42

6.3K 355 19
                                    


Bismillahhirrahmannirrahim...

Sekarang di pesantren terlihat sangat sibuk, para santri sedang bergotong royong membersihkan pesantren dan sisanya membantu mendirikan tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang di pesantren terlihat sangat sibuk, para santri sedang bergotong royong membersihkan pesantren dan sisanya membantu mendirikan tenda. Tak beda jauh dari para santriwati yang sedang sibuk di dapur membuat kedupan-kudapan yang menggugah selera. Ada yang berbelanja, memotong, menggoreng dengan saling bercanda.

Banyak yang bertanya-tanya, ada apakah gerangan sampai pesantren yang biasanya tenang sekarang terlihat ramai. Yap, tepat sekali. Acara sukuran 7 bulanan Ning dan Gus mereka akan dilangsungkan esok hari. Semuanya mengerjakan dengan semangat, apa lagi Ustadzah Ais yang sebentar lagi akan menjadi seorang nenek itu sedari pagi datang sudah berjalan kesana-kemari mengontrol semuanya. Ditambah lagi dengan Ustadz Aji yang sebentar lagi akan menjadi kakek itu, begitupun juga kakek Omar yang sebentar lagi akan menggendong cucu ke dua dalam keluarganya itu. Semuanya sangat antusias dalam menyiapakan sukuran untuk esok hari.

Berbeda yang punya acara, Aleta dan gus Bagus sedang berada diluar berjalan-jalan karena Aleta menginginkan sesuatu. Jarang sekali Aleta menginginkan sesuatu dalam masa kehamilanya, dan sebagai suami yang siaga gus Bagus langsung saja mengabulkanya asal itu tudak memberatkan mereka.

"Mana sih Leta, kok dari tadi penjualnya gak ketemu." ucapa gus Bagus yang sedari tadi mencari penjual cilok kesukaan Aleta, yah jangan berpikir terlalu jauh jika Aleta menginginkan sesuatu cilok atau bakso kedua makanan itu yang sering diminta Aleta kepada gus Bagus.

"Cari lagi mas, pokoknya Leta maunya ciloknya mang Gugus titik." ucap Aleta sambil memasukan keripik singkon ke mulutnya. Maklumi saja ibu hamil dengan nafsu makanya yang naik.

"Nah itu tuh mas, cilok mang Gugus nya." ucap Aleta dengan semangat 45 saat melihat gerobak biru milik mang Gugus yang sedang mangkal di warung kopi.

Gus Bagus bergegas keluar dari dan membeli seporsi cilok, meninggalkan Aleta yang sedang melihat suaminya dengan mulut yang tak pernah bethenti bekerja.

"Ini, mas beliin tiga porisi buat orang rumah juga." ucap gus Bagus sambil menyodokan plastik putih yang berisi tiga sterofom yang didalamnya terdapat surga dunianya Aleta.

***

"Sudah siap?" tanya seseorang dari belakang, membuat Aleta menongok kearah belakang. Dilihatnya gus Bagus sudah siap dengan jas hitam dipadu-padakan dengan kemeja putih dan jangan lupa ciru khas gus Bagus, peci dan juga sarung yang melekat di tubuhnya sungguhlah calon idaman para wanita.

Aleta juga menggunakan gamis putih dengan dengan manik mutiara tertempal elegan di setiap bajunya, tak lupa khimar putih yang di ujungnya seperti suwiran kain dengan ujunganya terdapat manik-manik putih. Cantik, memang Aleta sudah gen keluarga yang rata-rata tanpan dan juga cantik.

"Iya ini sudah siap, ayo kedepan." ucap Aleta sambil berjalan menuju pintu, berhenti saat gus Bagus mencekal tanganya.

"Sinih, masa suaminya ditinggal di belakang." ucap gus Bagus sambil menggandeng tangan Aleta, Aleta hanya mengernyit bingung 'kumat apa nih suaminya' walaupun hanya bisa di dalam hati dirunya ucap.

Berjalan beriringan bersama menuju tempat acara, memang mereka setelah kemarin membeli cilok mereka langsung menuju ndalem agar esok tidak ribet saat acara jika mereka berangkat dari rumah.

Sampai di depan ndalem yang di sulap menajadi tempat acara tujuh bulanan, Aleta langsung di rangkul oleh Umi Ais dengan riang mereka saling berpelukan dengan gus Bagus yang hanya diam dengan menatap kedua perempuan yang sangat berarti di kehidupannya sambil tersenyum.

"Yaampun nak, kamu cantik banget sih. Beruntung Bagus dapat kamu." puji Umi Ais yang diangguki Aleta dengan semangat.

"Ya pasti dong umi, Leta kan cantik jadi mas Bagus beruntung punya Leta. Yah kan mas." ucap Aleta dengan semangat kepada umi Ais yang berakhir menatap gus Bagus suaminya untuk meng iyakan ucapanya.

Gus Bagus hanya mengangguk saja, toh dirinya harus bilang apa jika kedua perempuan di depannya ini selalu kompak. Bisa-bisa dirinya dijadikan dendenga ayam, jika dirinya memprotes.

"Yaudah umi mau nyambut tamu dulu, kamu duduk aja jangan kecapaikan. Dan kamu Bagus, tetap di samping istrimu jangan ditinggal sendiri." ucap Umi Ais dengan perintah di akhir kepada gus Bagus.

"Iya umi, Bagus disini aja nemenin Leta." ucap gus Bagus yang langsung diangguki umi Ais. Setelahnya umi Ais pergi untuk menyambut para tamu sedangkan Aleta duduk di kursi khusu untuknya dengan di dampingi oleh gus Bagus yang sesekali mengambilkan minum dan makanan yang Aleta inginkan.  Lihat saja meja mereka, hampir semua makanan sudah tertata rapih di atas meja dan hampir semuanya sudah di coba oleh Aleta. Gus Bagus bahkan selalu menambahkan porsi makan Aleta agar lebih banyak lagi.

"Kakak." panggil Rina yang tiba-tiba sudab berdiri disamping meja Aleta dan gus Bagus.

"Ya adapa apa Rina?" tanya gus Bagus melihat kearah Rina sedangkan Aleta terus melanjutkan makanannya tanpa perdulikan apapun.

"Ini kakak, aku kenalin temen ku yang dulu pernah aku ceritain itu loh. Cantikkan kak, namanya Alya dia juga lulusan kairo loh." ucap Rina sambil menggandeng temanya yang menatap gus Bagus dengan malu-malu.

"Baju bekas aja kalau mau di pakai di tanya dulu masih ada punya kaga, kalau masih di pakai aja ya namanya gak tau malu. Masih punya baju bagus aja maunya cari yang bekas, ckckck manusia jaman sekarang emang gitu yah mas." ucap Aleta sambil meminum es tehnya.

Gus Bagus yang bingung dengan ucapan Aleta hanya menagngguk saja, mengikuti apa kata istri itu lebih baik bukan.

"Mas, tolong ambilin es tehnya lagi yah ini udah habis soalnya." pinta Aleta kepada gus Bagus yang langsung dengan sigap mengambilkanya.

"Iya, kamu disini aja yah gak usah kemana-mana." pesan gus Bagus sambil mengelus kepala Aleta yang di balut khimer itu, setelahnya pergi mengambilkan es teh setelah mendapatkan anggukan Aleta tidak menghiraukan Rina dan Alya yang berdiri di samping meja mereka.

Setelah dirasa suaminya sudah sedikit agak menjauh, Aleta berdiri dari duduknya dan menatap kearah kedua manusia yang sedari tadi diam...

"Kalian...

"Kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yuhhkk Aleta mau ngomong apaan tuh😂 semoga sih gak pedes-pedes amat kaya harga cabe sekarang😂😋

Dann jangan lupa Vote dan Comen...

BACA YAH

Bisa kalian Vote dan Comen cerita ini lebih dari 100? Dari sekian ratus bakan ribuan pembaca? Jika bisa, Vote dan Comen 100+ gak banyak kok buat kasih pendapat and semangat aja...otw aku langsung lanjut kalau gak yah kalian nunggu dua hari setelahnya aku baru update...

Aku lupa ngucapin...selamat puasa di hari pertama ini...

Tadi sahur kalian pakai apa?

Dan maafin yah kalau aku ada salah...mas se tulus-tulusnya...

Seee youuuuu nexttt timeeee dua hari yg akan datang😂

Aleta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang