Part 37. Pernikahan?

511 44 30
                                    

Rasanya begitu nyaman dekat denganmu, diri ini bisa meluapkan perasaan yang selama ini terpendam. Lalu apakah kamu juga akan menjadi alasan mengapa aku terpuruk kembali?
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Raja terkekeh melihat wajah Ratu yang memerah karena malu apalagi sikap salah tingkah sang gadis. Ratu kemudian kembali mendekat ke arah Raja merasa ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.

Dengan memainkan kedua jari telunjuknya Ratu mencoba bertanya pada Raja, "Kak, Ratu mau tanya lagi sama Kakak satu pertanyaan aja. Hmm ... boleh, 'kan?"

Raja mengangguk sembari mencubit pipi kanan Ratu. "Tanya apa?" tanyanya sedikit datar, sepertinya sikap dingin Raja perlahan kembali ke tubuh sang empunya nama.

"Kakak ... hmm ... Kakak jangan marah, ya? Ratu mau tanya, apa Kakak-" Ratu menjeda pertanyaannya membiarkan Raja dan para pembaca penasaran dibuatnya.

"Tanya apa? To the point, gua gak suka dibuat penasaran," decak Raja merasa greget dengan sang gadis.

Ratu menyeringai sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, rasanya sedikit ngeri melihat Raja berbicara seperti itu. Ia beranjak dari posisinya, memalingkan wajah dari Raja.

"Apa Kakak masih sayang sama cewek itu?" tanyanya hati-hati.

"Enggak. Gua udah berhasil hapus perasaan gua buat dia, tapi gua gagal hapus kenangan sama cewek gua dulu," ungkap Raja dengan nada getir.

Ratu berbalik kemudian mengusap punggung Raja lembut masih dalam posisi berdiri membiarkan Raja untuk meluapkan apa yang tengah dipendamnya. "Luapin aja apa yang Kakak pendam. Mama Ratu pernah bilang kalau memendam itu gak baik. Ada baiknya kalau kita curahkan siapa tahu bisa melegakan. Lagipula terkadang kenangan pahit pun perlu dikenang, bukan?"

"Sulit percaya sama orang. Berlagak tulus nyatanya menjerumus," sambar Raja menarik paksa sang gadis.

Dengan wajah bingung Ratu duduk di samping kiri Raja. Raja dengan santai meletakkan kepalanya di atas kedua paha mungil Ratu. Tidak hanya itu, Raja bahkan menggengam erat tangan kanan Ratu.

"Jangan pergi, selalu di sini buat gua." Raja memejamkan kedua matanya sembari mengembuskan napas panjang. "Bahkan di saat gua memejamkan mata, kenangan dengan dia masih terasa."

"Gua tipikal susah ngelupain sesuatu apalagi luka. Lo suka baca novel, 'kan? Coba kasih tahu gua, kenapa tokoh cowok itu cuek?" Masih dalam kondisi mata terpejam Raja bertanya pada Ratu.

Ratu tampak terdiam seolah ragu untuk menjawab pertanyaan yang terlontar dari Raja. "Karena punya masalah atau mungkin sesuatu yang menyakiti hati si tokoh cowok. Setahu Ratu gitu, apa Kak Raja juga gitu, ya?"

"Menurut lo?" Kali ini Raja membuka matanya dan kini keduanya saling bertatap satu sama lain. "Tapi masalah gua gak separah masalah lo."

"M-masalah Ratu? R-Ratu gak punya masalah apa-apa tahu, Kak. Kak Raja lawak, deh," kekeh Ratu menyembunyikan keterkejutannya.

"Jangan senyum kalau itu cuma nyakitin hati lo. Sesekali lo gak pa-pa tunjukin kesedihan lo, lo itu cuma manusia biasa. Jangan memaksakan diri berpura-pura baik-baik saja, apa lo gak capek?" Raja bangkit dari posisinya, ia duduk menghadap sang gadis yang tengah menunduk.

"Kalau lo mau nangis, nangis aja. Jangan lo tahan, bukalah topeng lo. Tunjukkan wajah asli lo, apa lo masih kuat, hm? Mau sampai kapan lo pakai topeng itu?" Raja menatap lekat wajah Ratu yang sedikit tertutup rambut panjangnya.

Terlihat kedua mata Ratu mulai berlinangkan air mata dan perlahan menumpahkannya membanjiri kedua pipi tembam Ratu. Suara isakan tangis perlahan terdengar di indera pendengaran Raja.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang