Kehidupan memang tak seindah alam mimpi, maka teruslah berjuang. Lawan segala luka yang kau dapatkan dan raih apa yang kau inginkan hingga nanti tibalah hari di mana Tuhan menyuruhmu 'tuk beristirat di sisi-Nya
-Most Wanted vs Nerd Girl-***
Isak tangis kembali terdengar sedikit teredam derasnya hujan malam itu. Lima orang remaja tengah duduk di depan ruang ICU dengan wajah tak lagi terbaca. Sekacau itu keadaaan mereka sekarang.
Rehan melirik pada jam tangan melingkar apik di lengan kirinya. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, namun tak ada kabar pula dari sang dokter padahal mereka sudah menunggu sekitar satu setengah jam lamanya.
Anak-anak anggota geng pun sudah menghilang satu per satu hingga tersisalah lima orang saja. Andreas bersama Rehan tampak duduk bersandar pada sandaran kursi seraya memejamkan matanya, sungguh ia pun merasa amat letih.
Galih masih sibuk memeluk Nathalie yang terus saja terisak tiada hentinya seraya sesekali memanggil nama Raja. Dan Liam yang memandang kosong ke arah pintu ICU dengan wajah kacaunya. Entah, hati Liam terasa sangat hambar malam itu.
Sebelumnya ia sudah kehilangan Papanya yang justru lebih memilih jalang dibandingkan keluarganya sendiri. Kemudian disusul pula oleh Mamanya akibat penyakit jantung dan malam ini pula dirinya harus kehilangan Ratu, gadis yang amat ia cintai melebihi dirinya sendiri. Bahkan sikap buayanya perlahan ia tinggalkan hanya karena sang gadis seorang.
Dan ... apakah malam ini ia akan kehilangan Raja yang mana ialah sahabat satu-satunya yang selalu ada di masa tersulit?
"Gue gak bisa kehilangan Raja. Cukup gue kehilangan ketiga orang yang gue sayang," lirih Liam terdengar oleh keempat orang lainnya.
"Liam, kita gak boleh nyerah. Jangan berpikir kalau Raja bakalan pergi, dia pasti sadar kok. Gue yakin itu, kita harus terus berdo'a dan yakin kalau dia bakalan sadar kembali," sosor Nathalie masih dalam dekapan Galih.
"Gue gak akan berhenti berdo'a, Lie. Dia satu-satunya orang yang kita punya. Daripada Raja pergi lebih baik gue aja yang pergi, 'kan?" celetuk Liam masih memandang kosong pintu ICU.
Plak!
"Sadar, hei! Hiks ... kita udah cukup menderita kehilangan Ratu dan sekarang keadaan Raja kayak gini. Lo jangan ikut-ikutan! Lo mau kita semua mati gantung masal, hah!?" semprot Nathalie menampar Liam.
"By, udah. Tahan emosi, oke? Kita harus fokus sama keselamatan Raja jangan pikirin yang lain dulu. Kita kesampingkan semua masalah lain, oke?" lerai Galih.
Rehan yang semula memejamkan matanya kini terbuka, kornea matanya bertabrakan dengan kornea cokelat milik Liam. "Liam, berhenti bersikap bodoh. Gue tahu hidup lo berat, lo kehilangan orang-orang yang lo sayang. Tapi lo harus ingat, kita satu geng adalah keluarga lo. Lo gak sendiri, kita semua selalu ada buat lo, dan kita gak mau kehilangan lagi."
"Berhenti berpikiran negatif, Ketua kita itu kuat dia pasti baik-baik aja. Ingat itu, Liam!" ujar Rehan.
Rehan beralih menatap Galih, Nathalie, dan Andreas yang masih memejamkan mata walau sebenarnya tidak tidur. "Liam, Galih, Nathalie, Andreas, kalian bisa pulang. Jangan sampai kalian justru sakit karena ini, ingat besok hari pemakaman Ratu kita gak boleh ada yang sakit."
"Gak, gue di sini," bantah Liam.
"Gue di sini aja, hiks ... gue gak akan bisa tidur sebelum lihat Raja sadar, Han," tolak Nathalie ditenangkan kembali oleh Galih.
"Kalau Nathalie gak pulang, gue juga gak pulang," tolak Galih.
Rehan mendengus, ia memang sudah hafal bahwa ketiganya akan begitu keras kepala bila audah menyangkut Raja. Ia beralih menatap Andreas yang kini membuka manik matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl
Teen Fiction🌻 WELCOME TO MY THIRD STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Mohon maaf untuk chapter 9-13 tidak urut dikarenakan lapak tengah error! 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, H...