Dewasa itu bukan soal usia, melainkan sikap tanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya tanpa melibatkan atau menjebak orang lain di dalamnya
-Most Wanted Vs Nerd Girl-***
Kedua manik hazel elang milik seorang senior berwajah datar bergerak mengawasi pintu gerbang. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul tujuh tepat. Itu artinya tidak boleh ada siswanya melangkahkan kaki memasuki pintu gerbang.
Hazel elangnya terus mengawasi. Sebelumnya tidak pernah ada yang datang terlambat meskipun itu adalah murid baru karena memang semua siswa terlatih datang tepat waktu. Bahkan berandalan sekolah saja datang tepat waktu walaupun akan ngacir entah ke mana.
Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman sinis di sana. "Hari pertama sudah terlambat."
Ia berdiri menyenderkan tubuhnya di tembok dekat gerban, melipat kedua tangannya di depan dada. Kedua manik matanya terus mengawasi seorang gadis yang tampak tergopoh-gopoh memasuki pintu gerbang.
"Ekhem," dehemnya.
Gadis itu mendongak lalu menatapnya terkejut seakan baru saja bertemu hantu. "Kakak siapa?"
"Sekarang jam berapa?" tanya lelaki dengan almamater maroonnya.
"Tujuh lebih satu menit, Kak," lirih gadis itu.
Gadis berpenampilan begitu sederhana. Pakaiannya yang biasa, sepatunya yang sedikit basah, dan rambutnya yang dikucir kuda berantakan, dan-kacamata besar yang bertengger di hidung mancungnya. Hmm ... terlihat seperti-nerd girl.
"Terus?"
Gadis itu hanya mengernyitkan dahinya. Tak tahu apa yang dimaksudnya. Cowok berhazel elang tampak memutar malas bola matanya. "To the point, lo terlambat! Sekolah bel tepat pukul tujuh pagi!"
"T-tapi Ratu cuma lebih satu menit aja kok, Kak. Maafin Ratu," lirih gadis itu seraya meremas roknya.
"Satu menit tetap terlambat! Semenit juga berharga! Sekarang lo terlambat satu menit, kalau gua biarin lo pasti besok lebih terlambat dari itu!" ketus lelaki dengan almamater maroon menunjuk kasar pada jam tangan hitamnya.
"Dan sebagai hukuman lo harus ikut gua!" lanjutnya.
"Maaf, Kak. Tadi Ratu-" Ucapan Ratu terhenti begitu saja. Lelaki di hadapannya membungkamnya.
"Gua gak terima alasan. Terlambat tetaplah terlambat dan lo harus gua hukum. Ikut gua!" Lelaki itu berjalan dan Ratu hanya mengekori seraya menunduk.
"Woi, Raja! Gue cariin ke mana-mana juga, rupanya lo di sini," cakap Nathalie terengah-engah.
Lelaki di hadapan Ratu hanya terdiam. Ia sama sekali tak menghiraukan ucapan Nathalie. Ya, memang sudah hal yang biasa itu terjadi.
"Ja, dia siapa? Kenapa lo bawa dia dan mau lo bawa ke mana?" tanya Nathalie menatap Ratu dari ujung atas hingga ujung kakinya.
"Orang," sahut Raja singkat sembari memutar bola matanya malas.
Nathalie menatap Ratu tak tega. Nathalie sangat tahu temannya itu sangatlah tertib, bahkan kelewat tertib. Raja kembali melangkah dan diikuti oleh Ratu. Raja berhenti tanpa aba-aba membuat Ratu menabrak dan memegang lengan Raja reflek.
Bukannya meminta maaf Raja justru menepis dan mendorong Ratu. Ratu hanya mendengus kesal. Apa yang bisa Ratu lakukan? Ia hanya bisa meruntuki senior menyebalkan di hadapannya.
"Bangun! Cepat berdiri di sana," tunjuk Raja dengan sorot matanya.
Ratu bangkit lalu mengikuti arah yang di tunjuk. Matanya membelalak. "D-di depan sana? Di hadapan banyak siswa? Ratu malu, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl
Teen Fiction🌻 WELCOME TO MY THIRD STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Mohon maaf untuk chapter 9-13 tidak urut dikarenakan lapak tengah error! 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻Semoga betah, H...