Semakin tinggi jabatanmu jangan pernah untuk melupakan ibadah dan ber-attitude baik, jadikanlah dirimu sebagai pedoman baik terhadap orang yang berada di bawahmu
-Most Wanted vs Nerd Girl-***
Hari telah berlalu, tak terasa seminggu sudah Ratu berada kembali di apartemen Raja tak bersekolah tentunya. Raja masih sangat khawatir ditambah ingatan Ratu juga belum kembali.
Sang gadis tampak mengerucutkan bibir merah mudanya menatap ke arah Raja jengah. Cowok itu terus sibuk dengan buku-buku pelajaran dan beberapa dokumen yang entah berisikan apa.
Lagi dan lagi Ratu hanya bisa mengembuskan napasnya menghadapi lelaki yang masih ia ragukan identitasnya. Dirinya pun tak mengerti mengapa tidak ada sedikit pun ingatan yang ada dalam benaknya.
Setiap dirinya mencoba mengingat, semakin kencang pula kepalanya berdenyut. Dirinya bahkan tidak mengingat siapa orang tuanya. Hanya saja setiap malam dirinya selalu bermimpi dengan seorang lelaki paruh baya yang selalu menganiaya dirinya bersama dengan wanita yang selalu ia panggil Mama.
Ratu sempat berpikir bahwa itu adalah ingatannya, namun Raja selalu berkata bahwa itu hanya sekadar mimpi buruk dan kedua orang tuanya sedang sibuk ke luar negeri. Namun, apakah sesibuk itu hingga melupakan anaknya yang tengah sakit parah hingga nyaris berpulang ke Rahmatullah?
Rasanya tidak masuk akal, bukan? Jujur, Ratu dapat mengetahui mimik kebohongan di wajah Raja, namun tetap saja Ratu terpaksa memercayainya. Ingin bertanya dengan Nathalie ataupun geng Raja lainnya terasa mustahil, lantaran Raja selalu saja melarangnya keluar.
Boro-boro keluar, hendak menghubungi orang lain saja tidak diperbolehkan. Ratu kini mencoba merubah posisinya menjadi duduk sembari menyalakan televisi yang menempel di dinding. Tak lama, kartun barbie terpampang apik di sana membuat sang gadis yang semula jenuh kini tampak sibuk menyimak acara kartunnya.
Raja yang duduk tak jauh darinya hanya terkekeh kecil. Ia menyingkirkan sejenak buku-buku pelajaran serta dokumen perusahaan yang sudah ia pegang sejak dua minggu yang lalu atau tepatnya seminggu sebelum tragedi kecelakaan gadisnya.
Raja mendekati sang gadis, seukir senyum terus mengembang di wajahnya. Rasanya ia ingin memakan gadis di hadapannya lantaran begitu menggemaskan ketika tengah begitu fokus.
"Asyik banget nontonnya," kekeh Raja.
Mendengar suara bariton Raja, sontak Ratu menoleh mendapati Raja sudah duduk tepat di sisi kiri ranjang.
"Loh, K-Kakak kok d-di sini? U-udah selesai sama t-tugasnya?" tanyanya.
Wajar jika Ratu masih gagap karena kata dokter membutuhkan waktu yang lama bagi penderita untuk bisa kembali berbicara lancar seperti dulu. Dan tentu saja itu sangat menguntungkan diri Raja, karena apa? Karena dirinya tidak perlu mendengarkan ocehan sang gadis setiap harinya. Ya, walaupun dirinya juga merasakan rindu pada ocehan itu.
"Lo udah bukan anak kecil lagi, tapi nonton kartun aja sampai lupa dunia," kekeh Raja mencubit hidung sang gadis dengan kedua jari kekarnya. "Gak lapar, hm?"
Ratu mengangguk sembari menautkan kedua jari telunjuknya layaknya seorang anak kecil. Raja hanya menggeleng, dirinya justru merasa tengah mengasuh anak TK saat ini.
"Mau jalan sendiri atau-" Belum selesai Raja menawarkan pada Ratu, sang gadis lantas memotongnya.
"Ratu bisa j-jalan sendiri." Dengan hati-hati Ratu beranjak disusul oleh Raja tentunya, Raja tak ingin sang gadis tergulung seperti hari sebelumnya akibat kelalaian Raja sendiri.
Andai saja kala itu Raja tidak mengabaikan telepon dari gadisnya, tentu Ratu tidak akan mendapatkan luka di pelipis kanannya. Raja melirik singkat ke arah pelipis yang dibalut oleh plester, ia lantas mencium singkat membuat sang empunya luka membeku di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl
Teen Fiction🌻 WELCOME TO MY THIRD STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Mohon maaf untuk chapter 9-13 tidak urut dikarenakan lapak tengah error! 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, H...