Bismillahhirrahmannirrohim...
"Mas minta maaf yah, tolong maaf kan mas." pinta Gus Bagus menggenggam dangan Aleta. Aleta hanya diam saja, dirinya sudah bertekad agar Gus Bagus akan terus mengingat kejadian itu dan tak akan mengulangi lagi.
"Mas mohon, jangan mendiamkan mas seperti ini. Ini sudah satu minggu Leta, mas ingin seperti dulu lagi." lirih Gus Bagus, Aleta masih tetap kekuh dengan diam nya. Tapi tidak dengan hatinya, berdesir mendengar perkataan Gus Bagus. 'Apakah benar, dengan ini semua'
"Leta harus bicara apa mas, sudah cukup mas meminta maaf. Bayangin jika kelak anak kita berbuat kesalahan, dan tanpa tahu seluk beluk permasalahanya mas langsung memukulnya. Sakit mas, sakit sekali saat mas tampar Leta. Seakan-akan dada Leta ini di timpa ribuan kilo pasir...sesak. Dan pasti akan lebih sesak lagi, jika Leta sendiri yang melihat suami Leta pukul anak Leta." ucap Aleta yang akhirnya berbicara, kata-kata yang di ucap Aleta bagaikan tikaman benda tajam ke arsh dadanya. Membuat Gus Bagus hanya tertunduk dengan mata memerah. Apakah sebegitu kejamnya kah dirinya di mata istrinya, sampai Aleta membayangkan dirinya akan memukul anak mereka.
Tapi jika di ingat, dirinya saja sudah memukul istrinya tanpa tahu siapa yang salah. Pantas untuk Aleta meragukan dirinya.
"Maaf dan maaf yang hanya bisa mas lakukan, mas menyesal Leta menyesal. Hanya karena mas merasa lelah saat pulang kerja, mas lampiaskan ke kamu. Mas minta maaf, tolong maaf kan mas Leta." lurih Gus Bagus yang terdengar pilu dengan air mata yang menetes di pipinya. Aleta hanya menatap Gus Bagus yang sedang menciumi kedua telapak tanganya smbil menangis. Tanpa sadar setetes air mata ikut keluar, melihat suaminya itu.
Leta sudah maaf kan mas dari kemaren, Leta hanya sedikit memberikan pelajaran untuk mas agar bisa memperbaiki diri. Jika mas bukan suami Leta, mungkin mas sudah habis kena tinju dan tendangan Leta.
"Biarkan Leta sendiri dulu," ucap Aleta setelah tidak tahan melihat perlakuan suaminya itu. Gus Bagus hanya mengangguk mengizinkan, dan hanya bisa menatap punggung kecil yang terlihat rapus itu berjalan ke luar kamar.
"Mas minta maaf Leta." gumam Gus Bagus menatap sendu pintu yang sudah di tutup Leta.
Apa yang harus saya lakukan, aku tidak pernah membujuk perempuan. Saya tidak tahu caranya, saya sudah tidak sanggup di diamkan lebih lama lagi oleh Leta.
***
"Bagaimana?" tanyanya.
"Tenang aja Gus, kita mah udah ahli dalam bidang itu." jawab lawan bicaranya dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Baik, ajarkan saya kalau begitu." ucapnya yakin.
Yah, sekarang lima orang sedang berkumpul di belakang pesantren. Memandangi sungai yang mengalir sambil membicarakan sesuatu yang sangat penting bagi mereka.
Disana terlihat Gus Bagus yang duduk lekaran dengan Aji dkk. Yah saat memikirkan bagaimana dirinya membujuk, sekelebat ingatan bagaimana profesionalnya Aji dkk teman Aleta kepada perempuan. Membuat Gus Bagus dengan tegus berkonsultasi tentang bagaimana cara membujuk perempuan kepada mereka.
Dan hasilnya sekarang mereka sedang mengadakan rapat penting, di mana Aji dkk yang mempresentasikan dan Gus Bagus yang mendengarkan.
"Nah, sekarang Gus Bagus jalankan rencana pertama. Pasalnya Leta sangat tidak mudab di luluhkan. Jadi kita akan bantu Gus Bagus sampai misi selesai." ucap Ersan, setelah mereka merencanakan rencana awal dan beberapa rencana jika rencana awal mereka tidak berhasil.
"Kalian memang harus membantuku." ucap Gus Bagus debgan menganggukan kepalanya, menyetujui apa yang di ucapkan Ersan.
"Nah sekarang saatnya Gus Bagus traktir kita-kita dong." riang Banu disambut dengan tepukkan meriah Aji.
"Kalian tidak ikhlas membantu saya?" tanya Gus Bagus memicing menatap kepada Banu dan Aji.
"Eh, ikhlas kok Gus. Tapi yah..." ucapa Banu terpotong oleh Gus Bagus.
"Tapi apa?" tanya Gus Bagus.
"Tapi masa iya Gus tegas, udah seret kita pagi-pagi gak tanggung jawab buat kasih sarapan gituh." keluh Aji yang di angguki yang lainya. Akhirnya Aji dkk di bawa oleh Gus Bagus ke warteg perempatan, tepat disamping warung bakso langganan Aleta.
"Nah kalian sudah selesai bukan, sekarang bantu saya carikan barang-barang yang kalian maksud untuk membujuk Leta." ucap Gus Bagus yang diangguki Aji dkk yang sudah terlihat sangat kekenyangan. Lalu Aji dkk bergegas pergi mencari barang yang mana banya perempuan suka, setelah di beri beberapa lembar uang merah oleh Gus Bagus.
***
Hola guys, kita bertemu kembali...
Maaf dengan typo yang malas aku benarkan😅Dan ada yang tau, apa rencana Aji dkk untuk mengajari Gus Bagus membujuk perempuan. Dan bahan percobaanya adalah Aleta istrinya sendiri😂 semoga sih cuman untuk Aleta saja.
Dan jangan lupa comenan kalian okay...
Mumpung lagi agak free, jika comenna kalian lebih dari 50 atau lebih dengan vote yang agak seimbang dengan pembaca. Aku gak nanggung-nanggung buat doubel ataupun tripel update dalam sehari dan bahkan bisa lebih, atau aku up sampai tamat biar kalian gak nunggu-nunggu.Tapi ingat, aku up nya satu persatu sampai Vote dan Comen nya seimbang okay. Ayolah sedikit menghargai karya dengan Vote.
Ingan VOTE HARUS SEIMBANG DENGAN PEMBACA dan COMEN HARUS LEBIH BANYAK DARI 50.
KALAU KALIAN GAK NANGGUNG DAN DENGAN SUKARELA VOTE DAN COMEN SEMUA, MAKA AKU GAK NANGGUNG BUAY DOUBEL ATAUPUN TRIPEL UPDATE.😂😂😂😂
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAH GUYS...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...