Bismillahhirrahmannirrahim...
"Laillahaillallah." komat gus Bagus setelah beberapa menit sampai di rumah sakit dan langsung meng adazani anaknya. Rasa haru dan senang tercampur menjadi satu dengan bukti air mata yang menetes dari netra gus Bagus. Aleta yang sedari tadi duduk menyender dengan vantal di perutnya hanya menatap ayah dan anak nya haru.Tak terasa dari Aleta yang selalu seloroh seenaknya sendiri, sikap dan tingkah bagaikan manusia jadi-jadian apalagi jika sudah berkata. Sekarang sudah menjadi seorang ibu dari bayi laki-laki yang sedang di gendong ayahnya itu.
"Udah ada nama belum buat cucunya omah ini?" tanya umi Ais yang sekarang sudah beralih dengan panggilan omah.
"Udah dong umi, masa sembilan bulan di dalem perut gak kita pikirin nama," ucap Aleta, yang diangguki gus Bagus. Mungkin saja gus Bagus lama kelamaan tinggal dengan Aleta menjadi ikut terbawa seperti tingkah Aleta.
"Namanya siapa? Opah mau kasih nama boleh kan?" tanya abi Aji yang sekarang berganti julukan dengan opah Aji.
"Boleh bi, emang mau kasih nama apa buat cucunya?" tanya gus Bagus sambil duduk di krusi samping brankar Aleta setelah putranya di ambil alih oleh opah-omah nya.
"Muhammad. Abi sama umi ingin anak kalian di berikan nama dengan nama Muhammad. Kalian pasti tau kan, kenapa kita kasih nama Muhammad," ucap umi Ais sedangkan abi Aji sedang sibuk berceloteh ria dengan cucunya itu. Ucapan umi Ais di beri anggukan oleh gus Bagus.
"Kalau kita beri nama anak, cucu, ataupun cicit kita itu diberikanlah nama yang baik. Nama yang paling baik adalah nama Rasulullah salallahualaihiwasalam serta anak cucunya dan para sahabatnya. Esok saat kita di panggil oleh Allah SWT pada saat kita di kumpulkan adalah nama-nama yang mulia seperti Muhammad karena mengikuti nama Nabi Muhammad SAW, Aisyah-Khodijah nama-nama istri Rasulullah dan nama-nama sahabat Rasulullah," jelas gus Bagus yang mengerti wajah kebingungan Aleta yang cukup kentra di lihat.
"Ouhhh gitu, baru tau aku," ucap Aleta sambil menganggukan kepalanya.
"Makanya belajar, jangan di banyakin alesan melulu." ucap gus Bagus yang di tanggapi senyum pepsodent Aleta. Pasalnya jika gus Bagus akan mengajari Aleta untuk mendalami Aleta banyak sekali alsan, bahkan akting tidur yang sampai sekarang belum ketahuan oleh gus Bagus masih Aleta jalankan.
"Muhammad Ali al-mushawa, itu nama anak kita umi-abi," ucap gus Bagus yang di sambut senyum gembira umi Ais dan paman Aji dan kernyitan oleh Aleta.
"Kok Ali sih, Al aja biar kaya di sinetron entar anak kita bisa viral gitu," protes Aleta yang hanya di balas usapan diwajahnya oleh gus Bagus.
***
Dua minggu sudah Aleta melahirkan anak pertamanya, dua minggu adalah hari yang cukup padat oleh para tamu yang berkunjung. Sayang sekali kedua orang tua Aleta sedang berada di Tarim karena nenek Aleta ibunda dari ayah Rizki sedang drop dan sempat masuk rumah sakit.
Tring Tring Tring
Bunyi pesan berturut-turut masuk ke ponsel gus Bagus yang tergeletak di atas naskas, sedangkan sang empunya sedang sholat sunah duhur di pesantren.
"Tumben tuh hp ada pesan masuk, biasanya anteng aja di situ gak geter gak bunyi," ucap Aleta yang sedang duduk di depan Ali anaknya yang sudah bisa membuka, Aleta sedari tadi bertingkah absurad hanya untuk membuat sang anak tertawa.
"Bentar dulu ya Al, bunda ke situ mau ambil hp ayah kamu. Anteng disini jangan pecicilan ntar jatuh." ucap Aleta krpada putranya sambil memberikan guling mini di samping tubuh putranya yang hanya diam sambil melihat bundanya mengoceh.
Aleta bergegas mengambil hanphone milik suaminya lalu kembali duduk di depan anaknya dengan kedua kaki mengkakang lebar dan anaknya berada di tengahnya.
"Bagaimana tawaran saya?"
"Tolong berikan jawaban secepatnya."
"Saya butuh kepastian kamu untuk anak saya,"
"Wedehhh gak beres nih, ada kucing di balik ikan nih!" heboh Aleta tanpa tau putrannya terkejut mendengar suara merdunya yang terlalu mendadak masuk ke pendengaran sucinya.
Oek oek oek
"Eh eh eh, kenapa Al nangis aduhhh entar jangan nangis dulu," ucap Aleta sambil meletakan hanphon suamunya di nakas samping dirinya lalu menggendong anaknya, sedikit kesulitan memang karena dirinya menggunakan jarit yang di bentuk rok untuk bawahanya bahasa orang tuanya tuh tapian.
"Shut shut shut, udah jangan nangis lagi yah sekarang minum yang kenyang terus tidur. Bunda mau siap-siap introgasi ayah kamu." bagaikan perintah yang harus di patuhi, bayi yang baru berumur dua minggu itu terlelap di gendongan sang ibunya. Dengan perlahal Aleta membaringkan putranya di tengah-tengah kasurnya yang sudah di lapisi agar nanti jika mengompol tidak akan merembes ke kasur.
Jangan heran jika Aleta sudah terlihat pro mengurus bayi, karena perjuangan enam bulan les ke umi Ais bagaimana tata cara mengurus bayi yang benar betul melelahkan tetapi memuaskan.
Ceklek
"Assalammualaikum," ucap gus Bagus sambil masuk kedalam kamar.
"Waalaikumsalam, wahh dateng juga akhirnya...duduk mas," jawab dan perintah Aleta yang sudah duduk di kasur dengan kaki disilangkan sembari menepuk tempat di depanya yang kosoh untuk gus Bagus duduk.
***
Penasaran gak sih gimana Aleta mengintrogasi gus Bagus yang noteenya suaminya sendiri?
Yang penasaran Comen yah...
Dan hayalin dulu gimana kalau kalian jadi Aleta dengan sifat seperti Aleta kalian bakal introgasinya seperti apa...Jangan lupa vote dan coment...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...