Bismillahhirrahmannirrahim....
Makan malam yang terasa hangat sudah selesai beberapa waktu yang lalu, sekarang Aleta sedang berjalan menuju kamarnya setelah mencuci piring. Dengan ringan Aleta melangkah dengan bibir yang tak berhenti bersandung lagu sembari tanganya mengusap perutnya yang sudah besar itu."Aduh nak, dari kemaren bohongin bunda mulu kapan keluarnya." ucap Aleta sembari menatap perutnya yang terlihat pergerakan disana.
"Dah ah mandi dulu, dari siang nih badan belum kena air." gumam Aleta sambil beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaianya.
"Essss, ya ampun nak jangan buat bunda kesakitan yah. Kontraksinya yang beneran jangan tipu-tipu," ringis Aleta sambil mengelus perutnya yang sakit.
Memang beberapa hari yang lalu Aleta sudah merasakan kontraksi tapi saat sudah sampai di rumah sakit, dan saat dokter sudah selesai memeriksa itu ternyata kontraksi palsu. Dan sedari subuh tadi Aleta merasakan sakit yang sama seperti di awal, karena sakitnya tidak terlalu intes Aleta mengira itu kontraksi palsu seperti di awal.
Beranjak Aleta menuju kamar mandi, di dalam kamar mandi Aleta mengatur air dalam keadaan hangan sambil sesekali meringis sakit dengan mengelus perut besarnya itu.
"Au ess, kok sakitnya bertambah sih. Jangan-jangan aku mau lahiran ini." monolos Aleta sambil terduduk di lantai karena rasa sakit di perutnya sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dengan gemetar Aleta menghambil hanphone yang selalu dirinya bawa jika ingin mandi dengan waktu yang cukup lama di kamar mandi, untung saja kebiasaan itu membantunya sekarang.
"Um-umi"
"Ya nak, kamu kenapa?" tanya umi Ais panik.
"Perut Leta sakit umi, Leta di kamar mandi,"
"Astaghfirullah, tenang yah umi kesana sekarang" ucap umi sambil berlari dengan abi Aji.
BRAK
"Ya allah Aleta" ucap umi Ais, dengan segera umi Ais memakaikan jilbab ke Aleta lalu membiarkan suaminya menggendong untuk duduk di kasur.
"Ya allah Aleta nak kamu kuat yah," ucap umi Ais sembari memakaikan jaket ke Aleta, dengan abi Aji yang bergegas memanaskan mobil lalu kembali lagi untuk membanti istrinya menuntun Aleta.
Aleta hanya bisa diam menahan rasa sakitnya, kadang kala saat kontraksinya mereda Aleta akan sedikut bernapas legas tetapi saat kontraksi mulai kembali dirinya akan terpejam menahan sakit dengan mulut yang terus ber istighfar.
Dengan kecepatan penuh abi Aji membawa mobilnya, untung sekarang hari kamis malam jumat membuat malam kelihatan sedikit lenggan tidak bisa di bayangkan oleh mereka jika itu adalah malam minggu.
Beberapa menit mobil yang berisi Aleta, umi Ais dan abi Aji sudah samoai di oelataran rumah sakit. Dengan sigap abi Aji membuka pintu penumpang lalu menggendong Aleta yang sudah lemas diikuti umi Ais di belakangnya, mereka berlari ke dalam rumah sakit yang untung para suster dengan sigap membawa brankar kosong untuk Aleta.
Sekarang umi Ais dan abi Aji sudah duduk di depan ruang bersalin Aleta, kata dokter tadi saat selesai memeriksa Aleta sudah pembukaan enam jadi maaih menunggu hingga pembukaan sepuluh baru bisa melakukan persalinan.
"Abi udah hubungan Bagus?" tanya umi Ais sambil menatap suaminya yang sekarang bertepuk jidatnya.
"Astaghfirullah, abi lupa." ucap abi Aji yang disambit dengan geplakan dilengannya oleh umi Ais.
"Gimana sih bi, cepat hubungin Bagus buat dateng kesini." ucap umi Ais yang dapat anggukan dari abi Aji yang langsung mengambil ha phonenya di saku. Sedangkan umi Ais masuk kedalam ruangan untuk menemani Aleta.
"Halo, assalammualaikum Bagus,"
"Waalaikumsalam abi, ada apa abi malem-malem telfon bagus. Semuanya baik-baik saja kan?"
"Kamu kenapa gus, apa ada masalh kok suaramu lesuh begitu?" tanya abi Aji
"Gak papa kok bi, mungkin kecapaian aja makanya suaranya lemes lesuh gitu." jawab Gus Bagus.
"Oh iya, ada apa abu telfon malam-malam begini," tanya gus Bagus yang membuat abi Aji tersadar akan tujuan dirinya menelfon anaknya itu.
"Aleta sedang kontraksi bagus, cepat kamu ke rumah sakit yang udah kamu pesan untuk lahirannya Aleta."
"Astaghfirullahhaladim, ya Bagus akan langsung kesana sekarang jaga Aleta dulu yah bi. Assalammualaikum,"
"Iya, waalaikumsalam." jawab abi Aji lirih.
'Aku abi mu Bagus, walau tidak setajam insting seorang ibu tapi abi tau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari kami semua. Semoga apa yang kamu sembunyikan itu tidak akan berdampak bagi hubungan kamu dengan istri mu' ucap hati abi Aji dengan memandang pintu yang di dalamnya terdapat istri dan menantunya yang sedang berjuang bertaruh nyawa untuk buah hati yang selama ini di tunggu dengan antusias oleh semua orang dengan dalam.
***
Jeng jeng jeng apa yang akan terjadi selanjutnya yah...
Kemaren kan aku udah bilang mau doubel update, tapi sekarang aku lagi pusing baget nuh di tengah-tengah alis aku ransanya gak karuan...
Maaf juga yah kalau part ini gak sebagus atau gak nyambung ke part sebelumnya.
Aku usahaain bakal sering update, karena sekarang aku lagi ngejar tadarus khataman di malam duapuluh tujuh nanti. Dan pasti tiduru bakal malam dan siangnya aku ngaji lagi gitu, jadi maklumin yah kalau aku jarang uldate...
Duh ada apa nih sama gus Bagus yah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...