengan wajah masamnya, bersanding bersama dengan Raja. Wajah Raja tampak begitu datar, berkebalikan dengan Dylan yang sibuk menggoda Ratu.
Ratu tampak begitu kesal. "Bisa gak kalau gak usah gangguin Ratu!? Fokus aja sama tugas Kakak!" pekiknya.
Seulas senyum tercetak di wajah datar Raja. Detik kemudian senyum itu luntur, menyadari ada yang menatapnya sedari tadi. "Fokus kegiatan jangan hal lain," sindirnya.
Gadis itu terbatuk kecil, kemudian membuang pandangannya. Dylan mendorong Raja bermaksud agar dirinya berdiri di samping Ratu. Wajah Ratu memerah, suasana hatinya semakin memburuk.
Kini mereka mendengarkan intruksi dari Nathalie di atas panggung. Lima menit sudah berlalu, mereka diarahkan untuk segera menuju tanah lapang di belakang sekolah. Di sana juga terdapat hutan, tempat yang sangat cocok untuk area perkemahan.
Ratu berjalan di samping Raja dengan wajah masam. Ia masih merasa dongkol, selang beberapa menit mereka tiba di tempat yang sudah ditentukan.
"Buruan, tiga puluh menit untuk bersiap!" perintah Raja tepat di telinga Ratu.
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit bagi Ratu dan kedua temannya untuk mendirikan tenda. Sedangkan tenda Raja sudah berdiri kokoh sedari tadi.
Setelah siap, Ratu dan kedua temannya duduk membentuk lingkaran kecil menikmati bekal makan bersama. Ratu ingin membagi bekalnya pada Raja yang sedari tadi duduk diam memandangnya.
Ia bangkit dari posisinya, berjalan mendekati Raja yang masih menatap dirinya. Ratu berhenti. "Kak, Kakak gak bawa makan, 'kan? Ratu bawa dua makanan, tadi Ratu sempat masak. Nih, Kakak makan aja. Nanti Kakak sakit kalau gak makan."
Raja hanya menatap datar ke arah bekal yang tersodor padanya. Ratu memutar malas bola mata cokelat terangnya. "Nih, terserah Kakak mau makan atau enggak. Tapi, lebih baik Kakak makan."
Ratu berbalik badan hendak pergi, namun Raja menahannya. "Lo di sini, gua makan."
Ratu terdiam mencerna maksud dari sang senior. "Oh, oke." Ia mendudukkan dirinya di batang pohon tumbang tepat di samping Raja.
Senyum ratu mengembang sempurna menatap Raja melahap bekalnya. Ia terkekeh kecil, tampaknya Raja benar-benar kelaparan. "Kakak belum makan, ya? Lain kali Kakak makan dulu, dong. Emang di rumah Kakak gak ada yang masakin?"
Raja menelan nasi goreng buatan Ratu sebelum menjawab, "gak."
Raja pun kembali melahapnya hingga tidak menyisakan satu bulir pun. "Makasih. Nanti gua cuci."
"Eh, gak usah. Biar Ratu aja yang cuci, Kak. Kakak gak gabung sama senior lain? Kak Dylan aja tadi ke sana, tuh!" tunjuknya.
Raja hanya menggeleng tak bersuara. Tangannya meraih air mineral yang ada di sebelahnya, meneguknya menyisakan setengah botol.
Ratu hanya menatap, memperhatikan apa yang dilakukan oleh Raja. "Kak? Terus Kakak ngapain minta Ratu tetap di sini?" Kedua alis Ratu saling berjumpa membuat Raja terkekeh.
Raja menutup wadah bekal Ratu. "Pengin aja. Sekarang lo pergi," perintah Raja membuat Ratu mengembuskan napas panjang.
Ratu mendengus kesal sembari menendang batu kecil di samping kakinya. "Ih, Kakak gak pernah diajarin cara berterima kasih apa? Ngeselin banget, sih!" Ratu berjalan menjauh dengan wajah berkerut.
Niara memiringkan sedikit kepalanya menatap bingung dengan sahabatnya itu. "Lo kenapa? Lo gak pa-pa, 'kan? Terus bekal makan lo kok habis? Bukannya tadi bekal pertama lo udan lo makan? Lo makan lagi? Serius lo? Setahu gue lo gak bisa makan banyak, deh," cerocos Niara menatap bekal Ratu yang sudah kosong.
Ratu menarik napas dalam-dalam mengembuskannya kemudian kembali menarik napas dan menahannya beberapa detik sebelum mengembuskannya. Jika menahan lebih lama mungkin ia akan menyusul orang tersayang ke alam lain. "Niara, tuh, tanya atau apa, sih!? Ratu lagi sebel, dongkol, marah, bete, kesel, ngambek, angry, dan badmood!"
"Sama aja itu, Cha. Intinya, mah, lo lagi badmood. Gitu, 'kan?" tanya Niara. "Jawab pertanyaan gue satu-satu, dong. Hehe ...."
"Jadi gini ...." Ratu menceritakan sedari awal hingga akhir.
Niara yang sedari awal menyimak, mengernyitkan dahinya. Ia merasa curiga dengan sahabatnya ini. "Lo suka sama Kak Raja, ya?"
Kedua mata Ratu membulat sempurna dibuatnya. "Eh, R-Ratu-"
.
.
.Yuk next lagi!
Perjalanan hidup masih puanjang😊
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl
Roman pour Adolescents🌻 WELCOME TO MY THIRD STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Mohon maaf untuk chapter 9-13 tidak urut dikarenakan lapak tengah error! 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, H...