Part 55. Sebuah Permohonan

395 39 28
                                    

Kini kau berhasil mencuri kepercayaanku. Bila kau kembali menoreh luka seperti insan lainnya, jangan pernah berharap diri ini akan percaya pada siapa pun lagi. Bahkan pada diriku sendiri pun aku tak akan mempercayainya
-Most Wanted Vs Nerd Girl-

***

Siluet senja tampak memamerkan keelokannya pada siapa pun yang menikmatinya termasuk Ratu yang kini duduk manis di balkon kamar menyesapi cokelat hangat di cangkir mahal milik Raja.

Senyumnya merekah sempurna kemudian memandang jari manis tangannya yang melingkar sebuah cincin berlian. "Senja, Ratu bahagia sekali rasanya. Ratu gak nyangka kalau Kak Raja bakalan nikah sama Ratu, Ratu pikir semua hanya mimpi."

"Mama," panggil Ratu, beralih menatap rambulan yang mulai muncul malu-malu. "Ma, kalian lihat, deh! Anak kalian ini s-sudah dewasa. Pasti kalian bangga sama K-Kak Raja juga, 'kan? Ratu gak n-nyangka bisa sama Kak Raja apalagi R-Ratu gak ingat banyak tentang Kak Raja. T-tapi Ratu ingat tentang kalian, Ma."

"Ahh ... Ratu jadi kangen sama Papa. Gimana k-kabarnya Papa, ya? Maafin Ratu y-yang gagal nepatin janji Mama tiri Ratu, ya? R-Ratu ... hiks ... Ratu g-gagal jadi seorang anak ... hiks ... yang berbakti sama orang tua. Hiks ... Ratu p-pengin ngerawat Papa, tapi Kak Raja m-melarang keras. Hiks ... maafin Ratu, Ma." Ratu terisak, kedua manik matanya menumpahkan cairan bening membasahi pipi.

Ingin tahu bagaimana Ratu bisa mengingat tentang kedua Mamanya beserta Papanya? Tentu melalui alam mimpi buruknyalah yang selalu mengingkatkannya. Namun, Ratu tidak lagi ketakutan seperti awal dahulu, ia sudah mampu mengontrol ketakutannya.

Ia tak ingin lagi merepotkan Raja, mengingat Raja kini sudah memegang sebuah perusahaan terbesar di Asia Tenggara. Percaya tidak? Tidak percaya? Ya sudah, memang itu nyatanya. Itulah kenapa Raja sering kelabakan sendiri mengurus perusahaannya yang bercabang di mana-mana.

Tentu tak luput dari bantuan Pamannya, baru saja lulus SMA tentu akan kesulitan mengurus perusahaan sebesar itu seorang diri, 'kan? Terkadang Raja pulang pun begitu larut dan pergi kembali di pagi hari. Sering kali Ratu merasa kesepian di apartemen milik Raja walaupun memang ada beberapa pembantu di apartemen Raja.

Ratu masih terisak kecil, air matanya masih terus menetes. Tiba-tiba ada sebuah tangan kekar melingkar pinggang sang gadis membuat sang empu yang tadi menunduk kini perlahan mendongak menatap pemilik tangan kekar tersebut.

"K-Kak Raja udah p-pulang?" Ratu dengan cepat kembali membuang pandangannya kemudian ia menghapus kasar jejak air mata yang tentu sudah disadari oleh Raja.

"Kenapa nangis, hm? Ada masalah? Cerita sama gua. Apa kepala lo sekarang sakit?" Raja merubah posisinya berlutut di hadapan gadisnya sembari menggengam erat tangan mungil di hadapan Raja. "Mau sesuatu?"

Ratu tersenyum manis pada Raja kemudian melepas genggamannya dan berhamburan ke pelukan lelaki yang kini sudah berstatus sebagai suaminya sejak beberapa hari belakangan.

"Kak, ap-a Ratu boleh m-minta sesuatu sama Kakak?" Ratu tampak ragu mengatakannya lantaran ia yakin kebencian Raja pada Papanya masih ada.

Ratu melepas pelukannya dan reflek Raja pun turut merenggangkan tangan yang memeluk manja gadisnya. Ratu mendongak menatap Raja yang kini menautkan kedua alisnya seolah bertanya, 'minta sesuatu apa?'

Seolah tahu betapa penasarannya lelaki di hadapannya, Ratu lantas membuka kembali suaranya. "Anu ... R-Ratu pengin ketemu s-sama Papa. R-Ratu pengin tinggal sama Papa, Ratu kangen banget sama Papa. Boleh gak kalau Ratu n-ngerawat Papa? R-Ratu gak mau jadi anak durhaka yang m-membangkang permintaan almarhumah Mama tiri Ratu, Kak," cicit Ratu terdengar gugup.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang