Part 28. Dihina Kembali

537 40 17
                                    

Mau sehebat apa pun dirimu, ujungnya nanti kau tetap akan dikebumikan, bukan? Lantas untuk apa gayamu setinggi langit?
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Ratu mematikan ponsel lalu memasukkannya ke dalam saku bajunya. Rasanya ia amat jenuh mendapat ratusan pesan dari fans Raja yang tidak terima akan kedekatannya dengan cowok itu. Sebenarnya ia sendiri pun tidak ingin dekat dengan cowok berjulukan Singa Jantan walaupun dirinya juga menyukai cowok itu.

"Fans Raja lagi, ya? Ganti nomor aja, Cha," usul Niara pada Ratu.

Ratu mengembuskan napas panjangnya menahan rasa kesal dalam dirinya. "Berulang kali Ratu ganti nomor, tapi mereka masih bisa nemuin nomor Ratu. Bahkan udah keempat kalinya Ratu ganti, 'kan? Capek, ih!"

"Sabar, Cha. Itu resiko dekat sama mostwanted, tapi mereka gak main fisik, 'kan? Kalau ada yang main fisik lagi, lapor sama gue. Nanti gue tendang tahu rasa mereka," papar Niara dengan sedikit membanggakan dirinya tentu.

"Iya, percaya sama yang jago bela diri," sahut Ratu.

"Gak jago gue, gue aja cuma sabuk hitam." Niara meneguk air mineral milik Ratu tanpa izin seperti biasa, parahnya lagi dirinya justru menghabiskan air mineral milik Ratu tanpa wajah berdosa. "Makasih. Lo beli lagi, gih! Gue mau minta lagi soalnya."

"Ratu gak punya uang, ih!" sambar Ratu.

Niara lantas mendekatkan bangkunya ke arah Ratu yang duduk di sebelahnya. "Seriusan!? Emang Kak Raja gak ngasih duit buat lo? Jahat banget! Tapi gue gak berani kasih dia pelajaran, mati duluan gue yang ada."

"Kak Raja ngasihnya kartu kredit, tapi Ratu gak tahu cara pakainya kayak gimana. Ajarin, dong!" Ratu menyatukan tangannya memohon pada Niara.

Niara menepuk jidat lebarnya. Selintas ide muncul dalam benaknya, ia kemudian terkekeh kecil. "Haduh, bisa-bisanya lo sekudet itu, Cha. Nanti lo ikut gue, gue kasih tahu cara gunain kartu kreditnya. Hmm ... tapi dengan syarat traktir gue, oke?"

Dengan polosnya Ratu mengiyakan persyaratan Niara tanpa mempertimbangkannya membuat Niara berteriak dan bersalto dalam hatinya. Niara kemudian memeluk Ratu begitu eratnya, kini ia merasa begitu bahagia memiliki sahabat sangat polos seperti Ratu.

Asik juga punya sahabat polos. Gak sia-sia gue tahan kesabaran gue selama ini. Cha, maafin gue manfaatin lo dikit. Tapi tenang, gue cuma manfaatin lo dikit doang kok, hehe, kekeh Niara dalam hatinya.

"Ratu izin sama Kak Raja dulu, ya? Soalnya Ratu sekarang tinggalnya sama Kak Raja, Ratu takut kalau maungnya marah," lontar Ratu.

"Lo jangan sebut Kak Raja maung, seketika gue kepikirannya Taehyung, woy!" Niara menelungkupkan pipi dengan kedua tangannya. "Mana meresahkan banget lagi. Aduh, leleh gue."

"Taehyung itu siapa? Ada anak baru di sekolah kita, ya? Kok Ratu gak dengar beritanya, sih? Dan namanya kayak orang Korea, ya?" Ratu mengerucutkan bibirnya sedangkan Niara sudah menepuk kembali jidat lebarnya.

Niara mengembuskan napas panjangnya harus sabar menghadapi sahabatnya yang begitu polos nan kurang update ini. "Huwa ... Gue nemuin lo di mana, sih, Cha! Taehyung aja lo gak tahu. Haduh, sabar kok gue."

"Ratu memang gak kenal siapa itu Taehyung, makanya Ratu tanya sama Niara. Ratu salah, ya?" celetuknya polos.

Kali ini Niara mencubit kedua pipi tembam milik Ratu lantaran begitu gemas dengan gadis di sebelahnya. "Dia pacar gue, Cha! Masa lo gak kenal, sih!"

"Tapi kenapa Ratu gak pernah lihat Niara sama Taehyung, ya? Katanya kalian pacaran. Coba Ratu mau lihat fotonya, dong! Kalau ganteng nanti Ratu gebet, deh!" kekeh Ratu menggoda Niara.

Niara sedikit sesak mendengar ucapan dari Ratu. Bagaimana mungkin dirinya bisa bersama dengan Taehyung, memiliki uang untuk ke Korea Selatan saja tidak. Dirinya bahkan hanya bisa mengkhayal saja bisa bertemu dengan seluruh anggota BTS.

