Part 22. Papa dan Raja

716 51 29
                                    

Dengarkan jika itu kritik dan saran, acuhkan jika itu hinaan atau cacian maka hidupmu akan terasa lebih bahagia

-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Ratu berjalan melewati beberapa siswa di koridor sekolahnya. Seperti biasanya, cibiran demi cibiran ia dapatkan di sepanjang koridor dan ia lebih memilih untuk mengacuhkannya. Rasanya begitu malas jika mendengarkan apa yang mereka katakan untuknya.

"Dengarkan jika itu kritikan atau saran dan abaikan jika itu hinaan atau cacian," gumam Ratu dan itulah prinsip dirinya.

Dengan langkah cepat ia bergegas menuju gerbang sekolahnya. Ia yakin Papanya pasti akan memarahinya hari ini lantaran dirinya pulang lebih lambat dari biasanya.

Bruk!

Tanpa sengaja Ratu justru menabrak punggung seseorang. Ia lantas meminta maaf kepada cowok itu tanpa menoleh ke arahnya. Detik kemudian ia bergegas kembali berlarian kecil menuju gerbang, namun cowok itu justru menarik paksa tangannya.

"Ih, lepasin! Ratu harus pulang cepat kalau enggak nanti Ratu bakalan dimarahin!" pekik Ratu pada cowok itu.

"Pulang bareng gua, gua yang tanggung jawab dan lo gak akan dimarahin," tegas Raja masih menarik paksa lengan Ratu.

Ratu hanya diam pasrah pada cowok di hadapannya. Hendak menolak pun rasanya mustahil, terlebih Raja sangatlah keras kepala apa yang diinginkan harus terwujud. Keduanya terus melangkah menuju parkiran motor, banyak pasang mata yang memandang keduanya dengan berbagai macam sorotan.

Tidak sedikit dari mereka menggunjing Ratu, namun gadis itu mengabaikannya dan tetap menunduk menatap sepatu mahal milik Raja.

Setibanya di parkiran Raja melemparkan sebuah helm pada Ratu, beruntung gadis itu mampu menangkapnya. Jika tidak, kepalanya pasti akan terlempar oleh helm berwarna abu-abu itu.

Dengan susah payah dirinya menaiki motor Raja, kini keduanya meninggalkan sekolah. Ratu yakin setelah ini akan banyak rumor mengenai dirinya dan seperti biasa, ia tidak mempedulikan akan hal itu selama tidak mengganggu fisiknya.

Ratu terdiam tidak lagi berbicara seperti biasanya. Ia justru lebih takut jika pulang bersama dengan seorang lelaki, tentu Papanya akan sangat marah kepadanya. Terlebih Papanya sangat membenci dirinya seolah tidak membiarkannya untuk bahagia.

Seolah tahu apa yang sedang Ratu pikirkan, Raja lantas memelankan motornya. "Gak usah lo pikirin, lo aman sama gua. Dan sekali lagi, cuma gua yang boleh bawa lo ke mana pun!"

"Kalau semisal Ratu dipaksa gimana?" tanyanya.

"Lo harus terima akibatnya," sahut Raja membuat bulu kuduk Ratu berdiri.

Ratu menelan berat salivanya. Ia tidak mengerti mengapa cowok di hadapannya terkadang begitu baik padanya terkadang pula memperlakukan dirinya kasar seperti Papanya.

Ataukah ada sesuatu di antara Kak Raja sama Papa? pikirnya.

Ratu mengembuskan napasnya merasa menyesal pernah bermimpi berpacaran dengan cowok yang menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolahnya. Jika tahu akan seperti ini, ia tidak akan pernah berniat untuk berpikir seperti itu.

Tidak lama keduanya sampai di depan rumah Ratu. Benar saja, lelaki paruh baya dengan kumis melintang sudah berdiri di depan pintu sembari membawa sebuah sapu lidi di tangan kanannya seolah siap memukuli Ratu saat itu juga.

Ratu diam di tempat sembari meremas kuat roknya. Ia lebih takut jika Raja akan terkena amarah dari sang Papa. Jika saja Raja tidak ada ia tidak akan setakut ini lantaran sudah terbiasa disiksa oleh sang Papa.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang