Bismillahhirrahmannirrahim...
Sekarang Aleta dan yang lainya sedang berjalan menuju ndalem, untuk meminta izin Kakek Omar selaku empunya pesantren untuk mengizinkan Banu dkk tinggal disana.
Aleta yang sedari tadi berjalan di depan berdampungan dengan gus Bagus sesekali mendelik sebal kearah teman-temanya itu, yang sedari tadi tidak bisa diam dan terus menyalahkan dirinya karena tidak membritahu bahwa para santri wati disini enak untuk dipandang mata.
"Tuh liat yang lagi duduk, wahh gilasih cakep amat" ucap Aji dengan mata binarnya menatap kesana kemari para santri wati yang berlalu lalang yang sesekali menyalimi Aleta dan gus Bagus.
"Leta emang gitu yah sama sohib sendiri, tahu disini banyak yang bisa buat cuci mata ehh malah diem-diem bae"ucap Diki yang langsung disauti oleh Aji.
"He'em tau gini kan dah dari lama gue kesini" ucap Aji dengan mata yang sedari tadi melihat kesana kesini sampai memutar-mutar badanya hanya untuk mencuci matanya itu.
Memang Aji dan Diki aja playboy cap tengiri yang sudah dikenal oleh banyak orang, termasuk saat di sekolah dulu mereka sudah dikenal dengan cap playboy.
Bayangkan saja mereka berteman dari tk sampai sekarang sudah tak terhitung lagi mantanya, rekor tertinggi saat duduk dijenjang sekolah menengah atas yang hampir perempuan sekolahnya menjadi mantan mereka berdua.
Masih ingat saat Aleta bermain kerumah Diki dan ibunya menceritakan tentang ke playboan Diki dan Aji yang sayangnya mereka masih ada hubungan satu darah, yah mereka itu saudara sepupu.
Aleta diceritakan bahwa Aji dan Diki pernah bertengkar dan berakhir jatuh ke got karena aksi dorong mendorong waktu tk hanya karena berebut satu anak perempuan yang terkenal cantik disana, sungguh memalukkan saat ibunya saja sampai malu saat dipanggil kesekolah hanya untuk membahas pertengkaran itu bersama kepala sekolah.
"Diem napa sih kalin berdua, dari tadi ngomong mulu apa gak cape sih?"tanya Aleta sedikit ngegas maklum efek jengah dengan pembahasan Aji dan Diki yang selalu menyalahkannya dan efek sensitive dari ibu hamil.
"Duh Let, gimana aku bisa diem kalau disekitar aku tuh bening-bening semua"ucap Diki sembari menyenggol Aji untuk mengiyakan ucapanya.
"Yoi Let, sayangkan pemandangan indah gak dilihat. Entar mata kita sepet kalau gak ditatap"ucap Aji dengan raut muka serius seakan-akan apa yang diucapjanya adalah hal untuk berkelangsungan hidupnya.
Sontak saja Banu dan Ersan menjitak dan memukul Aji dan juga Diki yang sedari tadi diam menahan tangannya untuk tidak melakukan kekerasan dalam pertemanan.
Gus Bagus hanya diam sembari menggelengkan kepalanya, tidak menyangka teman-teman istrinya itu sifat dan tingkahnya hampir sama persis dengan istrinya. Untung saja sekarang sifat Aleta tidak seagresif dan se lincah dulu sampai tidak tahu bahwa dirinya memebuat malu atau tidak, sangatlah bersyukur gus Bagus karena istrinya itu sudah memvenarkan urat malunya yang dulu putus.
***
Sekarang Aleta sedang duduk lesehan di gazebo samping ndalem dengan cemilan yang berserakan dan juga mata yang tidak berhenti menatap benda persegi panjang itu yang sedang menayangkan flm kesukaanya.
"Gila mau-mau aja dirimu pasrah diselingkuih, kalau aku jadi kamu uhhh dah habis tuh sumiku"ucap Aleta melihat flm tersebut yang lama kelamaan semakin membuat dirinya emosi karena ke o'onan pemainnya, akhirnya mematika benda persegi panjang itu dengan emosi.
"Dasar buat emosi aja, tahu gini kan aku makan aja"gerutu Aleta sambil memakan cemilanya.
"Lah sedari tadi kamu ngapain kalau gak makan sama menggerutu"ucap Gus Bagus yang sedang menanam bunga hias disamping gazebo yang sesekali melihat tingkah aneh istrinya itu.
"Makan kalau nonton itu gak terasa mas, gak mendalami jadi yah gak terasa kalau lagi makan tau-tau habis aja kan gak enak"ucap Aleta semari menatap gus Bagus bagaikan bos besar yang sedang mengawasi anak buahnya yang sedang melakukan pekerjaanya.
"Itu tuh mas, kita bawa kerumah terus ditanam didepan rumah bagus keknya"ucap Aleta menunjuk pohon-pohon hias yang enak dipandang mata.
"Yaudah nanti mas bawa, terus kita tanam bersama"ucap Gus Bagus yang sekarang sedang menyiram tanaman.
"Ehh kok bersama, yah mas aja lah yang tanem. Nanti aku duduk aja sambil liatin kan aku gak boleh kecapean, kasian nih debay kalau ibunya kecapaian yah kan dek"ucap Aleta sambil mengelus perut datarnya itu dengan dramatis.
Gus Bagus hanya menatap tingkah Aleta dengan datar, sudahlah dirinya hanya mengalah saja toh ujung-ujungnya dirinya yang merawat tanamany ini dan Aleta yang menikmatinya. Sudah terbiasa akan sifat istrinya itu yang ingin sesuatu tapi malas melakukannya, lihat saja besok yang menyiram pohon hias ini setiap harinya pasti Gus Bagus. Jika Aleta yang menyiram anggap saja ada jin baik yang merasuki tubuh Aleta.
Ouh jangan tanya dimana Banu dkk, mereka sekarang sedang molor dikamar yang kebetulan mereka satu kamar.
***
Yuhu guyss akhirnya up lagi...jangan lupa yah baca cerita bunbun yang lainya...🤗Dan jangan lupa nabung dari sekarang untuk Secret Husband yang akan di terbitkan untuk kalian peluk-peluk.😆😆
Sekarang panggil author BUNBUN aja yah😆 lucu soalnya...😅😂😂biar enak kalian kalau comen...
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAH...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...