09.

13.5K 664 12
                                    


Bismillahhirrahmannirrahim....


Bismillahhirrahmannirrahim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Saya setuju saja, karena mungkin sudah takdir Aleta untuk menikah" Rizki yang membuat Aleta langsung melotot tidak percaya, ayahnya setuju dengan begitu saja setelah di jelaskan bidug permasalahanya, anaknya mau di nikahkan loh ini.

"Yah, kaget kenapa masa tenang-tenang aja sih, ini anakmu koh mau di nikahin orang"ucap Aleta dengan heran sambil melihat ayahnya beserta bundanya yang masih kalem-kalem saja.

"Lah mau gimana lagi, harus gitu ayah loncat-loncat sambil teriak-teriak gak jelas"ucap Rizki sambil melihat Aleta dengan tatapan yabg membuat Aleta ingin menggeplak wajah ayahnya.

"Ya gak gitu juga kali, minimak shok gitu kaget, bunda juga dari tadi kalem-kalem aja"ucap Aleta sambil memandang kedua orang tuanya, tanpa tahu bahwa interaksi mereka di lihat oleh gus Bagus dan yang lainya.

"Ahhh kaget"ucap Maria di buat-buat sambil memegang dadanya.

"Ya allah kenapa Aleta dapet orang tua macam mereka, kalau bisa Aleta pengin tukar tambah" ucap Aleta sambil mengadahkan tanganya dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.

Plakk

"Aduhhh" pekik Aleta sambil mengusap lenganya yang terkena tabokan maut bundanya.

"Mau jadi anak durhaka kamu, mau bunda masukkin lagi ke dalem perut"ucap Maria sambil melotot ke arah anaknya.

"Eh gak bun, maap ken anakmu yang banyak salah ini" ucap Aleta sambil mencium tangan dan pipi Maria.

"Hahahahahaha, tingkah Aleta sama persis kaya kalian dulu waktu masih SMA" tawa paman Aji yang melihat sikap Aleta yang memang sama persis seperti orang tuanya, bagaiman dirinya tahu, mereka itu paman Aji, Rizki, dan juga Maria itu teman, tapi hanya Rizki dan Maria yang selalu membuat masalah di sekolah, dan yang mengurus masalahnya sampai tuntas itu kakek Omar, karena  Rizki dan Maria di titipkan ke Kakek Omar karena orang tua keduanya sedang melakukan perjalanan bisnis yang bisa membutuhkan waktu beberapa tahun.

"Apa yang abah katakan pada kalian, berhenti berbuat ulah entar kalau punya anak, tingkahnya sama kaya kalian" ucap Kakek Omar setelah lepas tertawa.

"Ehh tahu-tahu nya jodoh" ucap bibi Ais dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Ya udah abah, jangan bahas tentang masa muda kami, sekarang bahas tentang Aleta dan gus Bagus saja" ucap Rizki mengalihkan pembicaraan.

"Edehh lagi seru nih ayah pinter banget ngalihin pembicaraan"ucap Aleta yang hanya di bals senyum kemenangan Rizki.

Gus Bagus sedari tadi hanya duduk diam, sesekali ikut tertawa dan berbicara jika ada yang mengajaknya berbicara.

" Nah sekarang kita membahas masalah intinya, Bagus bicaralah" ucap paman Aji memerihtahkan gus Bagus untuk berbicara.

"Paman dan juga bibi, maksud dan tujuan kita berkumpul disini, masing-masing sudah mengetahui alasanya, tapi buar Bagus menjelaskanya lebih rinci lagi" ucap gus Bagus sambik memandang Rizki dan Maria yang mulai serius mendengarkan ucapan gus Bagus, yang lainya juga ikut terdiam sambil mendengar gus Bagus menjelaskan.

