44

6.4K 361 21
                                    

Bismillahhirrahmannirrahim...

Hari-hari sudah di lalui Aleta dengan menyandang sebagai istri dari seorang gus di salah satu pesantren yang cukup besar, banyak yang berubah dari kehidupanya entah tingkah dan sifatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari sudah di lalui Aleta dengan menyandang sebagai istri dari seorang gus di salah satu pesantren yang cukup besar, banyak yang berubah dari kehidupanya entah tingkah dan sifatnya.

Sudah satu tahun pernikahan antara Aleta dan gus Bagus, sekarang mereka sudah menunggu anak mereka yang dalam hitungan hari akan menatap indahnya dunia. Setelah acara tujuh bulanan beberapa hari kemudian Rina di jemput oleh kedua orang tuanya untuk pulang, kehidupan Aleta serasa lebih damai saat Rina sudah pergi dari rumahnya itu.

"Itu box bayinya taroh di dalam kamar aja mas, gak mungkinkan kalau habis lahiran baby nya mau di taruh kamar sendiri," ucap Aleta, saat menatap gus Bagus yang sedang mengangkat box bayi dari ayahnya yang baru saja sampai.

"Ouh iya, jadi ini sementara di kamar kita dulu." ucap gus Bagus yang diangguki Aleta. Sedangkat Aleta yang sedari tadi duduk di sofa hanya mengangguk sambil menatap suaminya yang bolak-balik mengambil barang-barang calon anak mereka.

"Beneran Let, kita gak mau beliin baju buat baby?" tanya gus Bagus setelah duduk di samping Aleta, urusan merapihkan barang ananknya biarkan urusan nanti.

"Gak usah mas biar ngirit, lagipula udah di beliin dari umi, abi, ayah sama bunda banyak banget. Belum lagi barang-barang dari ustadz-ustadzah sama yang lainya, udah banyak banget. Dari pada beli baju-baju buat baby, mending buat beli barang yang lain." habis sudah jika jiwa emak-emak sudah keluar, pengiritan yang hakiki sudah mendarah daging di diri Aleta. Gus Bagus hanya bisa menurut, benar juga kata Aleta barang-barang untuk baby sudah sangatlah banyak bahkan tanpa mereka beli.

"Ouh ya, entar umi mau kesini nginep. Katanya sih mau jagain Leta kalau ada apa-apa selagi mas pergi ceramah." ucap Aleta uang diangguki gus Bagus.

"Yaudah sekarang kamu istirahat geh, ingat kata dokter gak bolehin kamu kecapaian." suruh gus Bagus sambil memegang tangan Aleta, mereka pun masuk ke dalam kamar yang cukup berantakan karena barang-barang sang baby yang belum mereka rapihkan.

Setelah Aleta berbaring diranjang dengan di bantu gus Bagus agar Aleta nyaman, dirinya pun mengikuti sang istri tertidur disampingnya. Dengan pelan gus Bagus menggumankan ayat-ayat suci al-qur'an sembari mengelus perut sang istri, terasa tendangan-tendangan kecil dari sana anaknya memang sangatlah aktif seperti Aleta. Beberapa menit kemudian suara nafas teratur terdengar dari Aleta, bacaan ayat-ayat suci pun masih terdengar dari gus Bagus. Sebisa mungkin anaknya sudah mendengar hal-hal baik meskipun masih di dalam kamdungan, menyadari jika sifatnya yang acuh terkadang membuat dirinya merasa bersalah kepada sang istri dan juga anaknya.

"Assalammualaikum anak abah, di dalam sana baik-baik aja yah cepat keluar biar abah bisa gendong kamu nak. Tolong jaga umi yah nak jika abah tidak ada, abah mengandalkan kamu nak." gumam gus Bagus di depan perut Aleta yang terlihat jelas gerakan di sana, mengecup sekilas perut Aleta lalu beralih mengecup kening Aleta pelan lalu membenarkan diri bersiap untuk tidur siang.

Sore harinya Aleta sudah berkutat di dapur bersama umi Ais yang sudah ada disana beberapa menit yang lalu. Gus Bagus yang sedang pergi untuk menghadiri acara disalah satu pesantren sehabis ashar tadi membuat Aleta bersyukur akan kedatangan uminya yang membuat dirinya tidak mati kebosanan.

"Umi, ini cuminya Leta mau goreng tepung ntar dimasak asam manis." ucap Aleta yang diangguki umi Ais.

"Yaudah Leta, itu minyaknya udah panas tinggal masukin aja. Ini umi lagi masak soup buat nanti makan malam abi bakal kesini."  ucap umi Ais sambil berkutat dengan potongan sayurnya.

"Ouh yah, baguslah jadi Leta gak cuman berdua sama umi aja." ucap Aleta riang sambil sesekali membalikan masakanya.

"Iya biar kita ada yang jagain Leta, takut kalau ada apa-apa kita cuman berdua perempuan lagi." ucap umi Ais yang diangguki Aleta. Begitulah mereka ber dua, spesang menantu dan mertua yang akur bagaikan anak dan ibu.

 Begitulah mereka ber dua, spesang menantu dan mertua yang akur bagaikan anak dan ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
Untuk besok siapa yang pensaran hayo?
👇

"Ya allah Aleta nak kamu kuat yah,"

Part besok yah, mumpung lagi encer nih😆 mungkin sebelum atau mau lebaran udah tamat karena mau lanjutin NIKAH KILAT sama publis cerita baru...

Jangan lupa vota dan comen yah...😆

Aleta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang