Bismillahhirrahmannirrahim...
"Tapi kalau Ustadzah Nurul masih ngotot mau jodohin anaknya sama suami saya juga gak papa kok...Leta ihklas, tapi Ustadzah Nurul harus ikhlas juga liat Ustadz Maksum nikah lagi...Leta udah punya calonya kok tinggal cocok gak nya. Kalau cocok bisa di nikahin bareng-bareng sama anak nya tuh," ceoricos Aleta dengan cepat dan dengan nada yang orangnya menengarkan pasti kesal sendiri.
"Kamu, gak mungkin saya suruh suami saya menikah lagi. Saya sama suami saya sudah punya anak, sudah tua juga." ucap Ustadzah Nurul, beberapa saat setelah ruangan itu senyap. Sedikit terkejut dengan perkataan yang di lontarkan Aleta.
"Loh kok gak setuju sih, mas Bagus yang udah punya istri punya anak kalian suruh nikah. Ustadz Maksum yang sama punua istri punya anak kenapa Leta suruh nikah lahi gak di bolehin. Gimana sih, seharusnya kalau kalian berani minta sesuatu ya juga harus berani di minta sesuatu. Gak mau berbagi eh malah suruh perempuan lain buat berbagi, ishhh egois banget aih katanya berpendidikan," nyinyir Aleta sambil menatap ketiga tamunya yang kicep tak bisa membalas ucapanya kembali.
"Sakit ati kan bu di minta suaminya nikah lagi, lah gimana saya yang baru ngelahirin anak pertama liat ada orang yang minta anaknya di nikahin sama suaminya sendiri. Saya bilang kaya gini cuman buat kalian mikir aja gimana perasaan saya dan jangan mengopinikan saya tidak baik karena terlalu lancang berkhotbah di sini. Jangan kira saya tidak tahu soal sopan santun dan tata cara jadi ning, saya akan sopan dan baik sama orang yang juga sopan dan baik sama saya. Kalau kalian kesini cuman minta suami saya gimana saya mau sopan sama kalian, masih untung gak ada aksi akrobatnya karana saya juga memikirkan saya yang seorang Ning di pesantre. Kalau saya ini ibu-ibu biasa entah dah gimana bentuk kalian it-" cerocos Aleta dengan menggebu-gebu berhenti karena suara tangisan anaknya terdengar.
"Eh si Al nangis apa yah?" tanya Aleta sambil menatap gus Bagus, Abi dan juga Uminya.
"Iya itu suara Al, keknya lapar," ucap gus Bagus yang di angguki Aleta.
"Yaudah mas Leta mau ke Al dulu ya," pamit Aleta yang diangguki gus Bagus dan lainya.
"Assalammualaikum," salam Aleta sambil berlalu pergi.
"Waalaikumsalam." jawab yang lainya.
"Maaf yah Ustadzah Nurul atas ucapan putri saya yang sedikit meninggi tadi, tapi benar apa perkataan putri saya. Saya yang seperti ini saja tidak bisa mengikhlaskan sepenuhnya jika suami saya ber poligami meskipun saya mempercayai poligami. Mungkin perempuan yang poligami bisa merelakan dirinya di poligami, tapi apakah hati kecilnya akan ikhlas dengan kenyataan bahwa cinta suaminya akan di bagi dan apakah ikhlas jika harus berbagi," ucap umi Ais dengan pelan dan lembut tapi sampai ke ulu hati, Ustadz Maksum beserta anak dan istrinya hanya diam sambil memikirkan ulang rencana poligami ini.
Gus Bagus yang sedari tadi diam tidak fokus karena mendengar tangisan putranya yang tak kunjung berhenti membuat dirinya memutuskan untuk menghampiri anak dan istrinya.
"Abi, Umi dan Ustadz, Bagus permisi dulu mau liat Al di dalam," ucapa gus Bagus yang di angguki semua orang dan gus Bagus ikut menunduk pamit.
"Assalammualaikum," salam gus Bagus
"Waalaikumsalam." jawab yang lainya.
Gus Bagus bergegas pergi ke kamar, karena sekarang Aleta berada di kamar sedanf berusaha menidurkan putranya. Karena sekarang sudah masuk ke jam tidur si Al membuat Al rewel seperti kebiasaan bayi lainya.
"Aduh kenapa Al nangis hem," ucapp gus Bagus setelah menutup pintu kamarnya lalu menggendong putranya.
"Ngantuk hem, sini tidur sama ayah" ucap gus Bagus sambil menimang Al, sedangkan Aleta sudah menjatuhkan tubuhnya di kasur setelah berusaha keras menghibur putra kalemnya itu untuk tidur.
"Punya anak ko kalem amat yah, senggol dikit nangis gitu kek bapaknya nih pasti," gumam Aleta yang di dengan gus Bagus yang sedang meminang Al yang sudah terlalap tapi tidak dirinya baringman takut terbangun, tunggu sampai Al pulas dahulu.
"Bukanya mamah yah yang disenggol dikit tanduknya langsung muncul," ucap gus Bagus sambil menatap istrinya itu yang sedang memandang dirinya dengan melotot tak terima.
"Gak gitu juga kali, mamah gini karena ayah tuh gak tegaan sama orang. Di kasih bumbu akting sedikit juga langsung luluh si ayah, gimana mamah gak keluar tanduk. Eh tadi gimana tuh akting mamah muda Leta yang macam tersakiti itu, bagus bukan," ucap Aleta dengan senyum lebarnya menatap gus Bagus berbinar. Gus Bagus hanya membalas deheman saja, dirinya tidak ingin memberi punian untuk Aleta. Karena sekali Aleta di beri pujian oleh dirinya maka akan tenggelam ke dasar lautan sana.
"Elah mas, muji dikit napa buat istri sendiri ju-" ucap Aleta berhenti karena mendengar leguhan anaknya yang mengulat taknyaman dengan suara berisik mamahnya itu.
***
Maaf yah kalau updatenya lama, aku lagi sana sini ngelamar kerja biar gak jadi beban keluarga teru. Di rumah terus hampir dua tahun ini lama-lama leseh gitoh...jadi maklumin yah semua...
VOTE MAU AKU TAMATIN CERITANYA ATAU...jengjengjeng buat cerita yang kedua tentang anaknya Aleta sama gus Bagus yang ke dua...ehh entar aja kalau ekstra partnya udah aku publis...yang pasti sifatnya sama" kek Aleta tapi keknya lebih gila dari Aleta😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Fiksi Remaja17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...