Bismillahhirrahmannirrahim...
"Cepet elah, gitu aja kok lama." ucap Aleta dengan nada ngegasnya sambil melihat Aji yang sedang berdiri batang pohon mangga dengan kaki yang gemetar ria.
"Sabar napa Let, gak lihat apa nih pohon goyang-goyang kena angin." balas Aji dengan nada kesalnya.
Sudah sedari tadi Aleta hanya berteriak memerintahnya untuk mengambil mangga munda yang menggiukan itu, tanoa tahu kondisi cuaca yang sedang berangin membuat pohonya bergoyang kesana-kemarin kan Aji takut.
Bayangan pernikahan yang bahagia dan punya anak banyak selalu terlintas di fikiran Aji, mengingat dirinya sedang menantang maut dengan berdiri di puncak pohon mangga dengan angin yang cukup kencang. Lebay memang itulah Aji.
"Makanya Ji, kalau punya tubuh jangan cungkring-cungkring amat. Kebawa angin mampus lu" ucap Banu dengan diakhiri tawa penuh kebahagian oleh yang lainya.
Yah sekarang Aleta dkk sedang ada dibelakang rumah Aleta, yang terdapat pohon mangga yang cukup tinggi dan juga hamparan sawah yang menyejukan mata. Mereka sekarang sedang melakukan acara rutin saat masih di sekolah dulu yaitu membuat rujak lutis.
"Nih Dik mangganya, sana cuci yang bersih loh" ucap Aji kepada Diki yang sedang mencuci buah jambu, bengkoang, pepaya, dan ditambah dengan mangga hasil panen Aji.
"Tenang Ji, gue kalau urusan gini mah cepil" ucap Diki dengan bangganya sambil melihat buah yang sudah dicuci didalam baskom.
Aji hanya acuh saja dan menghampiri Ersan dan Banu yang sedang meracik bumbu rujak lutisnya.
"Ini nih, gegara Gus Bagus kita haru nurutin kemauan Leta" gerutu Ersan sambil menaruh beberapa cabe kedalam cobek yang sudah ada beberapa bumbu lain yang dirinya racik didalam sana.
"Gak ikhlas kalian buat temenin aku?." tanya Aleta sedikit sewot mendengar gerutuan Ersan.
"Bukan gak ikhlas Let, gini yah kalau di fikir-fikir kuta disini yang rugi. Nih kan kamu sama Gus Bagus yang nikah, terus dapet tuh calon anak di perut kamu. Masa iya sih kita yang harus nurutin ngidam kamu Let, sedangkan Gus Bagus yang buat ehh malah pergi" terang Banu yang memang sedikit sebal dua hari terakhir ini, harus menuruti keinginan Aleta yang sangat aneh itu.
Yang lainya hanya mengangguk menyetujui, tanpa tahu bahwa Aleta sudah berkaca-kaca menatap teman itu satu persatu.
"Hiks jad-jadi kali hiks an gak iklas hiks gitu?." tanya Aleta lirih dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipi cubi nya.
"Eh buka gitu Let, kita ikhlas kok...yahkan-yahkan" ucap Diki sambil menyenggoli Ersan dan Aji yang tepat ada disamoing kanan kirinya.
"Iya Let kita-kita ikhlas kok, beneran gak bohong" ucap Aji sambil menghampiri Leta yang masih menangis sesenggukan.
Gawat jika Gus Bagus tahu bininya sedang menangis sesenggukan oleh mereka, bisa-bisa dirinya dab lainya didepak dari pesantren yang penuh dengan bidadari surganya itu.
"Nah gitu dong ikhlas, aku ini Ning kalian jati harus nurut okay. Yaudah yu makan rujak nya, udah ngiler nih" ucap Aleta yang tanpa dosanya duduk dan mulai memakan rujak lutisnya, setalah membuat Aji dkk gelagapan dengan tangisannya itu.
"Sabar Aji, orang sabar disayang sama bidadari pesantren" gumam Aji sambil ikut duduk dan memakan rujak lustis yang pedasnya tidak kira-kira, karena tadi saat Aleta menangis membuat Ersan gelagapan tanpa sadar memasuk semua cabe yang dibeli Aleta dua ribuan diwarung.
Banu hanya menguleg saja tanpa tahu seberapa pedasnya cabe itu, karena dirinya buta akan bumbu-bumbu dapur.
Jangan tanyakan dimana Gus Bagus sekarang, dirinya sedang pergi menghadiri pembangunan pesantren putri yang ada di daerah Sukoharjo makanya Gus Bagus tidak mengajak Aleta ikut.
Karena jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu lama, membuat Gus Bagus pergi meninggalkan Aleta.
Sudah terhitung dua hari Gus Bagus pergi dan dua hari juga Banu dkk sengsara dengan permintaan aneh Aleta.
***
Doubel up untuk hari ini, jika ingin bunbun rutin update jangan bosen-bosen untuk comen dan vote yah dan jangan lupa untuk follow akun bunbun okay😘😘
Maapken dengan typo yang tidak sedap dipandang mata itu gehh...
SEPENGGAL UNTUK ADEGAN PART SELANJUTNYA...
"Oh jadi mas belas dia dari pada leta gitu?" tanya Aleta dengan nada sedikit meninggi menatap Gus Bagus.
"Bukan begitu Leta, perbuatan kamu tadi sudah dilewat batas. Tidak mencerminkan sebagai seorang ning"ucap Gus Bagus menatap Aleta tajam.
"LETA JUGA GAK MAU JADI NING" ucap Aleta dengan keras, menatap Gus Bagus dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Kalau mau bunbun cepat update nya, yukhh spam comen dan vote jangan lupa yah ouh ya jangan lupa Follow akun bunbun😘😘
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAH🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Подростковая литература17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...