"Taehyung itu salah satu member BTS, Cha. BTS itu boy band terkenal dari Korea, anggotanya ada tujuh. Ganteng semua parah! Lo baru keluar dari goa apa gimana, sih, Cha? Bahkan BTS aja gak tahu." Niara menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menunjukkan ketujuh foto member BTS pada Ratu.

Ratu hanya menganggukkan kepalanya sembari membentuk huruf 'o' pada bibirnya. Gadis itu kemudian kembali berfokus pada layar ponselnya sembari menekan beberapa huruf di sana, tampaknya tengah meminta izin kepada Raja.

Niara kembali mengembuskan napasnya. "Sabar ... pokoknya harus sabar. Masih gue pantau, belum gue santet. Canda santet."

🍬

Bel yang dinantikan para murid akhirnya berbunyi begitu nyaring di indera pendengaran mereka. Kini saatnya mereka untuk meninggalkan kawasan sekolah dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

Sama halnya dengan Ratu beserta ketiga sahabatnya. Siapa lagi jika bukan Niara, Meyla, dan Alisya. Mereka berjalan melewati beberapa kelas sebelum akhirnya tiba di gerbang sekolah. Saat hendak melewati kelas senior tiba-tiba ada yang menjegal kaki Ratu membuatnya tersungkur mencium lantai.

Sontak Niara menyolotinya dengan nada ngegas. "Heh! Maksud Kakak apa ngelakuin itu sama Ratu, hah!?"

"Sorry, gue gak lihat ada dia. Mata gue gak bisa lihat nerd girl soalnya, maaf," sosor cewek itu dengan angkuhnya.

"Apa kata lo!? Jangan mentang-mentang lo Kakak kelas bisa bertindak seenaknya. Kakak kelas tuh kasih contoh yang baik buat adik kelasnya bukan malah ngehina adik kelasnya kayak gitu! Dasar gak bermoral!" murka Niara ketus.

"Heh! Lo adik kelas gak ada sopan-sopannya sama gue. Gue itu senior lo, sopan dikit dong sama gue! Lo sekolah diajarin etika, 'kan?" Gadis itu memainkan rambut cokelatnya kemudian mendorong bahu Niara pelan.

"Harusnya gue yang tanya itu sama lo. Lo di sekolah diajarin etika gak? Perasaan lo udah jadi senior tapi akhlak minus. Cih, memalukan!" ketus Niara.

Sedangkan Meyla dan Alisya membantu Ratu untuk bangkit. Ratu kemudian menarik pergelangan tangan Niara agar berhenti berdebat dengan Andin, kakak kelasnya yang terkenal dengan kesongongannya.

"Niara udah, dong! Ratu baik-baik aja kok," cicit Ratu. "Kak, maafin Niara yang udah gak sopan sama kakak, ya?"

"Eh, kayaknya telinga gue bermasalah, deh. Barusan gue dengar apa? Ada yang minta maaf sama gue? Siapa yang ngomong, ya? Gue gak lihat ada orang lagi selain kalian bertiga," tunjuk Andin pada Niara, Meyla, dan Alisya.

Ratu tetap tersenyum walau rasanya ia terluka. Mendengar itu sontak emosi Niara kembali menggebu, ingin rasanya ia melayangkan tonjokannya mengenai seniornya yang begitu songong.

"MAKSUD LO KAYAK GITU ITU APA, HAH!? LO GAK PUNYA ETIKA? LO PUNYA KACA GAK DI RUMAH!? MUKA LO SAMA RATU AJA CANTIKAN RATU, MUKA LO SAMA MAYAT AJA CANTIKAN MAYAT. BAHKAN SAMA BABI AJA GEMOYAN BABI, BELAGU BANGET, SIH, LO!" Tampaknya rasa kesabaran Niara sudah habis, ia terus berteriak pada Andin hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Niara, udah! Mending kita pergi aja dari sini. Kak Andin gak salah kok, tadi Ratu gak lihat jalan makanya jatuh. Kita pergi, yuk!" ajak Ratu lantaran sudah merasa begitu malu.

"Cih, pengecut," cibir Andin melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ngehina diri sendiri lo?" sahut seseorang membalas cibiran Andin.

Mereka serempak menoleh mendapati seseorang tengah bersandar pada dinding sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada. Seseorang itu lantas menyeringai ingin menunjukkan aura seramnya, namun justru terlihat begitu mempesona di wajahnya. "Mulai sekarang lo angkat kaki dari sekolah ini dan sebelum itu lo harus minta maaf sama dia. Jangan pernah kembali ke sekolah ini lagi!"

.
.
.

Siapa kira-kira orang itu?
Hayo ... penasaran tidak?

Tidak? Ya udah, sih, bodoamat.
Hehe ... lanjut kuy!

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang