Bismillahhirrahmannirrahim.....
Aleta dengan oangkah gontai menuju ruang tamu yang di tunjuk Arumi, sesampainya du kamar Aleta langsung melepaskan jaket yang melekat di tubuhnya dan jilbab yang menutuppi surainya, sekarang hanya menggunakkan tanktop dan rok saja, langsung saja Aleta tidur dengan nyenyaknya tanpa mencuci muka,kaki, ataupun berdoa terlebih dahulu.
Matahari sudah terlihat, Aleta baru saja bangun dari tidurnya, sekarang sedang duduk sambil sedikit memejamkan matanya yang masih lengket, langsung saja Aleta beranjak dari tidurnya dengan langkah gontai dan mata masih terpejam menuju keluar kamar, saat sedang berjalan tiba-tiba Aleta menabrak sesuatu membuat dirinya terjatuh dengan sesuatu yang menimpa dirinya di atas tubuhnya.
Membuka matanya sedikit dan terkejut karena didepannya ada laki-laki yang memandang Aleta tanpa berkedip, dan terlihat juga sangat terkejut, dan lebih terkejut lagi dengan posisi mereka yang err sangat ambigu jika dilihat orang. Saat akan berdiri dan membantu Aleta, dengan masih terpaku ke araha mata Aleta yang melihatnya tanpa berkedip, laki-laki tersebut dan Aleta dikejutkan dengan teriakkan seseorang yang sangat dikenalianya.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN" teriakan bibi Ais membuat Aleta dan gus Bagus segera tersadar dari terkejuttanya dan langsung bangun dari posisi ambigu itu.
Lalu melihat bibi Ais yang tadi berteriak dan orang-orang yang berdatangan yang sekarang meluhat Aleta dan gus Bagus dengan tatapan takpercaya.
Bagaimana tidak, dengan posisi yang super duper ambigu ditambah pakaian yang terbuka dalam kondisi acak-acakkan, bagaimana orang tidak akan berfikir yang tidak-tidak jika melihat Aleta dan gus Bagus.
"Umi ini gak seperti yang umi dan lainya lihat" ucap gus Bagus bermaksud menjelaskan.
"He'em" deheman Aleta sambil menggaruk-garuk rambutnya.
Gus Abaan dan laki-laki yang ada di situ langsung memalingkan wajah melihat pakaian Aleta yang sebegitu pendek.
"Ya ampun Aleta, sini ikut aku" ucap Arumi sambil menyeret Aleta menuju kamar tamu untuk memakaikan pakaian yang enak di pandang.
"Bagus, ikut abi sekarang" ucapan paman Aji sambil melangkah menuju ruang keluarga bersama kakek Omar, gus Abaan dan bibi Ais.
"Cepet pakai pakaian ini, setidaknya menutuppi auratmu, ada-ada aja kamu Aleta" ucap Arumi sambil menyodorkan pakaian yang baru saja diambil dari lemari yang ada didalam kamar tamu.
"Tau ah gelap, baru hari pertama dah ada kejadia yang gak-gak, apes-apes" ucap Aleta sambil memakai baju yang duberikan Arumi dan memakai selendang yang menurut dirinya jilbab, dan dilitkannya ke kepala tanpa pengain jarum.
"Udah sekarang kita ke ruang keluarga, udah ditunggu" ucap Arumi sambil menggandeng tangab Arumi yang berjalan ogah-ogahan.
Arumi dan Aleta melangkah menuju ruang keluarga, terlihat di sana gus Bagus yang masih berusaha menjelaskan kepada orang tua dan kakeknya.
Arumi mendudukkan dirinya di samping gus Abaan dan sebelahnya Aleta yang sudah berpakaian tertutup walau masih menggunakan selendang untuk menutuppi rambutnya, duduk di samping Arumi sambil memainkan bajunya gugup.
"Gak, intinya walaupun niatnya baik, tapi di situ kamu sama nak Aleta tersulut nafsu setan, kalian harus menikah" ucap kakek Omar yang membuat Aleta dan gus Bagus melotot tidak percaya di banding dengan Arumi yang senang walau harus di tutupi.
"Gak mau" ucap Aleta dan gus Bagus bersama membuat Arumi yang sedari tadi menahan tawa melihat tampang keduanya seketika pecah.
"Hahahahahahah, wajah kalian tuh lucu banget hahahahah adu duh perutku kram" tawa Arumi sambil mengelus perutnya yang kram dan di ambil alih oleh gus Abaan yang sekarang mengelus perut Arumi, mengabaikan tatapan jengkel gus Bagus dan Aleta.
"Udah jangan ketawa terus ntar sakit perutmu dek" ucap gus Abaan sambil tetap mengelus perut Arumi dan hanya di balah anggukan Arumi.
" Udah sekarang kalian bersiap, abi mau telfon orang tua Aleta dulu" ucap paman Aji sambil melangkah pergi dari ruang keluarga.
"Loh loh loh, kita belum setuju ya om" ucap Aleta yang sekarang sudah gak bisa jabarin apa yang dirinya rasa.
" Kalian akan menikah setuju gak setuju, lama kelamaan kalian bakal deket kok contoh tuh Arumi sama Abaan" ucap bibi Ais.
"Sudah lebih baik kalian bersiap, pernikahan akan dilaksanakkan besok" ucap Kakek Omar dengan keputussan finalnya sambil meninggalkan ruang keluarga bersama bibi Ais yang akan menghampiri suaminya.
Sekarang hanya tersisa empat pemuda dan pemudi yang masih mudah, terlihat ke empat raut wajah mereka sangat-sangat berbeda.
Gus Bagus tercengang dengan apa yang terjadu dan berusaha menerima, Aleta yang sedang berfikir keras bagaimana cara membatalkan pernikahan ini, sedangkan Arumi yang tampak berbinar cerah di samping gus Abaan yang tersenyum tipis.
"Udah lah terima takdir, berarti kalian jodoh heheheheh" ucap Arumi sambil terkekeh.
"Apaan sih dari tadi bukanya bantuin cari alasan malah diem aja" ucap Aleta sedangkan gus Bagus hanya melotot kesal ke arah dua pasangan suami istri itu.
"Udah ah kita kemar aja yuk, adek pengin tidur capek" ucap Arumi sambil menggandeng gus Abaan yang hanua mengikutti meninggalkan du pasangan muda mudi yang sebentar lagi akan di sahkan dan halal kan dalam agama.
"Ini semu gara-gara kamu yah, andai aja kalau kamu gak bantuin aku" ucap Aleta sambil menunjuk gus Bagus dengan melototkan matanya lalu meninggalkan gus Bagus denganwajah tak percayanya akan menikaih gadis bar-bar bagai macan betina seperti itu.
JANGAN LUPA VOTE AND SHARE....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Fiksi Remaja17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...