" Bagus di sini bermaksud ingin menikaih anak paman dan bibi, walaupun karena kejadian kemaren yang memang tidak sengaja terjadi, tapi tetap saja Bagus sudah melihat beberapa bagian tubuh Aleta yang tidak pantas di lihat oleh Bagus, bahkan Bagus sudah memegang Aleta" ucap gus Bagus lagi dengan di balas anggukan mereka semua kecuali Aleta yang diam saja dengan wajah memerah, mengingat betapa malu dan cerobohnya dirinya saat kejadian kemarin pagi.

"Maka dari pada terjadi fitnah dan terjerumu dalam godaan setan,Bagus bermaksud ingin menikaih Aleta, Bagus hanya ingin memunta restu dari paman dan bibi"  lanjut gus Bagus lagi.

Setelah diam beberapa sat ruang keluarga menjadi sedikit tegang karen kesunyian tersebut, gus Bagus merasakan lega di hatinya saat sudah berhasil mengucapkan kata-kata yang memang sudah dirangkai sejak kemarin sore.

"Saya merestui hubungan kalian, semoga kalian bahagia dalam hubungan baru yang akan terjalin" ucap Rizki setelah lama ruangan tersebuat sunyi tanpa satu orang pun bersuara.

"Alhamdulillah makasih atas restunya paman, bibi" ucap gus Bagus sambil menatap Maria dan Rizki bergantian.

"Ahh gak usah panggil paman sama bibi, panggi bunda sama ayah saja, biar sama kaya Aleta" ucap Maria sambil tersenyum ke arah gus Bagus yang langsung di jawab anggukan gus Bagus.

"Nak Aleta setuju gak dengan keputusan ini" tanua bibi Ais yang sedari tadi melihat Aleta yang diam saja, walauoun sempat salut dan terharu atas ucapan gus Bagus yang berani.

"Aleta ikut aja, toh kalau nolak juga bakal di nikahin" ucap Aleta yang memnag benar, walau dirinya menolak tetap saja dinikahkan apa lagi orang tuanya sudah setuju.

"Tuh tahu, makanya jadi anak tuh janagn suka pecicilan sama ceroboh" ucap Maria yanga hanya di balas anggukan malas Aleta.

" Sekarang nentuin hari akada nya, menurut kalain kapan waktu yanag pas" ucap Rizki yang membuat semuanya berfikir.

" Besok saja paman, jika menunggu terlalu lama takut ada fitnah yang tidak-tidak" ucap gus Bagus yang langsung di setujui oleh semua orang, tidak termasuk Aleta yang melotot tidak psrcaya ke arah gus Abaan, ingin protes tapi diurungkan saat meluhat tatapan tajam bundanya yang bagaikan pisau.

"Kalau besok, bagai mana persiappanya, terlalu mendadak" ucap Arumi kepada mereka semua.

"Ahh tenang saja nak, tadi Arumi dan Abaan pergi untuk menyiapkan pernikahan nak Aleta dan Bagus" ucap Kakek Omar yang memang menyuruh Arrumi dan gus Abaan untuk pergi menyiapkan pernikahan untuk besok.

" Dan mengenai surat-surat agar bisa sah di mata negara, kita urus setelah akad besok saja, terpenting kalian menikah terlebih dahulu" ucap paman Aji yang diangguki oleh semuanya termasuk Aleta yang sudah pasrah.

"Bunda dan Ayah, Bagus ingin menayakkan soal mahar kepada Aleta, mahar apa yang diinginkan oleh Aleta besok saat akad" ucap gus Bagus, yang memang sedari tadi tidak melihat Aleta sama sekali.

" Itu ditanya kamu ingin mahar apa" tanya Maria kepada anaknya.

"Terserah gus Bagus nya aja deh, Aleta mau-mau aja" ucap Aleta yang memenag tidak menginginkan mahar yang khusus. Yang lain hanya mengangguk dan dilanjutkan membahas masa-masa kenakalan Rizki, Maria, dan paman Aji, yang membuat Aleta semangat karena mendengar langsung dari kakek Omar dan paman Aji seberapa nakal dan bandelnya ayah dan bundanya dulu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAH GUYS.....😄😄

Aleta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang