Bismillahhirrohmannirrahim...
Kata orang cinta datang karena terbiasa mungkin itu yang sekarang sedang di alami oleh gus Bagus kepada Aleta. Selalu ingin memndang wajah Aleta, selalu ingin di dekata Aleta, selalu meneriman semua tingkah Aleta yang sangan absurad. Tapi itu semua gus Bagus menerima dengan senang hati, entah kenapa dirinya merasa kalau semua itu memang kewajibanya.
Aleta yang memang tidak peka dengan perasaan gus Bagus hanya bertingkah biasa saja. Jujur saja Aleta tidak pernah merasakan cinta kepada berbeda jenis kecuali ayahnya. Kalau di bilang pacaran itu sering bahkan stok pacar Aleta dan juga mantan-mantanya cukup bahkan lebih untuk sebagai tim pemain sepak bola. Suka menjerumus ka arah kagum yang sering Aleta rasakan hanya sesaat karena paling lama Aleta merasa suka kepada seseorang itu paling hanya tiga bulan memang Aleta itu anaknya sangan mudah sekali bosan.
"Mas temenku kirim undangan nikahan nih"ucap Aleta sambil memegang undangan yang di goyang-goyangkan di depan muka gus Bagus yang sedang duduk dengan laptop di pangkuanya.
"Ya udah tinggal dateng aja"ucap gus Bagus singkat tanpa mengalihkan pandanganya dari latop yang berisi grafik peningkatan dari usahanya.
Ouh yah belum ada yang taukan kalau gus Bagus juga adalah pengusaha. Gus Bagus memiliki beberapa usaha yang di tekuninnya di luar dari pekerjaanya di pesantren. Usahanya seperti toko baju laki-laki yang semua isinya untuk kaum adam semacam kaos, jaket dan lainya. Ada pula toko baju mislimah yang isinya baju-baju muslim untuk para kaum hawa dan beberapa toko bangunan beserta cafe-cafe yang semua konsepnya di buat oleh gus Bagus.
Tidak mudah memang dari satu toko bangunan kecil sampai sekarang memiliki beberapa toko dan cafe. Banyak suka duka dalam membangun bisnis yang sudah ditekuni oleh gus Bagus sejak masih di sekolah menengah atas di tambah berkuliah di luar negri. Tapi lihatlah sekarang dari dirinya yang pernah tertipu, di bohongi dan lainya sekarang sudah membuahkan hasil yang tidak sia-sia buktinya sebuah rumah minimalis dengan luas tanah yang luas di belakang pesantren dengan menghadap langsung ke pegunungan dan sawah dan juga kendaraan bisa di belinya sendiri. Tapi karena banyak urusan di pesantren dan tidak ingin ribet membuat gus Bagus memilih tinggal di pesantren dan Aleta pun ikut saja karena dirinya tinggal dimana saja mau yang penting di kasih makanan sama jajan sudah cukup bagi Aleta.
"Edeh gak peka kamu mah...tau ah sebel"ucap Aleta sambil berjalan melangkah keluar kamar untuk mencari cemilan di dapur.
"Apa lagi yang gak peka huff salah lagi"ucap gus Bagus sambil menghembuskan nafasnya kasar. Apa yang salah dengan dirinya jika ada undangan yah tinggal berangkan benar bukan dan dirinya dikata tidak peka. Kenapa perempuan memiliki gengsi yang sangat besar jika menginginkan sesuatu, tinggal bilang saja apa susahnya kenapa harus memakai kode-kode yang tidak di mengerti oleh sebagian besar kaum adam.
Ini mah ngomongin kaum authornya sendiri ... dasar gus Bagus😆😅
Sekarang gus Bagus dan juga Aleta sedang berda di salah satu supermarket entahlah Aleta tiba-tiba saja mengajak gus Bagus ke supermarket. Gus Bagus pun meng iyakan saja permintaan Aleta karena tidak ingin membuat Aleta marah ataupun sedih.
Entah akhir-akhir ini Aleta sangan sensitif kadang senang eh tiba-tiba sedih tau-tau marah membuat gus Bagus harus ekstra sabar menghadapi Aleta.
"Mau beli apa lagi ini sudah banyak banget"ucap gus Bagus sambil melihat trolinya yang sudah penuh.
"Ih pelit cuman mau ambil cemilan aja kok gak boleh"ucap Aleta sambil mengambil beberapa cemilan lagi tanpa menghiraukan gus Bagus yang menghembuskan nafasnya lagi entah sudah berapa kali gus Bagus menghembuskan nafasnya hari ini.
Bukannya apa gus Bagus berucap seperti itu, pasalnya di troli kebnyakkan diisi penuh oleh cemilan-cemilan yang sedari tadi Aleta taroh dari es krim sampai permen ada semuanya hanya beberapa kepeluan Aleta di situ.
"Bukanya pelit sayang itu udah banyak banget cemilanya sayang kalau gak dimakan kan jadinya mubazir"ucapan gus Bagus sukses membuat Aleta menghentikan gerakan Aleta yang akan menghambil minuman lalu berbalik cepat menghadap ke arah gus Bagus dengan tatapan jahilnya.
"What sayang"ucap Aleta sambil mendekati gus Bagus yang salah tingkah karena baru sadar apa yang dirinya kata kan tadi 'duh lepas kontrol kan jadinya'
"Ehem jadinya udah sayang nih kenpa gak cinta aja sih"ucap Aleta sambil merangkul lengan gus Bagus sambil menyandarkan kepalanya di pundak gus Bagus tanpa malu dirinya sedang bersada di mana sekarang.
"A-apa sih udah kita ke kasir buat bayar belanjaan kamu"ucap gus Bagus sambil melenggang cepat ke kasir membuat rangkulan Aleta terlepas.
"Eh kok kamu-kamu an lagi gak sayang-sayangan lagi sih mas"ucap Aeta sedikit keras sambil tersentum lebar yang masih berdiri di tempat semula dengan memandang gus Bagus yang berjalan sambil mendorong troli belanjaanya.
Memang yah Aleta sungguhlah perempuan langka. Bukanya bulsing atau salah tingkah malah balik menggoda gus Bagus...hebat...
***
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAH...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...