Part 29. Pulang Sekolah

522 43 16
                                    

Diri ini begitu menyukaimu, bahkan mungkin amat mencintaimu. Namun, mengapa takdir seolah begitu memaksakan lunturnya perasaanku padamu?
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

"Niara, udah! Mending kita pergi aja dari sini. Kak Andin gak salah kok, tadi Ratu gak lihat jalan makanya jatuh. Kita pergi, yuk!" ajak Ratu lantaran sudah merasa begitu malu.

"Cih, pengecut," cibir Andin melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ngehina diri sendiri lo?" sahut seseorang membalas cibiran Andin.

Mereka serempak menoleh mendapati seseorang tengah bersandar pada dinding sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada. Seseorang itu lantas menyeringai ingin menunjukkan aura seramnya, namun justru terlihat begitu mempesona di wajahnya. "Mulai sekarang lo angkat kaki dari sekolah ini dan sebelum itu lo harus minta maaf sama dia. Jangan pernah kembali ke sekolah ini lagi!"

"Enak aja lo bilang, emangnya lo siapa bisa ngeluarin gue seenak jidat lo, hah!? Lo kira lo anak yayasan di sekolah ini? Jangan mimpi lo Liam!" ketus Andin mengangkat kedua dagunya berlagak begitu sombong.

"Kalau emang gue anak yayasan sekolah ini lo mau apa, hah!?" Liam menaik turunkan alis tebalnya.

Andin tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya ia kembali bicara. "Apa buktinya? Selama ini gue gak pernah denger berita kalau lo anak dari yayasan sekolah ini. Lo gak udah ngadi-ngadi, deh! Bilang aja kalau lo suka sama nerd girl kampungan itu makanya lo datang berlagak pahlawan."

"Ya, gue akui gue emang suka sama Ratu. Tapi itu bukan alasan kenapa gue mau keluarin lo dari sekolah ini. Gue sengaja mau keluarin lo dari sini, itu semua karena ulah lo! Makin lama tingkah lo makin menjadi. Lo gak pantas ada di sekolah terhormat ini dan akan lebih baik kalau lo keluar dari sekolah mulai detik ini juga!" pungkas Liam.

Mendengar itu wajah Ratu tampak syok. Ia tidak menyangka jika Liam menyukai dirinya, ia hanya mengira jika Liam mendekatinya semata-mata hanya karena dirinya adalah adik kelas Liam. Sama halnya dengan Meyla yang juga terkejut mendengarnya.

Berbeda dengan Niara dan Alisya. Sedari awal Niara memang sudah tahu jika Liam menyukai Ratu semenjak hari pertama MOS. Berbeda pula dengan Alisya yang hanya diam menyaksikan perdebatan kedua seniornya. Ia malas terlebih dirinya paling benci dengan kisah cinta, bisa dikatakan ia paling anti dengan berbau cinta.

"Apa hak lo? Kalau lo gak ada bukti jangan seenaknya ngeluarin orang, dong!" protes Andin.

Liam merogoh ponselnya dari saku celana kemudian menelepon seseorang entahlah siapa. Ia menekan speaker-nya agar bisa terdengar lebih jelas.

"Ada apa Liam? Kenapa menelepon Papa? Apa ban motor kamu kempes? Atau bocor kena paku? Atau mesin mendadak mati? Atau jangan-jangan bensin kamu habis lagi? Nanti Papa suruh Om kamu buat nyusulin kamu, Papa tutup dulu banyak kerjaan, nih!" Suara serak khas seorang lelaki paruh baya terdengar begitu jelas di telinga mereka.

Mendengar itu Ratu beserta ketiga sahabatnya berusaha menahan tawa, sedangkan Andin sudah tertawa begitu lepasnya. Liam yang menyadari itu berusaha menutupi rasa malunya, terlebih Ratu pun mendengarnya dengan jelas. Nama Liam rusak sudah di mata Ratu.

"Pa, bukan itu, Pa. Liam mau minta tolong sama Papa," cicit Liam sedikit menurunkan volume teleponnya.

"Kamu mau minta tolong apa? Jangan bilang kamu minta tolong ngerawatin kucing jalanan lagi. Nak, Papa itu kerja di kantor dari pagi sampai malam masa Papa ke kantor bawa anak kucing. Kalau dia kencing sama berak gimana? Masa iya dikasih popok, nanti kantor Papa berubah nama jadi 'Panti Asuhan Kucing Jalanan', gimana?" lontar Papa Liam.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang