Part 62. END

1K 36 55
                                    

Kata orang rasa rindu dapat terobati oleh temu, lantas bagaimana bila orang yang kurindu berbeda alam dengan diriku? Hanya do'a yang senantiasa aku panjatkan 'tuk mengobati rindu yang menggebu dalam relung hatiku
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Dua lelaki remaja tampak digotong memasuki ambulans disusul oleh Nathalie, Galih, Andreas, dan Rehan. Ambulans melaju dengan cepat membelah keramaian jalanan, membutuhkan banyak waktu mengingat letak rumah sakit cukup jauh dari posisi kecelakaan.

Nathalie kembali terisak tentunya melihat kondisi kedua sahabatnya terbaring lemah tepat di hadapannya terutama Liam.

Tangan kiri Raja tampak sobek serta mengeluarkan cairan merah pekatnya. Tampaknya ia tergores bagian kursi roda atau mungkin benda-benda yang ada di sekitar jalan raya.

Lain hal dengan Liam yang semakin memucat. Kepala tampannya terus mengeluarkan cairan merah pekat, tentu Nathalie dan yang lain begitu panik dibuatnya. Namun herannya, sang empunya kepala pun masih sadar sepenuhnya walaupun terus merintih.

Tak hanya itu, bahkan perutnya pun tertusuk sesuatu yang entah bagaimana bisa mengenai perutnya. Tentulah darah segar merembes membasahi baju putihnya.

"Gue jarang minta permintaan sama kalian, 'kan? Apa sekarang gue boleh minta sesuatu?" tanya Liam menahan sakit di kepalanya.

"Lo mau minta apa, Liam? Jangan minta yang macam-macam!" dengus Nathalie.

Tentu Nathalie kesal pada Liam yang begitu ceroboh hingga Raja nekat hendak bunuh diri dan Liam sendirilah yang menjadi korbannya saat ini. Ia sangat khawatir, sudah cukup mereka kehilangan Ratu. Tak ingin lagi kehilangan Raja apalagi Liam si cerewet di geng Golden Eagle.

"Tapi sebelum itu kalian harus janji sama gue kalau kalian mau wujudin keinginan gue ini. Gue mohon." Liam menggengam tangan Galih hingga tangan kekar Galih pun turut terkena darah Liam.

"Iya, kita pasti wujudin," balas Galih. "Apa permintaan lo? Jangan bercanda, ini bukan waktunya buat bercanda."

"Gue rasa i-ini saatnya gue bayar hutang budi gue ke Raja. Dia udah banyak bantu gue dan gue pengin donorin mata gue buat Raja." Raja tersenyum seolah tak memiliki beban, sedangkan yang lain tentu saja melotot terkejut dengan permintaan Liam.

"TERNYATA LO GAK CUMA BODOH TAPI GILA, YA! GAK! GUE GAK SETUJU, LIAM! JANGAN GILA, DEH!" teriak Nathalie menatap Liam sengit.

"Lie, dengarin gue dulu. Cari donor mata itu gak gampang, Lie. Bahkan anak-anak yang lain udah hubungin beberapa rumah sakit di luar negeri tapi hasilnya apa? Nihil, 'kan? Lagi pula gue ikhlas donorin mata gue buat Raja. Gue gak bisa lihat Raja kayak gini," jelas Liam dengan tangan kanan memegang dada kirinya, sedangkan tangan kiri beralih menggengam tangan mungil Nathalie.

"Tapi, Liam lo—" Buru-buru Liam memotong ucapan Nathalie, ia ingin membalas budinya pada Raja selama ini untuk terakhir kalinya.

"Tolong, terima permintaan gue. Lagipula gue sebenarnya juga punya penyakit, Lie. Gue sengaja nyembunyiin dari kalian, gue gak mau kalian khawatir terutama Raja. Gue gak mau repotin dia, uhuk ...." Liam terbatuk merasakan sakit disekujur tubuhnya.

"Gue dari kecil punya penyakit asma dan kadang sering kambuh, Lie. Dan gue juga punya penyakit jantung koroner dan itu sangat parah karena gak gue tangani. Kalian tahu, 'kan, gue anak dari keluarga kurang mampu dan sekarang gue pun hidup sendiri. Apa yang bisa gue lakuin selain menunggu waktu? Itu kenapa gue mutusin buat donorin mata gue, gue gak kuat lihat keadaan Raja semakin kacau," aku Liam.

Mendengar pengakuan Liam tentulah Nathalie, Galih, Rehan, dan Andreas begitu terkejut. Bagaimana bisa Liam memiliki penyakit seberbahaya itu tanpa memberitahukan anggota geng yang lainnya. Bahkan Liam tampak sehat-sehat saja tak pernah sekalipun dirinya tampak kesakitan.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang